Natuna 1


Prolog

Di Pulau Ranai, Natuna sebuah batu besar disebut Batu Rusia yang bertuliskan kenangan pelaut yang terdampar di Natuna.

Dalam sebuah penanda yang dibuat, tertulis para pelaut yang terdampar akibat kapal mereka melanggar karang dan tenggelam.

Informasi yang sangat minim, mereka meninggalkan kenangan disebuah batu besar dan dengan pertolongan orang Natuna mereka kembali Rusia.



Sayangnya pejelasan penanda sejarah prasasti itu tidak sepenuhnya benar .

Ada peristiwa besar yang terjadi, para pelaut yang terjebak di pulau tersebut seperti yang diungkapkan pelaku sejarah di Rusia.

Kita juga dapat melihat, bagaimana Jepang meninggalkan kekejaman di Natuna yang ketika itu hanya ada 3 kampung kecil.


Ceritanya dimulai tanggal 01 Desember 1941 ketika sebuah kapal dagang Rusia meninggalkan Vladivostok dalam perjalanan panjang ke Surabaya Indonesia .

Lalu kapal itu menghilang secara misterius tidak diketahui tentang nasibnya dan apa yang terjadi .

Bertahun tahun kemudian, kapal itu dilupakan dan dianggap hilang misterius .

Ternyata kapal uap tersebut ditenggelamkan oleh militer Jepang yang baru saja menghancurkan Pearl Harbour .

Sebagian awak Kapal selamat terdampar di pulau Natuna .

Dua tahun perjalanan panjang untuk pulang ke Rusia dan terdampar di Natuna sebuah pulau terpencil di laut China Selatan.

Tahun 1945, penulis Kucheryavenko Vasily mengungkapkan kapten kapal tentang para pelaut yang tersesat di pulau Natuna.


Ia menuliskan kenangan para pelaut Bakhirev, Plisko, Oleinikov, Radchenko, Kostyuk, Zubov, Chulynin, Zverev, Zinchuk, Andrianov dan Kapten Demidov dan 3 cewek cantik Rusia.

Sebuah kisah "Kapal Yang Menuju ke Selatan "

***

Rusia tidak bermusuhan dengan Jepang dan perjalanan itu semestinya aman saja.

Meski memberi isyarat kapal itu adalah kapal kargo Rusia, pesawat tempur Jepang tanpa ampun menghajar kapal uap t dan tenggelam di laut Natuna setelah dihajar belasan pesawat tempur Jepang.

Sebagian besar awak kapal dagang itu tewas sementara
Awak kapal yang selamat terdampar di Natuna.

Di Natuna, ada Letnan Peter Engers komandan pasukan Belanda  beserta beberapa prajurit kecilnya.

Perwakilan Belanda seorang Amir menjalankan kebijakan Belanda dan Tok Kaya turun temurun sebagai Datuk dan kepala kampung yang diangkat oleh Sultan Riau. 


Tok Kaya dan penduduk di Natuna membantu para pelaut. 

Shock budaya, dan kehidupan yang mereka rasakan disebuah pulau yang pada masa itu masih terpencil. Penuh hutan lebat .

Tapi hanya menunggu waktu, Jepang akhirnya mendarat juga Natuna. Teriakan "banzai!" Tentara Jepang melompat dari kapal dan segera melepaskan tembakan di Natuna. Mereka. 

Menemukan para pelaut Rusia .

"Orang Amerika? Inggris? Belanda? " Matsubara dalam keberingasannya berteriak .

" Rusia ..."

***

Kami, imperial Jepang, tidak berperang dengan Rusia. Kamu tahu itu. Apakah Anda memahami? 

Kapal anda ditenggelamkan oleh Amerika, Inggris atau Belanda kamu harus akui atau kami akan menembak kamu .

Ada tamparan di wajah mereka satu demi satu dan bagi yang lainny

Kapten Matsubara berlari ke sana kemari, menampar wajah orang Rusia dan orang Melayu tawanan mereka. 

Jepang  menghancurkan dan membakar perahu-perahu orang Rusia dan perahu-perahu orang Melayu, membunuh Belanda .

