1-5 Batu Rusia di Natuna

Bab 1 Vladivostok


Terbentang di semenanjung berbukit di timur jauh Rusia yang terpencil, itulah Vladivostok kota pelabuhan tempat Anna, Natasha dan Sheyna tinggal. 

Di kota itu ketika musim dingin, pemandangannya sangat mempesona .

Bukit bukit dari puncak sampai kebawahnya  tertutup salju, hutan belantara yang luas, dan awan yang mendung dalam kegelapan musim dingin. 

Vladivostok  adalah kota perbukitan yang membungkus teluk-teluk kecil Gold Horn Bay yang indah.

Kabut laut seringkali mengganggu kapal kapal yang berlayar dan mereka harus pergi dan datang dengan hati hati.

Waktu musim dingin, salju yang tersisa masih menempel di trotoar dan jalan-jalan kota tua tertutup salju.

Jika malam tiba, lampu-lampu tampak indah  berkelap-kelip dan mercusuar Tokarevskaya yang beroperasi memandu kapal memancarkan sinar terangnya kelangit. 

Musim dingin selalu buruk, angin kencang bertiup melintasi lautan dan dapat membuatnya terasa seperti tempat yang ditinggalkan di ujung dunia. 

Hembusan angin tanpa henti membuat tangan Anna menjadi dingin dengan rasa kesemutan.

Tapi mata Gregorie masih merah dengan sisa sisa kemarahan kepada Anna.

Pertengkaran kecil menjadi  besar dan Anna tidak bergeming.

Keputusan Anna untuk bekerja dan berangkat selama lebih dari sebulan ke Selatan menuju kepulauan Nusantara membuat Gregorie kesal. 

"Kamu harus pikirkan lagi untuk bekerja dan meninggalkan aku." Kata Gregorie.

"Bekerja dikapal, begitu seterusnya dan kamu selalu pergi," suara serak Gregorie.

"Tidak selalu, ini cuma empat puluh hari. Setelah itu aku tidak lagi berlayar yang jauh sehingga kita dapat bersama."


"Negeri yang terlalu jauh, seharusnya dekat dekat saja. Korea atau Jepang misalnya."

"Tapi aku diterima bekerja dikapal ini. Sheyna juga ikut. Kamu tidak perlu kawatir."

"Tetap saja aku kawatir, aku bermimpi sesuatu terjadi pada kamu dan kamu tidak kembali."

"Apa lelaki juga melankolis?" Anna tertawa  

"Lelaki tidak percaya naluri seperti itu karena mereka berani."

Gregorie merasa malu dengan kekawatirannya.

Gregorie  tidak mau Anna pergi karena dia ingin menikahi gadis itu secepatnya. Mungkin dia ingin buru buru.

Seperti Natasha yang akan kawin seminggu lagi.

"Apa gunanya aku sekolah, kalau tidak untuk bekerja. Aku tidak mau terbenam di rumah saja," bantah Anna yang selalu diulang ulang.

"Kamu bisa bekerja diperkantoran, atau aku yang bekerja."

"Tidak, keinginanku  ke Selatan dan kepulauan nusantara tidak akan kubatalkan," ujar Anna mengepalkan tangan seolah-olah dia akan melawan siapapun yang menghalanginya. 

"Apa jadinya kalau batal, teman baikku Shenya juga berangkat. Dia akan sangat kecewa membiarkan dia sendirian pergi."

"Sheyna itu sedang patah hati," bisik Gregorie.

"Jangan sembarangan, kau bisa melukai hatinya." 

Gregorie cuma tersenyum. Mereka dulu  sering bersama berpacaran. Tiga pasang lelaki dan wanita.

Gregorie dengan Anna. Sheyna dengan Andrenovik sementara Natasha berpacaran dengan Alexander.

Anna berharap Gregorie tidak terus terusan marah dan mendesaknya untuk membatalkan kepergiannya dengan kapal Perekop .


***

Sekolah Tinggi Maritim Vladovostok atau Vladivostok High Marìtime School (VHMS) adalah  Lembaga Akademik untuk memdidik para pelaut di Vladivostok, Rusia 

Para remaja, lelaki dan wanita di Vladivostok selalu tertarik dengan laut. 

Mereka bercita cita menjadi pelaut dan pergi jauh, namun kemudian biasanya setelah pergi  mereka akan selalu teringat negeri mereka yang indah Vladivostok. 

