1-6 Menikah Dengan Si Mati

1.Pendahuluan

Masyarakat Tionghoa, masih banyak yang percaya bahwa mereka memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan bagi orang yang telah meninggal.

Untuk itu mereka membakar dan membuat persembahan untuk orang yang sudah meninggal seperti uang, rumah kecil, dan bahkan pelayan yang terbuat dari kertas untuk digunakan orang mati di alam baka.

Jika mereka masih lajang, pernikahan diatur agar lajang yang sudah meninggal dapat dimakamkan di pemakaman keluarga mereka.

Cerita pernikahan hantu adalah cerita tentang ketakutan akan takhayul.

Ada ketakutan, dihantui oleh anggota keluarga yang telah meninggal, karena hantu dapat kembali ke dunia hidup dan membawa bencana dan kematian,"

Beberapa tahun adalah waktu yang lama untuk mencari "pengantin hantu" sambil berduka, tetapi keluarga akan sangat merasa sangat beruntung jika dapat menemukannya dalam waktu singkat.

Kebijakan satu anak di Cina daratan menggugurkan janin perempuan sebelum lahir dan meninggalkan atau tidak menginginkan anak perempuan yang baru lahir.

Ketidak seimbangan pria Cina berjuang untuk menemukan seorang istri, menjadi lebih rumit bagi para bujangan yang telah meninggal di pedesaan Cina. Bagaimana mereka akan hidup dialam arwah keluarga yang ditinggalkan harus mencarikan mereka pasangan dalam perkawinan hantu.

Di luar Cina daratan, kebiasaan pernikahan hantu juga ada bagi warga China perantauan di Prancis, Sudan, dan bagian lain Asia.

Menurut sejarahnya ritual yinhun atau pernikahan antara orang yang masih hidup dengan orang mati telah lama dilakukan.

Pernikahan dengan mayat, secara kasarnya menikah dengan hantu sering terjadi bagi mereka yang mempercayainya.

Tidak seperti kasus-kasus terjadi yang melibatkan penculikan tubuh, keluarga mempelai pria menggunakan mak comblang roh medium untuk melamar keluarga mempelai wanita.

Setelah itu menyusun acara barang-barang kekayaan mempelai wanita dan mahar  meminta persetujuan mendiang untuk penyatuan mereka yang akan datang, dan kemudian melakukan ritual pernikahan.

Patung pengantin pria memiliki segepok uang kertas imitasi yang dimasukkan ke dalam saku atas jasnya. 

Patung pelayan berdiri di setiap sisi pasangan itu. Pengantin baru dikelilingi oleh perlengkapan yang akan mereka gunakan di rumah roh baru mereka, koper-koper pakaian, gulungan kain, perabotan, peralatan listrik modern, dan bahkan mobil besar tipe Amerika—semuanya terbuat dari bambu dan kertas. 

Subuh berikutnya, setelah upacara selesai, semua kertas—termasuk pengantin baru berbentuk seperti diatas dan pelayan mereka—dibawa ke halaman belakang.

Di sana, pasangan itu ditempatkan di mobil mereka, dan semuanya akan dikirim ke dunia lain berikutnya dengan api. 

Dalam kasus di mana mayat mewakili pasangan, tanggal dan waktu yang menguntungkan kemudian dipilih untuk menguburkan pengantin pria dan pengantin barunya. 

Pernikahan ini lebih sederhana dari pernikahan biasa. 

Tidak memiliki langkah-langkah yang biasa seperti 'lamaran resmi' 'memeriksa tanggal lahir yang cocok'  dan 'pengiriman kekayaan pengantin'.

 Pihak pengantin pria menyiapkan semua hal untuk pernikahan dan pemakaman. 

Hanya membawa beberapa pakaian untuk dibakar di pemakaman.

Para keluarga mempelai pria yinhun menyediakan kekayaan untuk mempelai wanita dan persiapan materi seluruh ritual, seperti yang dilakukan oleh mempelai pria yang masih hidup. 

Namun, yinhun tidak memiliki ritual perjodohan yang rumit dari pernikahan yang hidup. 

Sifatnya yang tertutup berarti hanya kerabat langsung dari kedua mempelai yang diundang. 

Ada kecanggungan sosial dari pernikahan dan keberuntungan yang segera diikuti oleh pemakaman yang secara ritual dengan jumlah tamu yang terbatas.

Ritual unik menenangkan Jiwa untuk Hantu yang " Tidak Tenang"

Mengapa ada orang yang menjalani pernikahan hantu? 

Sejak zaman kuno, orang Cina secara luas menerima pemikiran tentang kehidupan setelah kematian di alam baka. 

Dalam pikiran tradisional Tiongkok, baik wilayah duniawi saat ini maupun alam luar memiliki kehidupan yang sama. 

Keyakinan bahwa jiwa memiliki kebutuhan setelah mati, seseorang yang meninggal dalam keadaan belum menikah dapat menimbulkan masalah bagi kerabatnya yang masih hidup. 

Di masa lalu, jika seorang pria meninggal tanpa keturunan, keluarganya dapat mencarikan pengantin hantu, kemudian menjadi ahli waris  untuk memperpanjang garis keturunannya. 

Adat juga meminta bahwa anak-anak lebih tua harus menikah sebelum adik adik mereka. 

Sebuah keluarga akan mengatur pernikahan hantu untuk putra sulungnya yang meninggal sebelum waktunya, sehingga adik-adiknya bisa menikah .

Pernikahan hantu juga bisa terjadi di mana hanya satu pasangan yang meninggal. 

Seorang gadis mungkin sangat mencintai tunangannya sehingga dia akan melanjutkan pernikahan yang direncanakan meskipun dia telah meninggal. Janda segera setelah menikah, dia diharapkan untuk hidup menjadi menjadi janda dirumah suaminya sesudahnya.

Namun jika istri yang meninggal, suami untuk pernikahan pertama ini tidak menghentikannya untuk menikah lagi .

*** 

Agar pernikahan hantu dapat mencapai manfaat, mayat yang tidak bernyawa harus diperlakukan seolah-olah masih hidup  selama seluruh ritual pernikahan. 

Ada juga jika seorang wanita yang belum menikah meninggal, keluarganya dapat menempatkan paket merah dengan uang tunai, uang kertas, seikat rambut, kuku di tempat terbuka dan menunggu seorang pria untuk mengambilnya. 

Pria pertama yang mengambil bungkusan harus ditakdirkan sebagai pengantin pria dan diyakini akan membawa sial jika menolak menikahi pengantin hantu.

Pengantin pria sering diizinkan untuk menikahi wanita yang masih hidup di kemudian hari, tetapi istrinya yang telah meninggal harus dihormati sebagai istri utama.

