Trumph Dipermalukan Twitter dan Ancam Media Sosial
Presiden Amerika Serikat Trumph anggap enteng virus Corona meski kedua negara itu berada dalam keadaan posisi tertinggi dalam kasus COVID 19.
Donald Trump menganggap uji tes virus corona agak berlebihan. Komentar Trump itu disampaikan tak lama usai menjalani pemeriksaan Covid-19 bulan Mei 2020 setelah seorang pengawal pribadi Trump yang merupakan personel Angkatan Laut AS dinyatakan positif terinfeksi corona.
"... saya selalu menganggap bahwa tes (corona) itu agak berlebihan. Karena apa yang terjadi setelah seseorang melakukan tes? Apa yang terjadi di sana?" ujarnya menambahkan seperti dilansir CNBC.
Sejak berita ajudan positif corona, Trump dan Pence telah melakukan pemeriksaan corona berulang lantaran memiliki riwayat kontak. Namun, sejauh ini hasil pemeriksaan Trump dan Pence negatif.
Selain sempat menyepelekan virus corona, Trump memang kerap mengkritik skema tes cepat corona yang dinilainya tidak efektif menekan penularan.
"Kita melakukan pemeriksaan sekali seminggu, sekarang kita melakukan pemeriksaan setiap hari. Bisa saja sesuatu terjadi pada seseorang di antara tes-tes tersebut. Apa yang terjadi di antara waktu Anda melakukan pemeriksaan hari ini dan beberapa hari kemudian?" ujar Trump.
Meski masih tren kasus corona baru masih terus melonjak secara signifikan di AS, pemerintahan Trump tetap berencana melonggarkan kebijakan pembatasan pergerakan dan membuka kembali kegiatan perekonomian.
Trump mengakui bahwa pelonggaran pembatasan pergerakan akan memicu peningkatan angka penularan dan kematian. Meski begitu, ia menganggap AS tidak bisa selamanya menutup diri karena virus corona.
"Kami tidak bisa tetap menutup diri sebagai sebuah negara. Kita tidak akan memiliki apa-apa lagi," kata Trump seperti dilansir Channel NewsAsia .
Berita lain, yang mungkin ada kaitannya Facebook dan Twitter mengatakan Trumph melanggar kebijakan misinformasi virus korona,
Twitter dan Facebook telah menghapus postingan yang dibagikan oleh Presiden Trump karena melanggar aturan mereka terhadap penyebaran informasi yang salah terkait virus corona.
Twitter memblokir sementara akun kampanye pemilihan Trump agar tidak tweet sampai menghapus postingan dengan klip video dari wawancara Fox News dari Rabu pagi, di mana presiden mendesak sekolah untuk dibuka kembali, dengan pernyataan tidak benar bahwa anak-anak "hampir kebal dari penyakit ini."
Facebook juga menghapus postingan berisi video yang sama dari halaman pribadi Trump.
Baik Facebook dan Twitter mengatakan postingan itu melanggar aturan mereka tentang misinformasi COVID-19.
Penelitian telah menunjukkan bahwa meskipun anak - anak cenderung lebih jarang terinfeksi virus corona dan memiliki gejala yang lebih ringan daripada orang dewasa, anak-anak masih dapat tertular dan menyebarkannya. Beberapa menjadi sakit parah dan bahkan meninggal.
Trump terpaksa menghapus kicauan tersebut dan sejak itu ia diizinkan men-tweet lagi.
Penghapusan semacam itu jarang terjadi, karena Facebook sebagian besar lepas tangan untuk posting dari tokoh politik.
Twitter juga membuat peringatan pada tweet Presiden AS Donal Trump tentang surat suara yang masuk.
Twitter menambahkan peringatan itu di bawah tweetnya yang mengklaim bahwa "Surat suara yang masuk adalah penipuan".
Namun ini tidak diterima dengan baik oleh Trump dia balik menuduh bahwa Twitter mencoba "menahan kebebasan berbicara".
Kini dalam serangkaian tweet baru, Presiden AS itu mengecam Twitter dan juga mengancam akan "menutup" media sosial.
Ada laporan bahwa Trump akan segera menandatangani perintah eksekutif yang akan memungkinkan agensi AS untuk memeriksa dan menyelidiki perusahaan media sosial, termasuk Twitter.
Perintah tersebut juga cenderung mengatakan bahwa perusahaan media sosial tidak termasuk dalam kategori media dan karenanya tidak dapat mengambil keputusan editorial tentang konten.
Di satu sisi, Twitter memeriksa fakta dan menegaskan sesuatu dalam tweet adalah keputusan editorial.
Mengecam Twitter, Trump menulis, “Partai Republik merasa bahwa Platform Media Sosial benar-benar membungkam suara-suara konservatif. Kami akan mengatur dengan kuat, atau menutupnya sebelum kami mengizinkan hal ini terjadi.
Kami melihat apa yang mereka coba lakukan, dan gagal, pada 2016. Kami tidak bisa membiarkan versi yang lebih canggih itu terjadi lagi. Sama seperti kita tidak bisa membiarkan Surat Suara Masuk skala besar mengakar di Negara kita.***
Dari berbagai sumber berita mancanegara.
baca juga :
https://www.kaskus.co.id/show_post/5f6930d509b5ca03ed2b52eb
Komentar
Posting Komentar