Akankah mereka selamat dan kembali ke Rusia ? Ada peninggalan jejak sejarah para pelaut yang terukir dibatu .

" Batu Rusia .."


Berdasarkan kisah nyata ini dan beberapa awak gadis kapal cantik Rusia  menjadi cerita dalam  Fiksi Sejarah ini.

1.Terdampar


Ketenangan Pulau Natuna siang itu terusik, ketika belasan  pesawat Jepang menembak dan menghantam sebuah kapal ditengah laut Natuna. Sebuah pertempuran? Semua menduganya. 

Orang orang Natuna bersembunyi, tentara Belanda tak ada yang berani keluar. 

Tanpa persenjataan yang memadai, militer  Belanda tidak bisa apa apa. 

Peperangan selalu mengerikan. Pesawat Jepang akan menembak siapa saja yang tampak diluar dan yang mereka anggap musuh .

Tentara Belanda di Tangsi dengan pos kecilnya juga meringkuk bersembunyi .

Baru kemudian semuanya berhenti setelah tidak ada terdengar tembakan dan suara pesawat .

Beberapa orang memberanikan diri keluar dari persembunyian menatap kelaut. Ada kapal yang tenggelam menyisakan asap ditengah laut .

Besoknya pagi di pantai terjadi ketegangan.Tun Awang dipanggil Tok Kaya karena dia yang bisa berbahasa Inggris.

Datuk kaya atau Tok Kaya adalah penghulu dan kepala kampung yang dihormati , seperti bangsawan di Pulau itu. 

Semuanya menatap kepantai .Seluruh penduduk  bersiap siap siaga .

Ada beberapa sekoci dari kapal yang mendarat . Belasan kulit putih diatas sekoci , terluka karena sesuatu telah terjadi pada mereka. 

Semuanya ingin tahu apa yang terjadi . Melihat pakaian , orang itu bukan Tentara atau.prajurit 

Mereka bukan tentara. Tapi mereka tetap waspada dan berjaga jaga belum berani mendekat .

Semuanya menunggu, pertempuran semalam mengandung curiga akan bahaya bagi semua orang. 

Orang Amerika, Inggris atau Belanda.? Belum ada yang tahu. 

***


Belasan orang kulit putih terdampar dipantai pasir putih Ranai, Natuna.

Datuk Kaya menyipitkan matanya.Ia menduga duga saja. 

Sebuah kapal Inggris, Belanda atau Amerika diserang Jepang, karena pesawat Jepang dengan tanda  bulatan merah berputar putar dilaut Natuna kemaren. Inggris dan Belanda menjadi sasaran Jepang. 

Tak ada yang bisa berbahasa Inggris atau belanda di pulau itu, kecuali Tun Awang. Lelaki melayu yang lama di Singapura. 

Tun Awang muncul setelah dipanggil Datuk, tapi mereka lebih banyak menunggu datangnya Letnan Belanda yang menguasai negeri itu.

Semuanya menatap manusia kulitputih yang nampak lelah dan terluka dan beberapa bergeletakan di pantai. 

Seseorang diantaranya dengan lemah mengacungkan tangannya seolah olah minta bantuan.

Berteriak teriak dalam satu bahasa. 

" Bukan Belanda atau Inggris.." kata Tun Awang.

Namun semuanya terjawab dengan teriakan salah satu diantaranya.

" Rusia..Rusia.."

Tun Awang segera menyimpulkan orang orang kulit putih malang itu sebagai orang Rusia. 

"Melayu, tolong kami, saya Demidov.Kapten Kapal Demidov " ia berjalan mendekat tanpa senjata .Terhuyung huyung dengan tubuh lemah.

Lelaki yang menyebut dirinya Demidov mengerti bahasa Inggris .

Komunikasi berjalan cukup lancar tapi semuanya belum berani mengambil keputusan untuk menolong. 

Tak menunggu terlalu lama, komandan pasukan Belanda Letnan Peter Engers muncul bersama pasukan dan beberapa orang anak buahnya .