Mungkin dialam arwah, istri utama yang mendampingi suami menenangkan arwah yang telah meninggal.

***

Dalam kehidupan sehari hari, seperti yang banyak terjadi dan diyakini " Mei Lan" pemeran cerita ini, tidak akan berpengaruh dalam kehidupannya.

Mei Lan berpikir, itu cuma pernikahan pura-pura dan karena ia tidak percaya takhayul akan berjalan dengan tidak masalah.

Siapa sangka, suami yang tidak dikenal nya didunia nyata setelah berada dialam baka menghendaki cinta mereka berlanjut untuk selama lamanya.


Mei Lan dihantui suami "hantu" nya jika ia mencoba mengingkari Pernikahan mereka.

Gangguan dari alam gaib kenapa itu terjadi? Apakah karena adanya ritual lain dari mertuanya agar dia tidak bisa lepas dari perjodohan alam arwah dengan anaknya tersayang?

Sang ibu tetap memaksa dengan segala cara agar pernikahan itu harus tetap digelar karena tak ingin anaknya kesepian di alam baka?

Dalam cerita ini Mei Lan tidak masalah atau tidak diganggu kalau tinggal bersama mertua dari mayat yang telah menikahinya namun akan dihantui jika dia pergi dan tidak mau tinggal dirumah mertua apalagi kalau mencoba berpacaran atau mencoba menikah lagi dengan pria lain.

Suami alam arwah dengan caranya sendiri yang sulit dipahami mendatanginya dengan marah.

Suaminya juga sering datang         di-alam mimpi melakukan hubungan suami istri dengannya.

Bagaimana cara Mei Lan agar dapat melepaskan diri dari perangkap menikah dengan hantu?

Bagaimana keluarganya dan Mei Lan diganggu atau diteror dari alam arwah?

Meilan harus berjuang untuk kembali hidup normal?

Atau mungkin ia tak pernah bisa dan terjebak menjadi istri dari suami "hantu"  untuk selama lamanya.

Ikuti cerita ini, dukung penulis dan simpan dalam rak baca anda agar dapat mengikuti episode ini dan cerita dapat berlanjut. Selamat membaca cerita ini.


2.Undangan 

Keluarga Mei Lan hidup dalam kelimpahan dulunya. Tetapi sekarang dalam sepuluh tahun terakhir mereka jatuh miskin.
Dari waktu ke waktu, ayah  Mei Lan tenggelam dalam kesedihan dan lebih banyak menjadi diam menyesali nasibnya yang tidak beruntung.

Kakeknya atau ayah dari ayahnya datang ke negara ini ingin merubah nasib, tapi ayahnya sebagai anak tidak bisa menjaga waris nya dan menjadi miskin kembali.

Namun pada suatu hari ia menjadi bersemangat dan berbicara dengan Mei Lan 

Ayahnya meminta sesuatu darinya,
" Mei Lan, ada yang melamar kamu, maukah kamu memikirkannya?" kata ayah.

Mei Lan menatap ayahnya ingin tahu, ia sebenarnya tidak mau dijodohkan begitu saja.
"Apakah kamu bersedia menikah hanya dalam waktu 3 tahun dan sesudah itu cerai?"
"Apa maksud ayah?"
Ayah Mei Lan terdiam  bibirnya mengatup.  Pertanda sulit sekali dia membicarakan hal itu dengan anaknya.
"Ceritakan saja ayah, aku mendengarmu," Mei Lan meminta ayahnya menjelaskan.

"Seorang yang cukup kaya, teman ayah dulunya meminta kamu jadi pengantin untuk anaknya," ujar ayah.
"Selama 3 tahun kamu akan menjadi menantu mereka dan tinggal bersama mereka."
"Apakah itu perkawinan kontrak?"
"Mungkin persisnya begitu anakku," jawab ayah Mei Lan.
"Kamu jangan terkejut. Anaknya itu sudah meninggal. Kamu jadi pengantin dari orang yang meninggal."
'A..aku?!!" Mei Lan tidak dapat meneruskan ucapannya.
Perkawinan dengan mayat, perkawinan hantu. Dia juga akan mengikuti simayat dan jadi hantu.
"Itu tidak seperti yang kau pikirkan. Tidak seperti zaman dulu yang kuno, dari pihak besan kamu cuma status. Memiliki menantu 3 tahun dan kemudian kamu meninggalkan mereka dan kalau beruntung sedikit warisan."
Ayahnya berhenti sebentar, lalu melanjutkan.
"Umur kamu sekarang 19 tahun, jadi umur 22 tahun kamu bebas mencari jodoh kamu."
Mei Lan diam dan dalam waktu lama dia berpikir. Mengapa dia  yang dipilih.

 .
"Nama anaknya David Lee, '" ujar ayahnya pula.
 
***
Keluarga Lee  termasuk salah satu yang kaya di kota itu. Praktek mengawinkan orang yang hidup dengan orang yang sudah meninggal bukanlah yang umum lagi dizaman modern ini.
Ini masih saja dilakukan sebagian orang untuk menenangkan roh orang  atau permintaan dari orang yang meninggal.


Pecinta yang meninggal  masih lajang bisa jadi bersatu setelah kematian, atau nantinya akan tenang hidupnya. Mei Lan banyak mendengar tentang ini. Namun, mengawinkan orang hidup dengan orang mati dan akan terjadi pada dirinya tentu saja ia sulit menerimanya.
Peramal meramalkan bahwa dia akan beruntung kalau sudah menikah.
Tetapi mungkin ramalan itu cuma terkaan saja dan dia akan menikah dengan orang yang sudah meninggal.

"Tapi kenapa saya yang dipilih oleh keluarga itu.? "

Mei Lan masih berpikir.

Yang ingin ditahuinya adalah bertanya-tanya , apa yang terjadi sesudahnya?
Namun keinginan dari Mei Lan dan keluarganya untuk lepas dari jeratan kemiskinan lebih kuat.
Kemiskinan di rumah selama bertahun-tahun selalu dialami keluarga  itu.
Usaha yang gagal dan utang yang menumpuk dengan jaminan yang terancam hilang.
"Pernikahan itu akan menjadi lelucon, " pikir Mei  Lan yang masih tidak percaya dengan hal hal tidak rasional.
Sejak kapan pernikahan menjadi lelucon? Pernikahan merupakan hal yang sangat penting bagi seorang wanita, pikiran timbul dari Mei Lan. 

Selama beberapa hari Mei Lan ingin berbicara dengan ayahnya   mengetahui detail percakapan dengan keluarga Lee

Tetapi ayah tampak agak
menghindar menjawab.

Dia tampak agak menyesal, seolah-olah ragu ragu dan menyesali bahkan tidak menyebutkan perjodohan itu.

