Postingan

Menampilkan postingan dengan label Berbagi Lelaki Goodnovel

8 Di Apartement

Sebenarnya aku takut. Kini aku takut bertemu lagi dengan Ronald. Aku takut membuat kesalahan dan Dato Raf marah. Aku takut akan resiko. Aku pergi secepat yang aku bisa dari tempat itu dan berharap untuk tidak melakukan pertemuan lagi dengan Ronald. Dapatkah aku melakukannya? Sialnya aku tidak yakin. Tapi kini aku pulang dengan hati hati dan memastikan tidak ada yang mengikuti perjalananku. Sengaja Aku berhenti disuatu tempat, memarkir mobil dan melihat kalau ada penguntit. Ronald bisa saja mengikuti langkahku atau mengejarku, memaksaku atau diam diam mengikutiku dan pada saat yang sama menginginkan pertemuan dirumahku. Bisa muncul di Apartemen yang kurahasiakan. Itu membahayakan diriku karena aku jelas merahasiakannya dari semua orang. Bahkan orang terdekatku. Pertemuan lagi yang pastinya berujung pada kencan. Itulah lelaki yang dia mau. Aku lega setelah meyakini tidak ada yang mengikutiku, jadi semuanya berjalan baik baik saja Jadi aku tak perlu merasa cemas. Setelah mandi

6 Goodnovel:Pria Tampan

Mungkin aku tidak hati hati, saat menyeberang jalan. Ketika aku  mengambil kacamata hitamku tanpa melihat kekiri dan kanan sebuah sepeda motor gede hampir menabrakku. Moge itu berhenti mendadak, bunyi remnya berderit membuat beberapa orang menoleh. Aku mengangkat kepala dengan marah dan juga sangat terkejut. Sepatu hak tinggi membuat keseimbanganku jatuh. Aku tidak dapat menjaga diri. Dan saat berikutnya dengan sigap pengendara motor itu menangkapku. Aku jatuh - ke dalam pelukan pengendara sepeda motor dengan jaket kulit dan kemeja kotak-kotak, dengan kancing rendah di bagian dada. Mataku sampai tak berkedip beberapa kali untuk menjernihkan mata dan pikiranku. Aku menatap wajah pria yang sedikit cemas. Lelaki itu tampan dengan mata yang tajam. Bibir tipisnya terkatup, kelihatannya sangat tenang, meski ia baru saja berbuat sesuatu. Aku lebih memperhatikan lelaki muda itu dengan teliti.  Ia juga menatapku dengan tajam.  Aku mengagumi rahangnya yang kuat dengan leher yang sedikit rendah

4.Goodnovel "Bekerja

Ingin sekali  melihat Datin Betty, namun wanita itu jarang muncul. Juga di acaraku kali ini. Ada begitu banyak orang di acara  peluncuran produk, sehingga aku mungkin tidak memperhatikan pelindungku yaitu Dato Raf hadir,  tetapi dia datang ke sini atau tidak tentunya tidak perlu. Lebih baik tidak, karena aku akan canggung. Dia pimpinan besar yang tidak muncul di acara remeh temeh. Tapi surprise, tiba tiba Dato Raf muncul sendiri. Jangkung, dengan rambut terawat rapi di atas kepala besar, dengan setelan yang pas, dia membuat kesan yang tak terhapuskan, terutama pada mereka yang hadir.  Aku secara saja mencatat momen ketika dia melihatku,  tetapi pandangan yang meluncur ke arahku dengan tenang beralih ke pura puraan tidak saling kenal. Aku tidak lagi melihat ke arah Dato Raf. Aku mengakui pada diriku saat itu dan sendiri bahwa aku tertarik dan kagum. Secara perjanjian, aku harus  tidak tahu apa-apa tentang Dato Raf.  Aku tidak berbicara tentang dirinya sendiri - tentang siapa pun

