Jokowi Juga Harus Undang Secara Khusus Biden dan Sekutunya Anggota G20








Saat ini Pimpinan G20 dipegang Indonesia dengan tema " Recover Together, Recover Stronger" atau "Pulih Bersama, Bangkit Lebih Kuat,"

Tema ini adalah juga semangat bagi Indonesia yang bisa mengandung arti yang dalam ditengah tengah krisis ekonomi dan politik dunia saat ini.

Jakarta juga telah menetapkan tiga pilar untuk kepresidenan G-20. Pilar tersebut adalah kesehatan global, transisi energi berkelanjutan, dan transformasi digital.

Indonesia telah berdiri ditengah, Jokowi telah berbuat untuk mendamaikan kedua pihak yang bertikai dengan mengundang dan mengunjungi langsung Zelensky Presden Ukraina dan Putin Presiden Rusia.

Baca juga:Jokowi di Kyiv Ukraina, Antara Harapan dan Kegagalan

Dalam Negeri dan juga luar negeri pihak pihak yang condong ke Rusia menyambut baik hal ini.Amerika Serikat dan beberapa sekutunya anggota G20 belum tentu. Indonesia juga harus memastikan Presiden AS Joe Biden untuk hadir.

Amerika Serikat telah mengkonfirmasi kekecewaannya terhadap undangan kepada Rusia meski menyambut baik undangan untuk Ukraina.

“Pemahaman kami, bahwa kami tidak berpikir mereka [Rusia] harus menjadi bagian darinya," kata sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki, mengenai undangan kepada Rusia.


Baca juga:Joko Widodo ke Rusia dan Ukraina Perdamaian?
“.... kita berbicara tentang pemulihan ekonomi global, ada dua faktor penting saat ini: COVID-19 dan perang di Ukraina,” kata Jokowi menguraikan alasan undangannya ke Zelensky Presiden Ukraiuna.


“Indonesia ingin menyatukan G-20,” kata Widodo. "Perdamaian dan stabilitas adalah kunci pemulihan dan pertumbuhan ekonomi global."

Muluskah usaha Jokowi ? Belum sama sekali.

Zelensky mengatakan kehadirannya tergantung situasi apakah Putin hadir atau tidak. Artinya mungkin kalau Putin hadir, Zelensky tidak mau datang.

Kanada dan Australia, telah menyuarakan keprihatinan tentang partisipasi Putin dalam KTT dan mengisyaratkan mereka tidak akan hadir jika Putin ada di sana.

Gedung Putih mencatat bahwa langkah Jakarta untuk mengundang Ukraina sebuah langkah yang bagus, namun pesimis bahwa Moskow akan mengambil jalan keluar diplomatik dari perang menjelang KTT G-20.

"Kami tentu belum tahu rencana Rusia untuk berpartisipasi dalam pembicaraan diplomatik secara konstruktif," kata Psaki jurubicara Gedung Putih.

"Harapan kami tentu saja itu akan berubah, karena jelas pembicaraan dan percakapan diplomatik adalah cara untuk mengakhiri konflik ini, dan Presiden Putin dapat mengakhiri ini besok, atau dapat (mengakhiri) sekarang."

Indonesia berada dalam posisi yang sulit harus memutuskan apakah bersedia menukar kehadiran Putin dengan ketidakhadiran beberapa pemimpin Barat.

"... solusi yang tepat untuk Indonesia adalah, mereka mengundang Zelensky dan kemudian Presiden Rusia Putin memutuskan untuk tidak datang," kata Amerika.

Dilema bagi Indonesia, dimana kunjungan ke Zelensky dan Putin ke G20 di Bali sebenarnya tidak cukup .

Suksesnya G20 Indonesia tergantung kunjungan anggota G20 secara lengkap yaitu Amerika Serikat dan sekutunya anggota G20 juga Rusia.

Tampaknya Biden dalam G20
ingin membahas dampak ekonomi internasional dari invasi Rusia dan kemungkinan rekonstruksi Ukraina tanpa Rusia.

Gagasan yang bertentangan kemungkinan akan menciptakan keretakan di forum ekonomi G20 di Bali.

India, Brasil, Afrika Selatan, Meksiko, Arab Saudi dan lain-lain, telah memusatkan agenda mereka sendiri di sekitar pemulihan pasca-pandemi, yang tidak sejalan dengan fokus Barat untuk mengisolasi Putin dan membantu Ukraina.

Masalah lain adalah pelaksanaan G20 berikutnya. Ini bukan lagi menjadi bahan fokus Indonesia. Namun rasanya tidak salah juga untuk mendengarnya.

Setelah berganti tempat, India akan menjadi Presiden G20 berikutny pada tahun 2023

Rencana India KTT G20 di Jammu dan Kashmir telah membentuk persiapannya. Ini mendapat tantangan besar dari Pakistan.

Pakistan menyerukan agar negara-negara G20 untuk tidak menghadiri KTT di Kashmir nantinya tahun 2023.

"kekejaman yang meluas dan pelanggaran hak asasi manusia yang serius" di Jammu dan Kashmir. Pakistan menujuk pencabutan Pasal 370 dari Jammu dan Kashmir, bahwa daerah tersebut telah berada di bawah pendudukan 'paksa' dan 'ilegal' India sejak 1947.

Pakistan mengatakan bahwa langkah India dirancang untuk mencari legitimasi internasional untuk Jammu dan Kashmir.

G20 adalah organisasi menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari 20 ekonomi utama dunia, yang mencakup 19 negara dan Uni Eropa.

Kelompok G20 tidak memiliki sekretariat atau kantor pusat permanen. Kelompok G20 meliputi Argentina, Australia, Brasil, Kanada, Cina, Uni Eropa, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turki, Inggris, dan Amerika Serikat.

Langkah India sebagai ketua G20 berikutnya tahun 2023 di Kashmir perlu juga mendengar suara Pakistan.

Semoga KTT G20 di Bali berjalan dengan sukses tanpa boikot memboikot.



Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Mengundang Zelensky dan Putin Langsung Belum Cukup, Juga Biden dan Barat Secara Khusus", Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/yudiramid0862/62c3c49a77cadb42ee36eb62/mengundang-zelensky-dan-putin-langsung-belum-cukup-juga-biden-dan-barat?page=all

Kreator: YUDI MASRAMID




Komentar

Postingan populer dari blog ini

13 Cerita Anak-anak yang Menyenangkan Dari Seluruh Dunia

Budaya Jepang dan Amerika

Pembunuh Hewan Langka Untuk Bersenang Senang..Rare Animal Killer For Fun