Ayahnya selalu terlambat pulang dari toko,  merokok lebih banyak.

Mei Lan berpikir kasusnya sudah selesai. Namun, beberapa hari kemudian, keluarga Lee mengirim undangan untuk pergi kerumahnya.

Ternyata keluarga Lee serius dan akan berusaha membujuknya.

 Ayah juga membujuknya. Ayah Mei Lan banyak berutang kepada keluarga Lee.

"Kau lihat saja Mei Lan, kamu dapat  memikirkannya atau menolaknya."

Jadi tidak ada salahnya dia pergi melihat  rumah keluarga Lee. 

"Jika benar-benar harus pergi, tidak perlu malu!" Kata ibu Mei Lan meletakkan gaun terbaiknya.

Dia hanya memiliki dua gaun yang layak, yang pertama dari sutra  tipis dengan sulaman bunga ungu di kerah dan lengan, dan yang kedua - hijau pucat dengan kupu-kupu.

 Dia biasa  mengenakan pakaian sederhana katun longgar, atau setelan blus dan celana.

'"Rambutmu juga harus ditata yang baik." Kata ibu.
"Untuk apa? Ini bukan pernikahan atau perjodohan," bantah Mei Lan.
Tapi ibunya memaksa.
Dia mengepangnya menjadi dua kepang yang rapi, dengan jepit rambut panjang.

Penata rambut  menempelkan sepasang jepit rambut emas dengan kupu-kupu di rambutnya. 

 Setelah itu, penata mengikatkan banyak pernik pernik hiasan dan yang terakhir dengan piringan batu giok yang berat. 

Mei Lan merasakan ketidaknyamanan beban seperti itu.
Pakaiannya masih jauh dari perhiasan yang dikenakan oleh orang kaya. 


Mei Lan akan segera melihat bagaimana Nyonya Lee dan rumah besar keluarga itu di  kota.

Ia juga mendengar bahwa keluarga Lee juga memiliki rumah tidak jauh dari rumah mereka seperti vila dan bungalow.

Rumah besar, dengan banyak pelayan, dan halaman rumput hijau yang luas. 

Rumah keluarga Lee dibangun dengan gaya Cina dan cukup indah.

Mei Lan tiba bersama ibunya  melewati teras yang dipagari pot setelah dijemput mobil keluarga Lee.

Ia tiba dirumah itu melihat porselen besar,  pot pot mahal berjejeran yang dibawa dari Cina.

Menunggu di serambi besar sementara seorang pelayan berjalan ke depan untuk memberi tahu kedatangan mereka.
Hanya Nyonya Lee yang ada dirumah.

Mei Lan menatap lantainya berwarna kotak-kotak dalam warna hitam dan putih, dan tangga kayu jati yang memiliki pagar berukir.
Jam besar berdiri di lantai, sementara yang lebih kecil terletak di meja samping. 

Sementara Mei Lan mengagumi pemandangan, pelayan itu muncul kembali.
Rumah itu, seperti banyak rumah besar Cina, dibangun sebagai kombinasi antara halaman dan koridor penghubung. 

Mei Lan berjalan melewati taman batu yang berbentuk seperti taman mini dengan aula yang dipenuhi dengan perabotan antik.

Mereka mendengar bicara keras wanita bermain sejenis permainan China.

 Ada lima meja di depan mereka, dan wanita-wanita  yang pakaiannya jauh lebih bagus dari Mei Lan.

Rumah dalam kemegahan, tetapi 
perhatian semua mereka tertuju ke meja tengah, di sebelahnya pelayan itu pergi kepada seorang wanita.

Dialah nyonya Lee yang berpenampilan sederhana.

Nyonya Lee melihatnya untuk pertama kalinya.  Rumahnya begitu mewah, sebaliknya Nyonya Lee seorang wanita paruh baya dengan baju berpinggang longgar. 

Dia mengenakan pakaian yang   tidak menampakkan keindahan.
Baju panjang hitam pekat melambangkan kesedihannya. 
Putranya meninggal enam bulan yang lalu, jadi Nyonya Lee akan berkabung setidaknya selama satu tahun. 
Wanita yang duduk di sebelahnya serupa. Dia juga mengenakan warna biru sederhana. 

Banyak orang dirumah itu, semula Mei Lan menduga adalah anggota keluarga.

Namun kemudian ia tahu, itu adalah tetangga dan teman main nyonya Lee.
Mereka para wanita di meja, adalah teman yang menemani bermain Cina Mahjong.

Nyonya Lee  menghentikan bermain di meja itu.

Tempatnya digantikan wanita lain.
"Saya senang kamu datang, memenuhi undangan saya" kata Nyonya Lee dengan suara lembut.

Mei Lan harus berusaha keras untuk mendengarnya di tengah obrolan di sekitarnya orang-orang bermain.

 “Terima kasih, bibi,” jawab Mei Lan menggunakan cara hormat untuk menyapa wanita yang lebih tua.

Mei Lan tidak bisa memutuskan apa yang harus dilakukan, menundukkan kepala atau dia harus membungkuk. 

Nyonya Lee sejenak memamerkan giginya yang agak besar besar sambil tersenyum. 


“Aku dan ibumu memiliki hubungan akrab." Ujar nyonya Lee kepada Mei Lan sambil melirik ibu gadis itu.

Ia beramah tamah dengan ibu Mei Lan.

  “Seharusnya saya mengundangmu untuk berkunjung lebih awal. Ini adalah kelalaian besar di pihak saya, maaf." Nyonya Lee menghaturkan kedua tangannya.


Nyonya Lee  menarik kursi berlapis marmer ke arahnya dan duduk didepan tamunya itu.


"Mei Lan, saya ingin melihat kamu lebih jelas"
Dia menatap Mei Lan dengan gembira dan ramah.
Di sekeliling para wanita mengobrol dan mereka tidak tahu apa mereka membuat taruhan.

Tuan Lee memiliki 2 anak perempuan dan satu anak laki-laki yang masih kecil yang masih hidup.

Dua lagi meninggal saat masih bayi, yang terakhir, David Lee meninggal kurang dari enam bulan yang lalu. 

Mei Lan ingin tahu lebih banyak, dia belum memutuskan  akan menikah dengan anaknya itu .

"Aku harap kamu menerimanya, engkau akan menjadi menantuku membantu dalam bisnis."
Tawaran Nyonya Lee cukup menggoda ditengah tengah kemiskinan keluarganya.

 

 



3.Kerumah Calon Besan

Mei Lan melihat album foto keluarga Lee dan mendiang David Lee. Cukup gagah dengan baju dan stelan mewah.