Tiga gadis, Sheyna, Anna dan Natasha adalah mahasiswa sekolah Tinggi Maritim Vladivostok. Sekolah bergengsi yang didirikan sejak tahun 1910.

Segera setelah diwisuda, para gadis berencana bertualang kenegeri Selatan yang jauh. Orang orang menyebutnya kepulauan Nusantara. 

Sheyna dan Anna akan pergi, tapi tidak bagi  Natasha. Pacarnya tidak mau menunggu dan perkawinan mereka terjadi.

"Aku akan menikah," ujar Natasha.
"Aku juga, tapi tunanganku tak bisa menunggu dan aku memaksanya," kata Anna Nikolevna."

"Pacarku sudah pergi, dua tahun berlalu dan tidak ada kabar beritanya." Gadis paling malang teman mereka Sheyna Berdankova. 

"Perang dengan Jerman telah memisahkan kami," keluh Sheyna.
"Mungkin dia telah menikah," kata Sheyna pula.

Dia mengingat Andrenovik, lelaki Pacarnya yang telah pergi setahun yang lalu.

"Atau dia gugur, tapi tidak ada beritanya."
Rusia berperang dengan Jerman dalam Perang dunia ke 2.

Moskow terlalu jauh dari Vladivostok dan medan pertempuran dengan Nazi menjadi panggilan bagi pemuda untuk bergabung.

Ada hampir sembilan ribu kilometer  jauhnya dari Vladovostok ke Moskow.

Jauh lebih mudah ke Korea, China atau Timur jauh lewat laut.
"Sebelum pergi kamu harus menghadiri pernikahanku dulu, " ujar Natasha.
"Tentu saja, masih ada waktu " ujar Anna.

Sheyna sendirian. Orang tuanya telah meninggal dunia. Natasha adalah  sepupu atau anak  dari adik orang tuanya yang sudah meninggal. Mereka yang membesarkan Sheyna.

Karena tinggal bersama orang tua Sheyna dan bersekolah ditempat yang sama dengan Natasha menjadi akrab.

***

Pernikahan Natasha minggu itu sangat menarik.
Adat tradisional, pengantin wanita diculik oleh teman-temannya  pada pagi hari pernikahan. Natasha disembunyikan dirumah itu dalam pesta adat yang meriah.


Ketika pengantin pria dan teman lelaki pacar Natasha datang,  penuh harapan di pagi hari untuk menjemput pengantin wanitanya. 

Mertua dan keluarga bercanda menghadiahkannya seorang wanita tua yang mengenakan gaun pengantin dan kerudung.

Ketika kerudung dibuka, pengantin pria tentu saja menolak dan meminta dengan sangat pengantin yang dinikahinya. 

Mungkin persisnya dibawa untuk pesta lajang dan menjadi kebiasaan yang harus dijalani. Natasha didampingi Anna dan Sheyna. Mereka saling tertawa dan mengintip keluar.

Melihat pengantin pria bingung atau pura-pura kebingungan.

"Natasha, bagaimana pengantin Kamu kebingungan dan diganti dengan orang lain wanita yang sudah tua?" 
 
Anna dan Sheyna tertawa cekikikan.

Pengantin pria sekarang harus berusaha untuk memenangkan hati mertua dengan cara suap. Mereka berbuat apa saja.

Pengantin pria dan rombongan disuruh mengadakan lomba menari atau bahkan disuruh minum-minum.

“Gorka!” Satu kata ini dapat didengar di setiap pernikahan Rusia. 

Para pemuda sangat senang dengan tarian dan nyanyian   yang disebut Krasnaya (indah) Gorka.

Natasha muncul untuk dipertemukan dengan kekasihnya setelah pacarnya "diplonco" oleh keluarga pengantin wanita.

Pasangan baru  berciuman dengan membawa rasa manis di mana dulu ada kepahitan dimasa  pacaran.

Pesta berlangsung meriah. 
"Selamat Natasha, doakan keberangkatan kami."
"Tentu saja," jawab Natasha dan suami tercinta Alexander.


"Bagaimana dengan Georgorie? Apa dia masih tidak setuju?" Tanya Natasha.
"Dia cengeng, seolah-olah tidak bertemu lagi. Kami pergi bukan tidak kembali." Jawab Anna Nikolevna.

"Mungkin juga, Rantau yang kamu tuju terlalu jauh untuk kapal dagang  uap yang lamban."
"Kapal itu sudah berkali-kali pergi, ini bukan yang pertama," bantah Anna. 

Perdagangan dengan negeri Nusantara sangat menguntungkan. Aku juga berat meninggalkan Gregorie," kata Anna pula.

