KETURUNAN MELAYU DAN ORANG ASLI PULAU COCOS

Ceritanya dimulai tahun 1826 Alexander Hare membawa orang orang dari Malaysia dan  Indonesia ke sebuah kepulauan yang cukup jauh .

Setelah itu kepulauan Cocos dikuasai John Clunies-Ross, seorang kapten kapal dan petualang asal Skotlandia.

Keluarga Clunies-Ross menguasai Kepulauan Cocos selama 150 tahun, hingga keturunan kelima John Cecil Clunies-Ross .



Pulau Kokos atau Cocos (Keeling) Island di dekat Australia.

Orang melayu hidup sebagai petani kelapa dan melakukan kerja  lainnya dan tergantung kepada  Clunies Ross. Bekerja dan mendapatkan kebutuhan pokok dari keluarga Clunies Ross 

Mereka menangkap ikan dan burung-burung serta memelihara ayam dan mempertahankan budaya Islam Melayu.

Emigrasi besar-besaran pada tahun 1940an ke Pulau Christmas, dan beberapa lokasi lain di Australia .

Pada tahun 1955, Inggris menyerahkan kedaulatan pulau-pulau tersebut ke Australia.

Tapi tentu saja hal itu tidak berjalan mulus karena pulau itu milik Clunies Ross.

Pemerintah Australia akhirnya membeli sebagian besar kepulauan tersebut secara paksa dari dinasti Clunies Ross pada tahun 1978.

PBB melakukan pemungutan suara untuk negara tersebut .

Dalam sebuah pemungutan suara yang diawasi PBB pada tahun 1984, penghuni kepulauan memilih integrasi dengan Australia dan sedikit yang memilih merdeka. Itu adalah pilihan terbaik .

Lain halnya kalau pengaruh Indonesia atau Malaysia besar ,bisa saja mereka minta bergabung dengan bangsa melayu .

Orang Kokos berusaha mendapat pengakuan dari pemerintah Australia bahwa mereka adalah Orang Asli pulau-pulau tersebut.

Orang Kokos dapat memperkuat tuntutan mereka sebagai “Orang Asli” Australia dengan merujuk pada beberapa fakta. Pulau-pulau tersebut tidak dihuni manusia sebelum kedatangan Orang Kokos dan penguasa mereka dari Eropa. 

Orang Kokos mempertahankan tradisi budaya yang panjang sebagai orang melayu cocos***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Budaya Jepang dan Amerika

13 Cerita Anak-anak yang Menyenangkan Dari Seluruh Dunia

PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI DAN PERANAN MAEDA