Mei Lan dan ibunya duduk dikursi tamu.
Suasana berduka masih tampak dirumah itu. Namun, adanya permainan yang mengarah judi menjadi pertanyaan masih ada duka tapi ada kesibukan gembira meski 6 bulan telah berlalu.

Dalam foto , anggota keluarga keturunan dalam menggunakan ikat kepala berwarna putih yang dijahit dengan seperca kain goni, sedangkan anggota keluarga yang termasuk keturunan luar mengenakan ikat kepala putih yang dijahit dengan seperca kain merah.

Pemakaman juga menjadi pemersatu dalam perjalanan hidup sebuah keluarga.

Keluarga-keluarga dari generasi ke generasi melindungi jiwa yang meninggal dari roh jahat.

Pemakaman memastikan jiwa yang meninggal merasa nyaman dan tenteram, serta memberikan peruntungan bagus bagi para keturunannya.

Mei Lan dan ibunya tidak banyak bertanya membiarkan keluarga Lee bercerita apa saja.   Adat leluhur Mei Lan tidak banyak mengerti. Mungkin dia masih muda dan keluarganya juga tidak ketat dengan tradisi leluhur.

"Anakku David Lee meninggal akibat kecelakaan. Mobil yang dikendarainya bertabrakan,"  jelas Nyonya Lee seperti membuka duka enam bulan lalu.
 
Di sebuah ruangan masih ada foto mendiang David Lee. Foto mendiang yang sudah meninggal dunia.

Mei Lan dan ibunya kembali mengucapkan belasungkawa dengan menunjukan wajah sedih.

Setelah beberapa saat,  nyonya rumah selesai melihat foto foto  anaknya yang telah meninggal dunia dan prosesi pemakaman. 

Disebuah tempat, melewati seorang pelayan yang sedang menyiapkan sesajen untuk dibakar nantinya. 

Ada patung-patung kawat mini dan potongan kertas berwarna cerah.

Barang barang yang akan dibakar agar orang mati hidup berlimpah di dunia berikutnya.

Kendaraan untuk ditunggangi, rumah besar, pelayan, makanan, bungkusan uang neraka, gerobak, dan bahkan perabotan kertas.

Pada hari libur Qingming, ketika persembahan  dibakar untuk persembahan orang mati.

Qing ming  atau Cheng Beng  adalah ritual tahunan  untuk bersembahyang dan ziarah kubur sesuai dengan ajaran Khong Hu Cu.


Mei Lan memandang dengan kurang percaya, pada kertas berwarna ceria dan segala apa yang dilihatnya yang nantinya jadi abu. 

Nyonya Lee masih menunjukkan bayangan duka di sekitar matanya dan pipinya yang cekung dalam kesedihan yang mendalam. 

" Bagaimana kabar Keluarga Tjan ? " nyonya Lee bertanya kepada ibunya .
"Apakah suamimu sehat?" 
"Baik dan sehat," jawab ibu Mei Lan tersenyum menjawab basa basi itu.

"Bagaimana kamu?" Tanya nyonya Lee kepada Mei Lan. 

"Saya baik baik saja  bibi," jawab Mei Lan juga tersenyum penuh hormat.

"Apakah dia sudah membuat rencana untukmu?" Tanya lagi nyonya Lee kepada Mei Lan.

Mei Lan menundukkan kepala dan tidak menjawab. ia tidak tahu cara menjawabnya.

“Tapi kamu sudah mencapai usia menikah," berkata lagi nyonya Lee.

"Gadis secantik kamu seharusnya sudah menikah."


"Belum bibi, ayah saya tinggal ... cukup terpencil. "Dan kami tidak punya uang cukup, " Mei Lan merendah.

"Tapi kamu sudah punya pacar bukan?" 'nyonya Lee tidak berhenti hentinya dengan pertanyaan.
Tentu saja Mei Lan sudah punya pacar; dia sangat mencintai pacarnya.
Namun ia diam saja.

Ibunya juga tidak menjawab. Keheningan tiba tiba dipecahkan lagi oleh pertanyaan nyonya Lee.

Nyonya Lee langsung bertanya kepada ibu Mei Lan. 


"Bagaimana dengan lamaran kami? Sudahkah dipikirkan? Saya berharap untuk berbesan."

Mei Lan bergidik memikirkan mendiang David Lee.
"Kami belum  memutuskan, harap nyonya Lim bersabar saja," ibu Mei Lan menjawab dengan rasa pahit dikerongkongan

 

Mei Lan menghela nafas panjang melepaskan sesak didadanya mendengarkan pembicaraan mereka.


“Aku meminta bantuan kalian, hanya perlu beberapa rambut dan pita rambut anak  kamu," berbisik nyonya Lee ketika Mei Lan menjauh. Ia tidak mendengar permintaan nyonya Lee.


Nyonya Lee melangkah dengan tangan gemetar dan menceritakan tentang dirinya,

"Aku tidak akan membuat baju baru untuk diriku  selama berbulan-bulan sampai akhir masa berkabung habis."

Mei Lan menunjukkan senyum simpati bagi kekuarga yang berduka.

Mei Lan dan ibunya pulang dan masing masing dalam pikirannya sendiri.

 Diatas mobil, ibu dan anak tidak banyak bercakap cakap.  Mei Lan entah kenapa merasa ngeri ada dirumah itu. Mungkin itu perasaannya saja, karena dia dilamar untuk menikah dengan mayat.

Jika dia menikah dan menerima tawaran kekuarga Lee keluarga dan dirinya tidak lagi hidup susah. Tiga tahun berikutnya dia sudah menjalani hidupnya.

 “Nyonya Lee adalah putri dari keluarga Kwe. Orang tuanya  juga orang kaya."

" Sejak remaja ibu teman  akrab Nyonya Lee bermain, apakah demikian?" Tanya Mei Lan.

"Mungkin beberapa kali, tapi dia bukan salah satu teman terdekat ibu, ibu tidak akrab dengan dia" jawab ibunya pula.


'"Lalu mengapa dia mengatakan sangat akrab ketika ibu muda? "

 

" Ibu tidak tahu, siapa yang tahu apa yang dipikirkan wanita kaya? " sahut ibunya pula.

Ibu Mei Lan tiba-tiba tersenyum, wajahnya berkerut seperti berpikir. 

 “Mereka masih berduka untuk putra mereka, " kata ibu lagi.