Anna memang merasa berat meninggalkan pacarnya Gregory, tapi cita cita nya jauh lebih besar lagi .

Pergi kenegeri Nusantara dimana matahari bersinar setiap hari. Sekarang Gregorie mengerti. Dia tidak bisa berbuat apa-apa. Hati Anna itu terlalu keras untuk dilunak-an.

"Aku ingin melihat negeri itu, Singapura dan Surabaya."
"Kapal kamu tidak menuju Singapura," ujar Gregorie. 

"Surabaya dan Singapura sama saja, " ujar Anna.

"Baiklah, aku tidak lagi sentimentil. Aku akan menunggu kamu," bisik Gregorie menyerah.

"Nah begitu, lupakan Pertengkaran kita. Aku bekerja di navigasi bersama Sheyna menuntaskan rasa ingin tahuku dengan praktek nyata dilapangan. Ayo, kita merayakan kepergian ini."

Anna dan Gregorie pergi bersama kesebuah restoran pinggir laut Vladivostok. 

Setelah pertengkaran itu  mereka sepakat untuk berdamai.

 

 Bab 2 Berlayar 


 

Menyantap kepiting untuk makan siang dan sesendok kaviar merah.

Kaviar merah  dibuat dari telur ikan  salmon dan trout yang memiliki rona kemerahan.

Itu adalah makanan enak  dari masakan Rusia tapi ada juga di Jepang. 

Di Jepang, salmon kaviar dikenal sebagai ikura yang berasal dari kata Rusia Đ°,ikra yang berarti kaviar atau telur ikan. Masakan Jepang, direndam dalam garam atau kecap asin dan sake . 


Jepang tidak jauh, secara berkelakar orang Vladivostok  bisa melihat Jepang melalui teropong.

Orang-orang Vladivostok  dan Moskow memiliki lelucon tentang mereka.

 Orang Rusia Moskow  yang mencoba pergi ke Vladivostok  akan putus asa dan tidak jadi ke sana saking jauhnya.

Lebih mudah bagi penduduk Timur untuk datang ke Vladovostok. 

Semua wanitanya suka memakai sepatu hak dan mantel kulit . Musim dingin di Vladivostok lebih panjang. 

Di pedesaan di Timur Jauh, terutama yang terpencil, tidak banyak hiburan yang bisa didapat. 
Mereka pergi ke Vladivostok.

Hampir semua orang di Vladivostok pernah pergi ke Jepang, Korea atau China,  setidak tidaknya sekali dalam seumur hidup mereka. 

Mereka menyukai warga negara tetangga sebagai orang yang ramah dan manis.

Warga setempat berkelakar bahwa untuk menjadi penduduk asli di Vladivostok  cukup mudah.

Hanya perlu melihat beruang dari jarak 15 meter dan tetap bertahan hidup setelahnya.

***


Pertemuan pengenalan mereka dengan kapten kapal Perekop telah beberapa kali dilakukan.

Anna akan membantu Kapten Demidov bagian administrasi dan Navigasi.  Sheyna juga dengan wakil kapten Budarin.

Mereka bekerja di bagian Navigasi. 
yang memiliki peran yang vital dalam sebuah pelayaran.

Pekerjaan ini adalah  pemahaman tentang medan, wilayah, dan teknik mengendalikan  kapal.

Dalam peta laut juga berisi simbol-simbol yang menguasai profil alam laut, garis pantai, informasi pasang surut air laut, kedalaman laut.

Pelaut dengan mudah mendefinisikan arus yang mungkin berbahaya bagi pelayaran selain menentukan arah.


Diatas kapal, tempat mereka menginap disatukan dalam satu kamar dengan Ednovokia seorang perawat yang sudah mahir.

Awak kapal dagang itu ada 40 orang. Mereka bertugas cukup sibuk jika sudah berlayar.

Banyak pekerjaan yang mereka lakukan.  Untuk pekerjaan stoker atau penyala api secara bergantian perlu 12 orang yang dibagi 3 shift.

Belum lagi tukang masak.  Lalu tenaga kesehatan dan administrasi. Kerja bergantian, banyak lagi.

Mereka membawa banyak barang yang akan dijual.  Dari besi dan peralatan mesin serta barang barang penting yang diperlukan di tanah Nusantara. 

Tapi lebih penting lagi barang barang yang dibeli dari negara yang mereka datangi.  Rempah rempah minyak makan, merica dan bumbu pembuat sup.