Militer Belanda itu mendekati para pelaut. Pelaut Rusia yang menyebut namanya Demidov berbicara kepadanya. Permintaan bantuan. 

Permintaannya itu segera ditanggapi militer Belanda Peter Engers ..

“Saya letnan Peter Engers
dan ini adalah tentara saya,”

Dia menunjuk ke pria berkulit putih yaitu 2 orang yang mendampinginya dan dua lagi tentara berkulit sawo matang, tentara yang direkrut dari orang melayu. 

Mereka berseragam dan bersenjatakan karabin yang mengawalnya. 

Datuk Kaya dan Tun Awang juga mengelilingi pendatang baru itu. Penduduk Natuna ingin tahu .

Lalu komandan belanda itu Peters Engers  berbicara dengan jelas .

“Saya adalah komandan pulau Natuna.  Jepang telah menyerang Amerika Serikat dan menembaki pulau-pulau Belanda di Samudra Pasifik? Jepang juga menembaki Natuna, apakah kamu tahu.?"

" Kami tahu, " jawab para pelaut dengan segera .

" Kami adalah pelaut Rusia, kami tidak berperang dengan Jepang..! Tapi kami dtembaki .Kapal dagang kami tenggelam dan hanya kami yang selamat. Sebagian besar tewas..':" jawab Kapten Demidov. 

Letnan Peter Engers masih muda, dan sekeras apapun dia berusaha untuk bicara bahasa Inggris, hasilnya tidak juga bagus meski dapat dimengerti .

Pelaut Rusia itu, ada yang  bisa bahasa Inggris dengan baik, karena mereka adalah pelaut dagang yang handal dan banyak berkomunikasi dalam usaha mereka dengan bahasa Inggris.

" Jelaskan siapa kamu? asalnya, Kebangsaan kamu ..? Meski Kapten Demidov sudah menjelaskan dengan panjang lebar, ia masih perlu menanyakan pertanyaan itu .

Demidov menjawab setelah berpikir dengan dalam .

“Mungkin Belanda akan membantu memberi tahu Uni Soviet tentang  kapal kita dan beberapa orang, tentang berapa banyak yang terluka? "

Dengan bantuan Belanda  kita bisa pulang secepatnya? Atau mereka akan membawa kita ke Singapura, dan dari sana kita akan sampai ke tanah air kita, Rusia "

Letnan Peter Enger menjelaskan,
Jepang telah menyerang Natuna  beberapa kali. Jadi kemarin siang pembom Jepang terbang ke sini beberapa kali , ternyata perang anda.

" Anda salah" kata Demidov pula dengan bahasa Inggris yang fasih. 

" Negara kami tidak.berperang dengan Jepang.." ujar.kapten Demidov.

" Tapi kapal anda diserang Jepang.." kata Letnan Belanda itu dengan sedikit menyeringai .


Beberapa lelaki lain pelaut yang terdampar itu mendekat .

" Ini Budarin .." Demidov menyebut nama temannya yang setelah itu satu itu disampingnya.

Bakhirev menyusul dan kedua lelaki yang datang itu mengeluarkan beberapa bungkus rokok Leningrad yang susah payah berhasil dibawanya dari kekacauan. 

"Krasnaya Zvezda" katanya mendekati Budarin memperkenalkan rokoknya .

Boris juga turun dari sekoci setengah berlari mendekati mereka .

Boris Alexandrovich menunjukan bintang merah di dadanya. 

Budarin menyerahkan rokok kepada Peyer Engers dan orang-orang Natuna yang diterima Datuk Kaya  .

Letnan Peter Engers sambil menunjuk, secara bergantian kepada diri mereka

Mulai dari ke sebuah bintang merah, di dadanya  lalu pada dirinya dan pada para pelaut lain .

"Dewan, Dewan ... Rusia ... Lenin ... Moskow ..." seru mereka 
memperkenalkan diri'.

Senyuman muncul di wajah orang-orang Natuna, dan tatapan mereka menjadi hangat dan bersahabat .