 

Ayah menunggu mereka pulang, duduk dikursi dan merokok. Bau rokok tidak disukai MeiLan. Untungnya Ayah telah menghabiskan rokok terakhir. Ayahnya mematikan rokok menatap kepada ibu dan anak.
"Apa keputusannya?" Tanya ayah. Mei Lan dan ibunya berpandang pandangan.
"Keputusan? Belum ada keputusan apa apa, kami hanya berkunjung," jawab ibunya.
"Sekarang bagaimana? Apa Mei Lan setuju, ini bukan pernikahan yang rumit. Hanya Selama 3 tahun saja."
" Saya rasa tidak ayah', saya tidak mau tinggal disana," ujar Mei Lan pula tanpa mengatakan bahwa ia takut.
" Kamu takut iya?" Ayahnya menduga dan Mei Lan mengakui dirinya takut.
" Iya, saya takut tinggal disana, tiga tahun cukup lama," ujar Mei Lan pula.
"Kalau setelah menikah tradisi itu kamu tinggal disini apa kamu mau?" Tanya ayahnya.
Mei Lan tidak segera menjawab. Ketika terus didesak ayahnya, Mei Lan mengangguk dengan lemah.
" Mungkin mau, jika memang bisa memutus rantai kemiskinan kita."
"Tentu saja, kamu akan masuk kedalam keluarga itu, memegang bisnis keluarga dan ada uang cukup besar untuk kota."
Mei Lan menghela napas lagi, ibunya cuma memperhatikan.

 

4.Menikahi Mayat

Besoknya Tuan Lee bertemu dengan ayahnya membicarakan hal itu lagi.
"Bagaimana kira-kira, apakah anakmu setuju?" Tanya Tuan Lee
Ayah Mei Lan menjawab.
"Tidak bisa, anakku tidak setuju."
"Apa jawab anakmu?" Tanya Tuan Lee ingin tahu.
"Mungkin dia masih muda, dia belum mau meninggalkan keluarganya. Jika perkawinan dengan mendiang dilakukan, dia meminta tinggal di rumah orang tuanya saja."

"Menantu perempuan harus tinggal dengan mertuanya. " Tuan Lee tampaknya tidak bisa juga menerima syarat itu.
"Itu menyalahi tradisi," ujarnya lagi.

Tuan Lee mengerutkan dahi. Dia mulai mengarahkan pembicaraan lain.

"Kalau begitu, kita membicarakan utang yang sudah jatuh tempo," ujar Tuan Lee.
"Aku masih minta waktu," jawab ayah Mei Lan.
"Ini sudah terlalu lama," ujar Tuan Lee pula dengan wajah berkerut.

"Sebenarnya bisa diselesaikan dengan cara mudah," ujarnya lagi.

Ayah Mei Lan tahu, biasanya Tuan Lee dalam perkara utang ini menyerahkan kepada debt colector. Tapi kini dia langsung menangani. Ia seperti memaksa agar keinginannya terlaksana.
"Maaf, jika saya ingin bertanya. Kenapa Tuan Lee hanya menginginkan anak saya? Ini bisa juga dilakukan dengan gadis lain." Ayah Mei Lan dengan hati hati bertanya kepada Tuan Lee.

Tuan Lee menghela napas panjang.
"Ini permintaan anak saya dalam mimpi," ujarnya setengah mengeluh. 
"Apa mimpi bisa dipercayai?" Sedikit  penasaran ayah Mei Lan bertanya lagi.
"Bukan ibunya saja, adiknya juga bermimpi, mimpi itu juga sudah ditanyakan kepada "fengshui" dan mereka membenarkan, anakmu adalah jodoh anakku dialam sana."
Tuan Lee berbicara sambil menghela napas.
"Aku sudah tawarkan kepada kamu, sebuah toko  akan diberikan kepada anakmu jika dia mau selama tiga tahun tanpa cacat,  utang kamu lunas dan uang kompensasi juga."

Ayah Mei Lan hanya menundukkan kepala. Tawaran itu menggiurkan, namun itu semua terserah anaknya Mei Lan. 

Selang dua hari kemudian, utusan Tuan Lee datang lagi untuk mengundang mereka dalam acara Qi Xi 
"Kita diundang lagi, seluruh keluarga. Tidak enak kalau kita menolak undangan mereka," ujar ayah Mei Lan.

Mei Lan sangat takut kerumah Tuan Lee. Sejak kedatangan pertama, dia merasakan "aura" yang aneh dirumah itu.
"Bagaimana kalau mereka tetap memaksakan pernikahan ini?" Tanya Mei Lan. 
"Tidak akan, kita sudah berikan persyaratan dan Tuan Lee tidak mau. Kita akan tetap bertahan" ujar ayahnya sambil mengisap rokok.
Asap mengepul diruangan itu. 

***

Pada hari liburan Qi Xi keluarga tuan Lee akan menyelenggarakan malam musik dengan pertunjukan untuk keluarga dan teman.

Festival Qixi, atau hari ketujuh dari bulan lunar adalah festival yang untuk dua orang kekasih.

Festival QI XI  sejenis Hari Valentine Cina tapi mungkin lebih meriah.
Cerita romantis, lamaran pernikahan, dan pengakuan cinta  dengan kekuatan penuh cinta kasih selama Festival Qixi China.

Ini juga dikenal sebagai Festival Ketujuh Ganda. 
Liburan yang jatuh setiap tahun pada hari ketujuh bulan ketujuh dalam kalender lunar Cina .

 

Pasangan remaja merayakan cinta mereka.
Festival Qixi memperingati cinta pahit Penggembala Sapi Niú Láng dan Gadis bidadari Penenun  Zhī Nü.

Menurut legenda, seorang gembala bertemu dengan seorang bidadari disebuah kolam tempat mandi bidadari.

Tujuh dewi yang tinggal di surga pergi kedunia untuk mandi disebuah kolam 
 Penggembala Sapi  melihat  seorang dewi  penenun .

Itu adalah cinta pada pandangan pertama.
Ia mengambil pakaian bidadari dan tidak bidadari tidak bisa pulang ke kesurga.
Dia terpaksa tinggal di dunia fana, tapi dia juga jatuh cinta dan menikahi Penggembala Sapi yang tampan.

Mereka menikah melahirkan dua orang anak.

Bagi seorang dewi untuk menikahi seorang manusia adalah sebuah kesalahan. 
Ibu suri Dewi Surga mengetahui pelanggaran', marah dan memerintahkan Gadis Penenun untuk kembali ke Surga dan melanjutkan tugas menenunnya

Gadis Penenun tidak punya pilihan selain mematuhi perintah ibu suri Surga dan pergi meninggalkan suami dan anaknya.

Patah hati, sang Penggembala Sapi hancur dan tidak bisa membayangkan hidup tanpa kekasihnya.

Suatu hari, melihat rasa sakitnya, lembu Penggembala Sapi mulai berbicara, mengatakan kepadanya bahwa jika dia membunuhnya dan memakai kulitnya, sebagai alas, dia bisa terbang ke surga dan melihat Gadis Penenun lagi.

Gembala, dalam keputusasaan, mengikuti istrinya di atas kulit banteng ajaib, sementara anak-anak mereka duduk di keranjang yang diikat.