Ednovokia satu satunya perawat dikapal dagang itu.

Dalam keadaan darurat atau biasa dia sudah seperti dokter disana. Kemampuannya tidak perlu diragukan. 

Meski dia sudah agak berumur dan belum menikah, dia betah bekerja disitu. 

Mengobati yang sakit, Anna dan Sheyna belajar keperawatan dengan gadis itu.

"Kamu pintar dan terlatih sebagai perawat, kami juga ingin belajar." Kata Anna dan Sheyna.

"Kamu tentunya lebih pintar, karena belajar navigasi dan perkapalan dan bahasa Inggris." Jawab Ednovokia.

Tapi ia senang dibantu. Mereka juga mulai mengenal banyak awak kapal Perekop.

Ada seorang yang paling muda. Mungkin umurnya baru 16 atau 17 tahun. Namanya Burdoyan. Wajahnya tampan dengan matanya yang biru. Rambut tersisir rapi dan lebat.

"Kamu masih muda," ujar Sheyna menatap manik manik mata Burdoyan.

"Tapi aku bisa bekerja, pelaut adalah cita citaku," ujar Burdoyan menepis kata kata Anna. 

"Aku tidak berkeberatan bekerja apa saja dikapal ini."

Pada pagi hari bulan Desember 1941, kapal uap yang digerakkan Batubara, Perekop meninggalkan pelabuhan Vladivostok. 

Gregorie melambaikan tangannya untuk Nikolevna pacar tercinta.

Natasha tidak ada, karena dia masih berbulan madu.

Kapal itu menuju selatan ke pulau Jawa tepatnya Surabaya sebuah negeri di Selatan yang jauh.

Angin membawa udara dingin melintasi teluk. Salju turun dengan lebat, dan kepingan salju besar menutupi geladak. 

"Aku kedinginan," bisik Anna ke sahabatnya Sheyna.

"Tapi hatimu hangat karena pacarmu mengantar." Sheyna sahabatnya mengganggunya dengan lelucon segar.

"Apakah dia akan menunggu?" Tanya Anna seolah-olah kepada dirinya sendiri.

"Apa yang kamu katakan, kita cuma pergi paling lama empat puluh hari dan setelah itu kembali."

"Lelaki bisa berubah," ujar Anna.

"Kita juga," balas Sheyna.

"Kamu tidak berubah, sejak pacar kamu pergi, kamu tidak lagi punya pacar."

"Aku belum menemukannya," ujar Sheyna pula.

Ia memandang bendera merah berkibar ringan dari tiang bendera buritan. Bendera Rusia. 


Di atas kapal uap "Perekop" ada empat puluh awak, di antaranya ada tiga wanita yaitu mereka dan Ednovokia.

Dermaga ramai dengan pengantar. ibu, istri dan anak serta pacar para awak kapal.

Jauh didekatnya, pelaut lain juga melihat ke dermaga. Mereka saling melambai kepada yang tinggal. Pelabuhan Vladivostok menjauh dengan pelan.


Seorang pelaut lain, bernama Ilja   memperhatikan angin dan salju bulan Desember yang dingin.


Dia berdiri tanpa topi di pegangan tangan di buritan kapal dan memandang ke dermaga.
"Selamat tinggal Vladivostok," ujarnya dengan senyum.  

Dia sudah biasa dengan pelayaran dan ini adalah untuk kesekian kalinya.


Bangunan-bangunan pelabuhan perbukitan,  perlahan-lahan tampak semakin jauh.


Kapal uap itu bergerak dan bangunan satu demi satu menghilang dari pandangan.


Para pelaut di awal perjalanan tampak sedih. Mata mereka berkaca kaca. Siapa yang tidak sedih meninggalkan orang yang tercinta?

Kapal patroli abu-abu kecil " Peshkov" adalah kapal  ikan Rusia terakhir yang ditemui sebelum pergi. 

Efim  seorang lelaki tua, dengan wajah kasar,  menghentak  ujung kaki berjalan dekat Anna dan Sheyna.

"Hei, cantik. Ini pekerjaan pertama kamu sebagai pelaut iya?" Sapanya dengan ramah.

"Juga perjalanan pertama kami ke Selatan." Menambahkan Sheyna.
"Apa yang kamu pikirkan?" Tanya Effim menatap mata  hitam Anna. 

"Negeri yang jauh, lebih jauh dari China dan Jepang," sahut Sheyna. 

"Apa negeri itu terbelakang?" Tanya Anna. 
"Tidak juga, itu negeri indah dan dulunya banyak raja raja," jawab Elfim santai.

