9 Ben, Bisnis Percetakan

Meredith adalah seorang pria berpendidikan lulusan Oxford
berasal dari keluarga kaya, tetapi dia merasa tidak mampu berbisnis dan mengelola uang sendiri.

Ketika dia dan Franklin sama-sama keluar dari rumah Tuan Keimer, mereka menjadi mitra berdasarkan keahlian Ben Franklin dan uang ayah Meredith.

Percetakan mereka berdua berdiri pada musim panas yang dinamakan “B. Franklin and H. Meredith. "

Mereka dapat menyewa rumah dan mengimpor peralatan percetakan dari Inggris.

Keahlian mencetaknya mengandalkan Ben dan mendapat pinjaman dan keuntungan akan dibagi rata.

Ben Franklin rajin, disiplin, dan pekerja keras. Mencetak adalah kegiatan padat karya dan bila diperlukan dia tinggal sampai larut malam sementara rekannya Meredith minum-minum.

"Waktu adalah uang, waktu tidak akan kembali, " itulah yang selalu dikatakan Ben ketika teman temannya melihat dia bekerja keras dan mengajaknya minum minum.

Percetakan mempunyai hutang dan Meredith hanya bisa membayar setengah dari hutang mereka untuk peralatan dan kreditur terus menuntut pembayaran.

Dua temannya menawarkan bantuan mereka tetapi hanya jika Meredith melepaskan perusahaan secara penuh. Meredith terlalu malas untuk bekerja.


Untungnya, Meredith menyadari bahwa dia lebih baik kembali ke apa yang benar-benar dia sukai, bertani.

Ben Franklin membeli bagian bisnisnya dan menjadi pemilik tunggal.

Perjanjian bisnis dengan Meredith berakhir dan cita cita Ben Franklin punya percetakan besar terujut.

Meredith dengan senang hati kembali ke pekerjaan yang dilatihnya sejak usia muda - menjadi petani.

Meredith mengirim Franklin dua surat berbicara tentang tempatnya di Carolina Utara.

"Menjadi petani juga menyenangkan," ujar Meredit kepada temannya Ben.

“Engkau teman yang baik dan setia," kenang Ben Franklin.
"Semoga sukses dengan pertaniannya." Ben Franklin membalas surat itu.


***


Ben Franklin kembali bekerja sama dengan Samuel Keimer, pendiri Pennsylvania Gazette.

Tuan Keimer pada saat itu diberi proyek yang melibatkan pencetakan uang di New Jersey yang melibatkan keterampilan dalam memotong.

Ketrampilan ini hanya bisa diberikan kepada Ben Franklin karena tidak ada yang memiliki keterampilan sebaik dia. Pelajaran masa kecil ketika di Boston.

Pelat tekan tembaga adalah yang pertama digunakan di negara ini. Ben sukses bekerja sama dengan Tuan Keimer.

Pada tanggal 2 Oktober 1729 Franklin mengambil kesempatan untuk membeli Pennsylvania Gazette dari mantan bosnya, Samuel Keimer.

Di bawah pimpinan Ben Franklin The Gazette menjadi surat kabar paling sukses di koloni. Publikasi sukses lainnya yang membawa kekayaan bagi Franklin adalah Poor Richard's Almanak .

Itu diterbitkan terus menerus dari tahun 1732 hingga 1758. Namun, bisnis yang paling menguntungkan adalah menjadi pencetak resmi surat kabar di Pennsylvania dan New Jersey.

Ben Franklin ingin memperluas bisnisnya di luar Philadelphia. Idenya adalah untuk berkembang dengan mempromosikan pekerja terbaiknya dan mendirikan mereka dengan toko percetakan.

Dia akan membayar sewa dan menyediakan peralatan pencetakan dengan imbalan sepertiga dari keuntungan untuk jangka waktu 6 tahun dan rekannya akan menyediakan tenaga kerja.

Pada akhir masa 6 tahun mitra memiliki pilihan untuk bekerja secara mandiri dengan membeli peralatan dari Ben Franklin atau mempertahankan kemitraan.

Ben Franklin telah mendirikan sistem waralaba komersial pertama di Amerika.

Ketika bisnisnya berkembang, Ben Franklin membentuk sekelompok pedagang yang berpikiran sama yang disebut Junto yaitu sebuah Masyarakat yang didedikasikan untuk kemajuan umat manusia.

Anggotanya adalah  tokoh-tokoh yang kemudian menjadi orang besar  seperti John Adams dan  Thomas Jefferson .

Jhon Adam menyalami Benyamin. Begitu juga Thomas Jefferson.