Untuk mencegahnya, Nyonya Surgawi mengambil jepit rambut dan menggambar sungai di antara pasangan agar mereka tidak dapat bertemu.

Namun, burung murai mengasihani penggembala dan bidadari penenun untuk berkumpul bersama.

Mereka membentuk jembatan sehingga mereka bisa lewat untuk bertemu.
Bahkan ibu suri Dewi Surga akhirnya tersentuh, dan dia setuju untuk mengizinkan Penggembala Sapi dan anak-anak mereka tetap di surga, untuk dipertemukan kembali dengan Gadis Penenun hanya setahun sekali, pada hari ketujuh bulan lunar ketujuh.

Sementara banyak variasi cerita rakyat ini diceritakan hari ini, ini adalah versi cerita yang sering disampaikan.

Sebuah kisah cinta kuno yang ditulis di bintang-bintang. Di hati beberapa generasi orang Cina, romansa telah datang untuk mewakili kekuatan cinta sejati dalam mengatasi rintangan besar. 
Sepasang burung murai  melambangkan kesetiaan dan kebahagiaan perkawinan.
Secara tradisional, wanita membuat persembahan kurban kepada Gadis Penenun, berdoa kepadanya untuk  dan memasukkan jarum di bawah sinar bulan untuk menghormatinya.
 Anak-anak menggantung bunga liar di tanduk lembu untuk menghormati lembu yang mengorbankan dirinya untuk menyatukan kembali dua kekasih. 
Pria dan wanita melepaskan lentera mengambang ke sungai untuk memberi penghormatan kepada pasangan. Di beberapa kota, gadis-gadis 
Festival Qixi selalu menjadi hari yang populer bagi pasangan untuk menikah, mengadakan mendapatkan akta nikah pada tanggal ini. 

***

Acara festival Qi Xi, meja-meja ditata dirumah Tuan Lee dan di susun dihalaman.

Acara dijadwalkan siang hari, dilanjutkan dengan makan malam.
Mei Lan dan keluarganya pergi pagi sekali untuk bertemu seluruh kekuarga Lee.

Ia berdandan dengan banyak perhiasan yang layak  pakai.
 Di aula depan rumah keluarga tuan Lee adalah pemilik rumah. 

Tuan Lee menyapa  ayah Mei Lan dan beramah tamah.

Tuan Lee menerima Mei Lan dan ibunya dengan sangat ramah.
Ayah Mei Lan tersenyum sepanjang pesta dan hanya kekuarga terdekat yang hadir.

Sebuah panggung didirikan di halaman utama. Penyanyi opera terkenal akan memberikan penampilan.

Dalam rumah semua keluarga Tuan  Lee berkumpul. Istri, dua anak perempuan dan satu anak lelaki.
Mendiang David Lee adalah anak pertama.
Semua keluarga itu sangat ramah kepada Mei Lan dan ibunya.
Sinta Lee umurnya lebih tua dari Mei Lan, Dewi Lee seumur Mei Lan sementara sikecil masih berusia 12 tahun bernama Anton Lee.

Sinta Lee duduk dekat Mei Lan, begitu juga Dewi Lee. 

Mereka beramah tamah. Sinta lebih dulu berkata. 
"Kami mengharapkan, anda agar kakak kami dapat tenang dialam arwah," ujar Sinta.

Mei Lan mengatupkan kedua tangannya minta maaf.
"Maafkan saya," ujarnya.
"Saya memiliki hidup sendiri dan belum dapat memenuhinya.
Semua keluarga Lee menjadi berduka.

"Tanpa perkawinan ini, semua keluarga terhalang karena tidak bisa melewati kakak yang masih lajang."

Nyonya Lee juga membujuk Mei Lan dengan ibunya.
"Kami berharap lamaran keluarga Lee dapat diterima," kata nyonya Lee pula.

Mei Lan dan ibunya menjadi sungkan.
" Apakah ini sebuah lamaran lagi?" Tanya ibu Mei Lan kepada nyonya Lee.


"Ini adalah hari yang baik," berkata lagi nyonya Lee. 
" Di hari kita merayakan Qi Xi adalah hari cinta.


Tak lama, pendeta muncul dan bergabung dengan mereka.
Ia melihat Mei Lan  dan mengangguk anggukan kepala menandakan persetujuannya.
"Kita belum memutuskan'," ujar ibu Mei Lan 

 


5.Malam Pertama dengan si Mati 

Suasananya menjadi tegang karena perayaan itu ternyata juga meminta persetujuan keluarga Mei Lan.

"Untuk permintaan dari keluarga Mei Lan kami semua setuju." Ujar nyonya Lee.
Tuan Lee juga menegaskan.
"Semoga hubungan ini berjalan baik," kata Tuan Lee.

Mungkin ini menyalahi ketentuan, namun permintaan mendiang di-alam arwah sepatutnya dituruti.


"Maaf, dalam kesempatan ini kita mengundang pendeta untuk bertemu dengan putri anda, agar tidak salah menurut fengshui dan merestui pernikahan ini," ujar Tuan Lee.

Ayah Mei Lan yang hadir dan diminta merestui kedua mempelai pernikahan "yin hun"


"Jadi anda sudah setuju agar mempelai wanita tidak bersama keluarga Lee setelah pernikahan?" Tanya ayah Mei Lan .

"Iya," jawab Tuan Lee pula.

 "Mempelai wanita dapat pulang kerumah kecuali satu hari ini, saya harap anda dan anak anda tidak keberatan "

Tuan Lee berhenti bicara sebentar sebelum melanjutkan.

"Kita sudah mempersiapkannya. Ini hari yang baik sesuai dengan permintaan anda dan putri anda," ujar Tuan Lee.

Mei Lan  tidak bisa menolak lagi, ayahnya juga dan pendeta yang akan mengawinkan mereka.

Tinggal satu hari dirumah mertua, rasanya permintaan yang tidak terlalu berat untuk dipenuhi.

Suasana pesta membuat perasaan hati Mei Lan  tenang. Kemeriahan pesta tentu saja menghilangkan rasa takutnya. 

Diluar acara opera Qi Xi berlangsung meriah diantara para undangan keluarga terdekat.

Siang itu, Mei Lan didandani sebagai pengantin dan mendiang suaminya yang diwakili ayam putih.

Perangkat persalinan dan patung terbuat dari kertas bambu, kawat dan rumah, mobil serta patung kertas dengan uang tunai dan uang mainan

Semuanya itu dimasukan dalam saku jas patung.

Patung  mengenakan pakaian asli milik mendiang, termasuk celana panjang  pengantin wanita patung dirinya sendiri rok putih, gaun merah, dengan gaun luar berenda.