5 Goodnovel : Malam Pertama

Dato Raf membimbingku di tempat tidur  setelah acara singkat itu terjadi. Aku  lega  dan aku berjanji akan menunaikan kewajibanku melayani sang pelindungku sebagai  istri. Dimalam pertama  aku sangat  gugup.  Kegugupan sebagai pengantin baru dan perawan yang tiba tiba saja ada lelaki yang akan menyentuhku. Lelaki yang bukan muda lagi. Aku masih membayangkan diriku cinderella dijemput pangeran berkuda. Mungkin ini lebih mudah bagiku menghadapi malam ini dengan Dato Raf. Dato Raf menciumku dengan lembut. Seluruh tubuhku gemetar sebelum ia melakukannya. Dato Raf berlaku sabar ingin menaik-an gairahku. Dia lelaki yang tidak tergesa gesa. "Aku ingin mencium bibirmu dan itu amat menyenangkan." katanya.  Aku sangat merasa kikuk ketika bibir Dato Raf yang sedikit kasar  menempel di bibirku. Terasa panas dan menegangkan ketika ujung lidahnya yang menyapu. Dato Raf ingin aku mengulurkan lidahku, diriku terlalu malu untuk melakukan keinginannya. Baru ketika Dato Raf bermain did

3 Goodnovel: Menikah

Aku tiba-tiba merasa lebih baik begini meski seluruh kejadian itu mulai membuatku takut. "Jadi, kita akan bertemu tiga hari lagi, di hotel. Maaf, itu bulan madu kita." Dato Raf menepuk lututnya dan tersenyum. Pada saat itu dia tampak seperti paman yang baik hati. "Jangan takut. Semuanya akan baik dan saya tidak akan terlalu sering mampir - sejauh mungkin dan perlu juga. Saya tidak lagi muda, tapi saya sangat tertarik kepada kamu Anna." "Nama saya Diana." "Aku akan memanggilmu Anna saja," putusnya. Pertama kali ternyata menjadi cobaan berat bagiku. Aku tahu itu menyakitkan, tetapi seberapa parah itu akan menyakitiku. Aku tidak tahu. Aku tidak ingin memikirkannya. Mungkin aku bisa mengatasi dengan  pengalamanku sendiri, dan aku tidak sepantasnya mengeluh. Aku  berusaha untuk tidak memberi alasan ketidakpuasan. Kesepakatan adalah kesepakatan. Dan bukan favoritku untuk menjadi menangis. Karena semuanya sudah terjadi. Dengan pekerjaan, semuan

1 Goodnovel ; ANNA

Namaku Lily Diana Hanasari. Terlalu panjang menurutku. Aku benci nama panjang. Tidak suka juga jika temanku memanggilku Lily. Aku suka dipanggil Anna saja. Pendek dan singkat. Menurutku itu manis. Ibuku memanggilku kadang kadang si Upik. Mungkin itu nama kesayanganku. Sering juga suka menyebutku si burung kutilang. Karena suaraku katanya nyaring seperti burung kutilang. Meracau ke mana mana. Lebih cocok juga jadi penyanyi. Tapi aku tahu, aku tidak berbakat. Aku tidak suka jadi penyanyi. Aku pulang memberi tahu ibu seperti bersenandung. "Aku pula..aang." suaraku bergema dirumah kecil yang cuma punya 2 kamar. Ibuku melihat keluar. '"Eh, si Upik sudah pulang! Terlambat lagi, ke mana saja?" "Pergi bersama si Enny temanku." Jawabku sambil memcomot tempe yang digoreng baru di masak "Atau si Munaf?" "Si Munaf itu kakaknya. Aku pergi bersama adiknya." "Bersama kakaknya tidak apa, anak camat itu ganteng dan sopan. Ibu suka.

2 Good Novels: Kesepakatan

Entah dimana dia tahu tentang aku. Penampilan lelaki itu biasa saja, aku tidak yakin dia bisa membantuku. Namun rasa penasaran membuat aku bertanya lagi. "Bapak siapa? Apakah bapak menawarkan pekerjaan?" Aku langsung saja bertanya. Dia agak gelagapan. "Aku orang kecil," katanya pula. "Hanya seorang sopir. Sopir dari seorang Bos perusahaan besar." Pembicaraannya yang terakhir itu menarik hatiku. "Dia melihat anda, dan dia sangat tertarik kepada anda." "Dimanakah dia melihatku.".Tanyaku tidak yakin. " Aku juga tidak tahu, mungkin nanti anda dapat berbicara dengan dia." "Siapakah dia?" "Bisa disebut konglomerat, atau crazy rich." Entah bagaimana sesuatu terjadi dan aku ingin mengenalnya. Kalau lelaki itu tidak bohong. Aku sedang putus asa. Tanpa sentimentalitas yang tidak perlu, lelaki itu menawarkan diriku untuk menjadi wanita simpanan - secara langsung, tanpa keributan.  Selain itu, lelaki bos itu juga