"Saya sudah sering kesana, sayangnya kolonial Belanda dan Inggris mengacaukan negeri itu."
"Apa maksudnya mengacaukan?" Sheyna ingin tahu.

"Mereka menjajah dan menguasai negeri itu. Amerika di Philipina, Belanda di Indonesia dan Inggris di tanah Malaya . "

"Inggris adalah kekuatan besar, " berkata lagi Efim.

"Mereka menguasai China dan Hongkong."
"Jepang juga dikuasai Amerika, tapi negeri itu sedang bangkit. Mereka bisa juga jadi penjajah. "

Amat menarik berbicara dengan Effim. Tapi Efim tidak bisa lama lama bersama mereka. 

 "Baiklah, gadis cantik, belajarlah dari kami orang tua, " ujarnya mengangkat tangan.

Ia berkata begitu, karena Bakhirev menuju kearah mereka. Bakhirev juga menyapa.

Bakhirev sambil tersenyum ramah, mengawasi para pelaut.
"Hai, kamu berdua mengawasi navigasi. Bersama dengan Ushenko." Teriak Bakhirev kepada Anna dan Sheyna.

Anna dan Sheyna menuju anjungan.  Mereka mulai bekerja.

Dari anjungan tampak burung burung camar berputar-putar di dekat sisi kapal.

Kapal uap Perekop memiliki 40 orang anak buah kapal.

Sebenarnya itu tidak cukup. Setiap pelaut  yang sedang bekerja di atas kapal memiliki jabatan  dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing  

Bekerja didek, departemen mesin atau pembakaran,  dan departemen lainnya. Tanggung jawab utama di tangan nakhoda selaku pemimpin pelayaran. 

 

 

 


Bab 3 Milik Sheyna Yang Terenggut

Kapten Demidov dikenal sebagai pimpinan atau kapten kapal.

Dia seorang lelaki yang pendiam dan jarang bicara. Tapi suatu kali dia marah membuat ciut nyali
semua orang. 

Dia sangat tegas dan perintahnya tidak boleh dibantah.

Badannya besar dengan mata yang mencorong tajam.

Wakilnya Budarin lelaki yang suka bercanda. Dia paling akrab dengan semua orang. 

Tugas bergiliran saat kapal berlayar di laut cukup menyibukkan  

Ada pimpinan yang bertugas sebagai pengatur, memeriksa, memelihara semua alat alat keselamatan kapal dan juga pengatur arah navigasi.

Operator radio dan komunikasi juga tugas yang amat penting. Tugas itu berkaitan  menjaga keselamatan kapal .

Able Bodied Seaman atau Jurumudi. Ordinary Seaman atau Kelasi atau Sailor

Steamer pimpinan dan penanggung jawab atas semua mesin yang ada di kapal baik itu mesin induk, mesin bantu, mesin pompa, mesin crane, mesin sekoci, mesin kemudi  dan sebagainya.

Banyak sekali tugas dikapal yang memerlukan perhatian yang cukup. 

***

Beberapa lama kemudian, pelayaran makin jauh.  Udara semakin hangat dan salju berhenti turun.

Malam gelap, mesin uap bergemuruh. Di samping, air memercik di badan kapal.

Di pantai yang jauh, lampu mercusuar  merah menyala menerangi langit.

Selama hari pertama berlayar di laut "Perekop" tidak bertemu satu kapal pun. 

Laut tetap sepi dan, mendekati Pulau Tsushima  para pelaut yang tidak bertugas pergi ke geladak.

Bendera diturunkan di atas kapal Perekop dan setengah tiang. 


"Semua yang tidak bekerja berdiri digeladak," ujar Budarin.

Para pelaut memberi hormat kepada laut.

Para pelaut menghormati rekannya pelaut Rusia.

Mereka yang gugur  dalam pertempuran laut terbesar dan tidak mempermalukan kemuliaan Rusia.

Menjadi tradisi, melewati Tsushima setiap kapal Rusia yang lewat menundukan kepala  

Perang Rusia-Jepang selama lebih dari setahun pada awal 1904.
Kekalahan Rusia ini membuat mereka harus menyerahkan Manchuria kepada Jepang. 

Sebelum kalah dari Jepang, Manchuria utara berada di bawah kepentingan Rusia.

Serangan Jepang ke sejumlah kapal perang Rusia di Port of Arthur, Vladivostok membuat geram Tsar Rusia. 

