6-10 Pengantin Hantu

Setelah semalam 
Mei Lan dan keluarga pulang diantar mobil bagus kerumahnya. 
Sekarang kehidupan mereka akan berubah. Ada uang untuk memperbaiki rumah dan Mei Lan juga akan melola toko yang cukup besarnya. 
Tapi hari itu dia tidur sendiri   sebuah kamar pengantin. Kamar bagus untuk Mei Lan yang telah disiapkan.
Ia tidur dengan lelap. Kali ini ia bermimpi lagi.  Seolah-olah nyata
Mei Lan  memasuki halaman sangat indah dengan kolam teratai, dan banyak bunga-bunga dihalamannya.
Dia melihat melihat seorang lelaki berwajah murung  mengenakan setelan yang rapi.
Ketika dia menatap dengan teliti serta  penuh perhatian, dia menyadari lelaki itu adalah mendiang David  Lee suami matinya 
" Mei Lan" 
lelaki itu menyapa. David meski sudah berusia lebih 30 tahun tapi sangat ganteng.
"Betapa aku ingin selalu bertemu denganmu," kata David.
David menatapnya dengan mata berbinar.
Mei Lan segera terpesona dan tidak takut untuk menyapa.
Ia tahu bahwa pemuda itu sudah mati, pertanyaan pertama yang dilontarkannyan adalah pertanyaan yang mengganggu hatinya.
"Bagaimana kakak meninggal?" Tanyanya.
 "Sayangku," katanya, "aku tahu kau terkejut, tapi jangan membahasnya sekarang. 
David berhenti sebentar, lalu melanjutkan bicaranya.
 "Aku tahu kamu orang yang lembut," katanya.
"Nanti kamu akan melihat, bagaimana cara saya mati," ujar lelaki itu. 
Jawabannya membuat Mei Lan sangat takut. Apa maksudnya? Apakah dia akan melihat David meninggal dengan berdarah darah?
"Tentu saja, dialam arwah semua bisa menjadi kenyataan."
Bukan itu yang ingin dilihatnya.
Dia tidak mau melihat orang mati  kecelakaan dan berdarah darah.
Itu bukan hal yang ingin dilihatnya.
"Aku tidak mau melihatnya'," jawab Mei Lan.  Tapi wajah di mimpi itu cuma tertawa saja.
Tampaknya ia tidak peduli. Mei Lan merasa sangat ngeri.
Dia memaksakan diri untuk bangun dengan semua tekad yang tersedia. Tapi dia tidak bisa bangun dari tidurnya.
Dia cuma bisa lari sejauh jauhnya. Tapi seolah-olah dia sedang berjalan melalui rawa bakau.

Langit sedikit demi sedikit warnanya memudar, dan akhirnya dengan berlari terengah-engah, semuanya gelap ketika dia terjatuh.
Ketika dia membuka matanya, hari sudah gelap. Mei Lan melihat cahaya bulan di atasnya  menerangi bumi. 
Ia melihat banyak orang mati dengan muka pucat dan tangan terulur mendatanginya.
Seperti mayat zombie bergerak kerarahnya.
Mei Lan berteriak, namun mayat mayat itu dengan diam sambil melompat selangkah demi selangkah mendekatinya.
 Mei Lan tidak dapat lari, karena kakinya Seolah-olah terpaku ditanah. 
Tangan yang dingin terasa dilehernya ketika tangan orang mati itu melingkar di lehernya. 
"Jangan, jangan bunuh aku," Mei Lan berteriak dengan suara serak.
Keringat menutupi tubuh Mei Lan dan jantungmya berdebar debar dengan kencang. Ia bisa terbangun dari mimpi.
Napasnya tercekik, Mei Lan tidak bisa bernapas. Ia meronta ronta dan mencoba melawan mayat yang mencekiknya.
Mei Lan berhasil memukul mukul mayat hidup itu melepaskan tangannya. 
Tapi satu lagi datang, mencoba juga mencekiknya. Kembali Mei Lan meronta-ronta. 
Tapi ia tidak berhasil dan Mei Lan mencoba terbangun.  Tetap saja tidak bisa.
Semuanya jadi gelap, ketika ia membuka matanya David duduk didekatnya.  Wajah David pucat sekali. 
"Mengapa kamu lari dariku?" Tanya David.
"Aku takut," jawab Mei Lan.
"Jika bersamaku, tidak perlu takut. Kamu hanya perlu tinggal dirumah ku."
"Aku tidak bisa," jawab Mei Lan. 
"Bisa," teriak David dengan suara serak. 
"Aku mau pulang," ujar Mei Lan.
"Tidak bisakah kamu menemaniku disini?"
"Kini tidak," ujar Mei Lan.
"Kalau kamu tidak patuh, aku tidak bisa apa-apa. " Lalu David pergi.
Langit kembali gelap dan Mei Lan tahu dia bermimpi dan mencoba bangun dari mimpinya.
Ia terbangun dengan tubuh berpeluh dan ketakutan.  Berada dalam kamarnya sendiri. 
 Satu-satunya keinginannya  merangkak ke tempat tidur mencari ibu atau siapa saja kerabat terdekat seperti yang dilakukan sebagai seorang anak ketika kecil.
Namun dia bukan anak kecil, tidak ada seorangpun dikamarnya yang terkunci .
Ia terpaksa sendiri dalam ketakutannya. Mei Lan tidak menceritakan mimpinya itu.
"Bagaimana tidurmu semalam? Nyenyak?" Tanya ibunya.
"Iya," sahut Mei Lan.
"Aku mendengar ada yang berteriak dikamarmu,".ujar ibunya.
"Jadi ibu masuk kekamar aku dan tidak membangunkan aku?"
"Tidak ada apa apa, saya lihat kamu tidur nyenyak saja," sahut ibu.
"Jadi aku tidak menganggumu."
Mei Lan diam saja mendengar cerita ibunya.
Ibu tidak tahu betapa takutnya dia semalam.
Apakah setiap malam dia akan diganggu mimpi.
Malam berikutnya Mei Lan pergi tidur dengan cemas, berharap tidak bermimpi.
Setelah beberapa malam yang biasa-biasa saja, Mei Lan melupakan mimpinya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Budaya Jepang dan Amerika

13 Cerita Anak-anak yang Menyenangkan Dari Seluruh Dunia

PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI DAN PERANAN MAEDA