Benda buatan itu segera dibakar. Reka mobil, rumah, perhiasan, peralatan rumah tangga dan sebagainya berbagai macam untuk digunakan dialam arwah.


Mei Lan  juga diserahkan kunci sebuah toko dalam bentuk simbolis. Itu adalah seserahan keluarga mempelai.

Pernikahan singkat itu berlangsung hanya dihadiri beberapa orang saja.

Selesai, semua barang barang imitasi, patung termasuk juga sejumput rambut dan pita Mei Lan juga ikut dibakar. 

Segalanya seperti berputar dengan cepat Mei Lan  dapat mengingatnya. Ia antara bingung dan gembira bercampur aduk.

Mei Lan untuk satu hari itu berada dirumah mertua dan hari berikutnya bisa pulang kerumahnya. 

Ahli fengshui atau yang juga pendeta, menyatakan agar selama 3 tahun Mei Lan punya kamar sendiri dan tidur dikamar sebaiknya tidak boleh ada yang menemani dirumahnya.

Semuanya selesai sudah. Mei Lan  tinggal dikamar pengantin sendirian seperti menunggu mempelai. Kamar pengantin yang indah dan harum oleh bunga.

Tentu saja mempelai itu tidak ada, karena sudah mati. 
Jadi Mei Lan  menyamankan dirinya sendirian  tidur dikamar pengantin.

Ia belum membuka baju pengantinnya karena ia akan merebahkan diri sebentar saja.

Diluar dugaan, ia tertidur dengan cepat dalam kelelahan dengan masih berbaju pengantin  

Mei Lan terbangun ketika seseorang sudah ada dikamar itu. Mungkinkah ia bermimpi? Karena ia telah mengunci pintu kamar dengan baik dan dia tidak pernah membukanya.

Tapi tiba-tiba ada orang dikamarnya. Orang itu ketika diperhatikannya dengan teliti adalah David Lee suami matinya.

Anehnya ia tidak merasa takut sama sekali dan merasa itu sudah sewajarnya. 

Hatinya berdebar debar melihat David Lee  memakai jas dan pakaian mewah.

Dadanya yang bidang, wajah yang berseri serta senyum terukir menyejukan hatinya. 

'"Akhirnya kamu menjadi istriku," ujar suaminya memegang tangan Mei Lan.

Ia merasa segala galanya menjadi nyata dan David  bukan orang yang  mati.

"Kamu cantik sekali," ujar David mengecup keningnya. 

Hanya sebuah kecupan ringan dikening membuatnya bergairah.

Ia menantikan ciuman David lebih lanjut yang turun kebibirnya dan berhenti disitu.

Ia membalas ciuman itu dengan bermain dilidah David yang memasuki bibirnya. Mereka berciuman dengan cukup lama dengan tangan David memeluk kuat sampai ia berkeringat.

David melepaskan bibirnya, beralih kegaun pengantinnya.

David dengan hati hati membuka gaun pengantin itu membuat dia cuma pakai bra dan celana dalam saja.

Pakaian dalam, gaun dan segala pernik pernik baju pengantin  terletak diranjang dan sebagian lagi pada lengan kursi. 

Mei Lan  memejamkan mata merasakan kenikmatan yang kuat, ketika David menelusuri tubuhnya yang hampir tanpa pakaian.

"Tubuhmu indah sekali," ia mendengar David memuji dan merasakan tangan lelaki itu melepaskan bra nya. 

Seperti yang diinginkannya David  bermain di bukit kembarnya yang sudah makin keras.

David hanya bermain disitu, permainan David membuat tubuhnya berpeluh yang diserap dinginnya aircon.

Panas tubuh lelaki itu, sangat membakarnya.
Merasakan benda padat milik David juga mengeras bermain dicelah celah pahanya dengan celana dalam yang belum terbuka.

Entah kapan saja, tubuh David tidak lagi memakai sehelai benangpun.

"Biarkan aku mencium tubuhmu, ini indah David bergumam.

Himpitan tubuh David dan gerakannya yang ganas membuat ranjang itu bergoyang.

David tidak juga melepaskan kain yang terakhir, ditubuhnya. 
Jadi Mei Lan sendiri yang membukanya dan merenggangkan kedua kakinya agar David dapat menembusnya.

Tapi David hanya menggesek gesekan bagian vitalnya diluar saja.
Ia merasa bagian itu sudah sangat basah.

Jadi tangannya membukakan kakinya lagi lebih lebar dan mengarahkah David  agar membuat gol disitu

 Pada akhirnya dia sendiri yang membuat gerakan dengan tangan sampai bagian yang diinginkannya masuk kedalam.

Tubuhnya melengkung dalam desah dan rintihan yang dalam.
Ia merasa sakit, sekaligus nyaman dan tertidur dalam keletihan.

Ia merasakan pelukan nakal David  yang kuat jatuh ditubuhnya ketika mereka berdua tanpa memakai busana sama sekali.

Ia tertidur dengan sebuah senyuman.

Paginya Mei Lan  terbangun. Tidak ada siapa siapa disitu. Tidak ada Davie. Pintu masih terkunci.

 

Mei Lan segera tahu bahwa itu cuma mimpi sangat erotis.

Ia melihat tubuhnya tanpa busana dan gaun pengantinnya ada didekatnya

Ranjangnya kusut, seperti bekas pertempuran semalam. Dengan David atau mungkin dia sendiri yang berbuat.

Segala galanya terasa aneh. Apakah dia bercinta dengan hantu?
Mei Lan merasa takut sekaligus ngeri.

Itu cuma mimpi, tapi begitu nyata.
Mei Lan  bangkit dan melihat sekujur tubuhnya.

Melihat sisa sisa gairah semalam dalam keringat pada tubuhnya.

Mei Lan bangkit dan membersihkan diri dengan shower dikamar mandi.
Perasaannya menjadi nyaman.

Diluar kesibukan sudah mulai, para pelayan bekerja membersihkan rumah dan memasak.

Siang itu setelah makan, Mei Lan  dan ibunya pulang diantar pakai mobil bagus.

Besok dan hari berikutnya, dia juga bisa membeli mobil.

Kehidupan keluarganya akan lebih baik dan ia akan segera  melihat minimarket yang  akan dikelolanya.

Pelayan dirumahnya juga akan mendapat gaji lagi. Utang ayahnya sudah lunas.

Tapi apa yang terjadi nanti. Mei Lan berharap semuanya baik-baik saja. 
"Bagaimana tidurmu semalam?" Tanya ibunya. Tentu saja ia tidak bercerita tentang mimpi erotisnya.
"Tidur saya nyenyak ibu," sahut Mei Lan.
"Kalau kamu tinggal disini, semuanya tersedia. Saudara mendiang juga baik."
 Sinta dan Dewi adik David berterima kasih kepada Mei Lan.
Mereka dapat melepaskan halangan, karena kakak mereka David sudah dinikahkan dialam dunia dan akan tenang di alam arwah.