'" Kami perlu makanan dan juga obat dan pakaian kering .." ujar Kapten Demidov

Awang menterjemahkan permintaan orang Rusia itu kepada kepala dusun Datuk Kaya atau Tok Kaya.

Salah satu dari mereka yang disuruh Datuk Kaya dengan cepat pergi dan kembali dengan membawa beberapa kelapa muda dan parang.Para pelaut yang kelaparan itu belum melihat makanan lain.

Mereka menatap buah kelapa itu dengan sedikit minat. 

Mengayunkan parang, memotong kelapa  dan memperlihatkan isinya berupa kelapa muda putih yang enak dimakan .

Satu lagi dikupas dipangkal buah mengeluarkan air kelapa muda memberikan kepada orang Rusia dan menyuruh mereka minum

Budarin meneguk air kelapa muda , lalu menyerahkannya kepada Bakhirev yang tidak langsung mengerti apa yang harus dilakukan.

" Kamu perlu minum! " kata Budarin .

Bakhirev minum seteguk, menawarkan kepada Pyotr Chulynin disampingnya yang juga minum sedikit lalu  menyerahkan pula kelapa muda itu kepada Bakalov.

Air kelapa muda sangat menyegarkan tenggorokan tapi tidak cukup untuk mereka semua para pelaut. 

Kapten Demidov sedang melahap isi kelapa muda yang putih dan cukup enak.

Beberapa orang memberi tanda dengan tangan mereka, bahwa nanti akan di dibawa lebih banyak.

Semuanya akan dapat minuman, kami akan membawakan makanan  untuk semuanya, bahasa mereka.

Mereka membawa makanan  dan memberi setiap pelaut namun tidak ada roti dan pelaut Rusia cuma makan isi kelapa muda dan pisang . 


Peter Engers masih terus mengajukan pertanyaan kepada Kapten Demidov 

" Apa Nama kapal anda..?:
" Perekopa .." jawab Demidov. 

" Mau kemana kapal kamu..."
" Surabaya.." jawab Demidov pula.

" Kami berdagang dengan Belanda.." jelas kapten Demidov pula. Jawaban itu melegakan Peter Engers. 

Budarin ikut mendekat mendampingi kapten Demidov.

" Kapal kargo' Kami tidak ada senjata dan tak ada tentara. Kami berdagang dengan Belanda di Surabaya.Tapi semuanya sudah musnah.." jelas Budarin .

Memperhatikab bungkus rokok yang diberikan pelaut Rusia itu , Peter Engers memeriksanya , lalu berkata .

" Saya akan melakukan segalanya untuk membantu Anda .Semoga semua baik.baik saja.."

Berbalik tiba-tiba, mengatakan Datuk Kaya yang dikenalnya dan memberikan beberapa arahan. 
Datuk kaya mengangguk angguk .

Datuk Kaya berbicara kepada orang orangnya dikejauhan. 

"Rusia, Rusia! "  berbicara bahasa Melayu tentang makanan. 

Datuk Kayo berbicara dengan beberaoa orang, para penduduk Natuna .

Sementara itu , Tun Awang tampak membantu seorang perempuan Rusia yang tidak bisa berjalan.Ia.mendekati sekoci dan melihat para pelaut yang terluka.

Seorang perawat , juga perempuan membantunya. Perawat Rusia itu tidak bisa bahasa Inggris, namun yang terluka itu bisa berbahasa Inggris. 

Gadis Rusia yang tidak bisa berjalan itu memiliki bahasa Inggris yang baik. Ia menjawab pertanyaan Awang, namun tampaknya kakinya terluka cukup berat. 

Para pelaut dibawa berjalan perlahan ke desa terdekat sambil membawa yang terluka. 

Tun Awang membantu mengangkat ketepi pantai dan di tandu sederhana yang talinya dirajut.

Datuk Kaya bergerak membantu. 
Beberapa yang lain, membawa tandu , yang talinya mereka rajut dari tanaman merambat.
































Komentar

Postingan populer dari blog ini

Budaya Jepang dan Amerika

13 Cerita Anak-anak yang Menyenangkan Dari Seluruh Dunia

PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI DAN PERANAN MAEDA