"Saya senang bergabung dengan klub ini. "
"Ini klub yang baik untuk membahas masalah sosial dan kemasyarakatan," pendapat Thomas Jefferson.

Ketiga orang yang kelak menjadi founding father Amerika itu akrab.

Jhon Adam pada usia enam belas, Adams telah masuk Harvard College .

Dia adalah seorang sarjana yang tajam, mempelajari karya-karya kuno penulis seperi, Plato , Cicero , dan sebagsimya.

Sedangkan Thomas Jefferson menuntut ilmu di College of William and Mary dan mempelajari budaya dan sastra Yunani serta Latin klasik.
"Dimana almamater anda?" Tanya Jhon Adam. 
"Autodidak di Inggris dan buku buku," jawab Ben.
Dalam pembicaraan itu, kedua orang itu amat menghormati Ben. Lelaki itu Ben mrmpunyai ilmu yang luas tentang politik. Mereka mulai membicarakan masa depan Amerika.

 Ben Franklin setelah itu diangkat sebagai juru tulis Majelis Pennsylvania, dan  sebagai kepala kantor pos umum Philadelphia.

Dalam kapasitas ini ia melakukan perjalanan ke banyak koloni lain, memperbesar lingkaran kenalannya. Dia mendirikan sistem pengiriman kota pertama di kota itu dan kantor surat mati pertama.

Kemudian, pada selanjutnya  diangkat menjadi wakil kepala pos umum untuk semua koloni Inggris di Amerika.

Ben Franklin dianggap sebagai warga negara terkemuka Philadelphia dan Koloni Pennsylvania.

Pada waktu itu kakaknya Thomas yang telah memecatnya menemui sang adik dengan penuh malu.

Usaha Thomas kakaknya tidak berkembang dan mulai bangkrut .
'" Hai, adik selamat. Ternyata engkau berhasil." Kakaknya Thomas menyalaminya.

Ben memeluk kakaknya, permusuhan dua bersaudara itu berakhir sudah.

'"Aku akan membantu kakak," ujar Ben pula. Rasa haru dari kakak yang merasa bersalah.

Adiknya sukses dan bahkan sangat sukses. Tak pernah disangkanya adik kecil yang membantunya ketika umurnya 11 tahun kini sudah kaya dengan memiliki percetakan dan persurat kabaran. 

Pada usia 42 tahun, Ben Franklin menyerahkan  bisnis percetakan dan kreasi sipilnya yang sukses untuk dikelola oleh temannya David  Hall dan Ben cukup mengawasi investasinya saja.

Sekarang ia ingin memperluas kegiatannya  ke arah lain. Keinginannya untuk melakukan eksprimen dan menemukan hal hal baru.

Pada 1748 Franklin telah membangun kekayaan dari bisnis percetakannya yang memungkinkan dia untuk hidup nyaman selama sisa hidupnya. 

Rekan bisnisnya, David Hall, dibiarkan bertanggung jawab atas bisnisnya. Ia menulis artikel politik dan ilmiah.

Dengan waktu ekstra di tangannya, dia dapat menginvestasikan lebih banyak waktu dalam proyek publik dan eksperimen ilmiah.


Ketika perang Prancis dan Indian pecah dengan Inggris, perwakilan koloni bertemu di Albany dan Franklin mempresentasikan proposal Albany untuk pemerintahan terpadu untuk pertahanan. 

Sementara koloni tidak siap untuk melanjutkan saat ini, ide-ide Franklin muncul kembali 22 tahun kemudian pada tahun 1776, ketika pertimbangan konstitusional dimulai untuk Anggaran Konfederasi.

Legislatif Pennsylvania mengirim Ben Franklin ke London untuk memperjuangkan hak pemilik negara bagian untuk tetap bebas pajak ketika dana dibutuhkan untuk pertahanan koloni. 

Ia berhasil mendapatkan persetujuan parlemen untuk memungut pajak dari para pemilik.

Putranya William menemaninya ke London dan akhirnya diangkat menjadi Gubernur Kerajaan New Jersey.

 Ketika Perang Revolusi pecah Ben Franklin dan William menemukan diri mereka di sisi yang berlawanan. William, seorang loyalis yang dikonfirmasi, ditangkap dan dipenjarakan untuk sementara waktu, dan pergi ke London di mana dia menghabiskan sisa hidupnya.

Ben Franklin memutuskan hubungannya dengan William dan mereka tidak pernah berdamai. 







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Budaya Jepang dan Amerika

13 Cerita Anak-anak yang Menyenangkan Dari Seluruh Dunia

PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI DAN PERANAN MAEDA