Jadi mereka tidak melangkah kakaknya yang sebelumnya lajang.

6. Si Mati


 Setelah semalam 

Mei Lan dan keluarga pulang diantar mobil bagus kerumahnya. 
Sekarang kehidupan mereka akan berubah. Ada uang untuk memperbaiki rumah dan Mei Lan juga akan melola toko yang cukup besarnya. 
Tapi hari itu dia tidur sendiri   sebuah kamar pengantin. Kamar bagus untuk Mei Lan yang telah disiapkan.
Ia tidur dengan lelap. Kali ini ia bermimpi lagi.  Seolah-olah nyata
Mei Lan  memasuki halaman sangat indah dengan kolam teratai, dan banyak bunga-bunga dihalamannya.
Dia melihat melihat seorang lelaki berwajah murung  mengenakan setelan yang rapi.
Ketika dia menatap dengan teliti serta  penuh perhatian, dia menyadari lelaki itu adalah mendiang David  Lee suami matinya 
" Mei Lan" 
lelaki itu menyapa. David meski sudah berusia lebih 30 tahun tapi sangat ganteng.
"Betapa aku ingin selalu bertemu denganmu," kata David.
David menatapnya dengan mata berbinar.
Mei Lan segera terpesona dan tidak takut untuk menyapa.
Ia tahu bahwa pemuda itu sudah mati, pertanyaan pertama yang dilontarkannyan adalah pertanyaan yang mengganggu hatinya.
"Bagaimana kakak meninggal?" Tanyanya.
 "Sayangku," katanya, "aku tahu kau terkejut, tapi jangan membahasnya sekarang. 
David berhenti sebentar, lalu melanjutkan bicaranya.
 "Aku tahu kamu orang yang lembut," katanya.
"Nanti kamu akan melihat, bagaimana cara saya mati," ujar lelaki itu. 
Jawabannya membuat Mei Lan sangat takut. Apa maksudnya? Apakah dia akan melihat David meninggal dengan berdarah darah?
"Tentu saja, dialam arwah semua bisa menjadi kenyataan."
Bukan itu yang ingin dilihatnya.
Dia tidak mau melihat orang mati  kecelakaan dan berdarah darah.
Itu bukan hal yang ingin dilihatnya.
"Aku tidak mau melihatnya'," jawab Mei Lan.  Tapi wajah di mimpi itu cuma tertawa saja.
Tampaknya ia tidak peduli. Mei Lan merasa sangat ngeri.
Dia memaksakan diri untuk bangun dengan semua tekad yang tersedia. Tapi dia tidak bisa bangun dari tidurnya.
Dia cuma bisa lari sejauh jauhnya. Tapi seolah-olah dia sedang berjalan melalui rawa bakau.

Langit sedikit demi sedikit warnanya memudar, dan akhirnya dengan berlari terengah-engah, semuanya gelap ketika dia terjatuh.
Ketika dia membuka matanya, hari sudah gelap. Mei Lan melihat cahaya bulan di atasnya  menerangi bumi. 
Ia melihat banyak orang mati dengan muka pucat dan tangan terulur mendatanginya.
Seperti mayat zombie bergerak kerarahnya.
Mei Lan berteriak, namun mayat mayat itu dengan diam sambil melompat selangkah demi selangkah mendekatinya.
 Mei Lan tidak dapat lari, karena kakinya Seolah-olah terpaku ditanah. 
Tangan yang dingin terasa dilehernya ketika tangan orang mati itu melingkar di lehernya. 
"Jangan, jangan bunuh aku," Mei Lan berteriak dengan suara serak.
Keringat menutupi tubuh Mei Lan dan jantungmya berdebar debar dengan kencang. Ia bisa terbangun dari mimpi.
Napasnya tercekik, Mei Lan tidak bisa bernapas. Ia meronta ronta dan mencoba melawan mayat yang mencekiknya.
Mei Lan berhasil memukul mukul mayat hidup itu melepaskan tangannya. 
Tapi satu lagi datang, mencoba juga mencekiknya. Kembali Mei Lan meronta-ronta. 
Tapi ia tidak berhasil dan Mei Lan mencoba terbangun.  Tetap saja tidak bisa.
Semuanya jadi gelap, ketika ia membuka matanya David duduk didekatnya.  Wajah David pucat sekali. 
"Mengapa kamu lari dariku?" Tanya David.
"Aku takut," jawab Mei Lan.
"Jika bersamaku, tidak perlu takut. Kamu hanya perlu tinggal dirumah ku."
"Aku tidak bisa," jawab Mei Lan. 
"Bisa," teriak David dengan suara serak. 
"Aku mau pulang," ujar Mei Lan.
"Tidak bisakah kamu menemaniku disini?"
"Kini tidak," ujar Mei Lan.
"Kalau kamu tidak patuh, aku tidak bisa apa-apa. " Lalu David pergi.
Langit kembali gelap dan Mei Lan tahu dia bermimpi dan mencoba bangun dari mimpinya.
Ia terbangun dengan tubuh berpeluh dan ketakutan.  Berada dalam kamarnya sendiri. 
 Satu-satunya keinginannya  merangkak ke tempat tidur mencari ibu atau siapa saja kerabat terdekat seperti yang dilakukan sebagai seorang anak ketika kecil.
Namun dia bukan anak kecil, tidak ada seorangpun dikamarnya yang terkunci .
Ia terpaksa sendiri dalam ketakutannya. Mei Lan tidak menceritakan mimpinya itu.
"Bagaimana tidurmu semalam? Nyenyak?" Tanya ibunya.
"Iya," sahut Mei Lan.
"Aku mendengar ada yang berteriak dikamarmu,".ujar ibunya.
"Jadi ibu masuk kekamar aku dan tidak membangunkan aku?"
"Tidak ada apa apa, saya lihat kamu tidur nyenyak saja," sahut ibu.
"Jadi aku tidak menganggumu."
Mei Lan diam saja mendengar cerita ibunya.
Ibu tidak tahu betapa takutnya dia semalam.
Apakah setiap malam dia akan diganggu mimpi.
Malam berikutnya Mei Lan pergi tidur dengan cemas, berharap tidak bermimpi.
Setelah beberapa malam yang biasa-biasa saja, Mei Lan melupakan mimpinya



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Budaya Jepang dan Amerika

13 Cerita Anak-anak yang Menyenangkan Dari Seluruh Dunia

Pembunuh Hewan Langka Untuk Bersenang Senang..Rare Animal Killer For Fun