Militer Rusia memerintahkan Laksamana Zinovy Rozhestvensky memberangkatkan Armada besar Baltik menuju Port of Arthur.

Rusia berkeyakinan, Jepang tak sepenuhnya menguasai wilayah lautan sekitar Vladivostok dalam serangan dadakannya ke Port of Arthur. 

Dalam serangan itu, kekuatan armada Jepang berkurang sangat drastis di mana sejumlah kapal mereka mengalami kerusakan parah.

Rusia lantas memberangkatkan 38 kapal perangnya menuju Port of Arthur, yang terdiri dari 8 battleship, 3 kapal perang pesisir, 6 kapal penjelajah, 9 kapal perusak dan 12 kapal perang lainnya.

Meski begitu, perjalanan ke Vladivostok melalui perjalanan sepanjang 33 ribu kilometer dari Laut Baltik terlalu jauh.

Selama delapan bulan mereka ternyata  telah ditunggu armada Jepang.

Jepang telah mempersiapkan penyergapan, menempatkan seluruh armadanya di sekitar Pusan, Korea.

Tembakan dan taktik tempur yang dijalankan Jepang sangat sulit dihadapi Rusia. 

Dari seluruh armada, hanya tiga yang berhasil lolos dan mencapai Vladivostok. 

Kekalahan ini disebut-sebut sebagai awal dari memburuknya dukungan rakyat Rusia terhadap Tsar Nicholas II. 

Kekuasaan Nicholas dijatuhkan dalam revolusi Bolshevik yang dipimpin Lenin, yang membuat dia dan seluruh keluarganya dihukum mati di depan rakyatnya sendiri.
 
Semua pelaut di geladak mengikuti teladan memberi penghormatan di laut.

PERANG Rusia-Jepang dimulai pada 10 Februari 1904 dan setahun sesudahnya merupakan konflik sangat berdarah yang tumbuh dari persaingan antara ambisi imperialis Rusia dan Jepang di Manchuria serta Korea.

Peperangan perebutan Kota Port Arthur di Jazirah Liaodong China. 


 
***

Malam segera datang.  Dalam cahaya lampu sorot pantai, kapal perang Jepang muncul beberapa kali, mengikuti hampir di dekat "Perekop"

Kapal dagang "Perekop" pergi dengan lampu redup.
Kapal itu mengedip ngedipkan lampu dan radio berkomunikasi dengan kapal perang Jepang. 

Mereka mengabarkan tentang kapal mereka dan kapal perang ini terasa menginterogasi.

Kapal itu beberapa kali mendekat dan melihat dengan cermat.

Lampu sorotnya menerangi semua sisi dan para pelaut kapal dagang Soviet melambai lambai.

Setelah beberapa lama, kapal perang Jepang itu menjauh. Mereka membiarkan Perekop terus berlayar.

Mereka telah meyakini bahwa itu bukan kapal Amerika tetapi sebuah kapal dagang Sovyet.

***

Beberapa hari sudah pelayaran. Hari ke tujuh pada pukul empat pagi, Bakhirev mengambil alih kemudi.

Stoker dan pelaut jaga malam, pasangan kedua pelaut Mark  sigap digeladak.

Mekanik kedua Ivan Timovit mengenakan pakaian ketat jaket hitam, pas di bahu dan dadanya dan dikancingkan keluar meronda.
Para pelaut laki laki selalu berjaga ketika malam bergantian

Kapal uap adalah kapal yang digerakkan dengan tenaga uap yang menggerakkan baling-baling ataupun roda kayuh. 

Kapal uap berbahan bakar  batu bara adalah kapal yang umum tahun 1940 an.

Ada juga kapal kapal uap masih menggunakan tiang-tiang tiggi dan dilengkapi dengan layar cadangan apabila bahan bakar pada tungku uap habis. 

Tapi kapal Perekop sepenuhnya tergantung dengan bahan bakar batu bara.

Batubara yang cukup dan effisien dan mudah didapat. Kapal layar berjalan lamban dan tidak cocok bagi kapal besar seperti Perekop. 

Anna dan Sheyna dua gadis yang membantu Kapten kapal Budarin sejak siang bekerja dan malam beristirahat. 

Kamar mereka berdekatan dengan poliklinik. Ednovokia telah menuntaskan pekerjaannya dan bergabung dengan kedua gadis itu.
"Apa yang kamu lamunkan?" Tanya Ednovokia. 
"Tidak ada," jawab Anna.
"Sheyna yang melamun." tunjuk Anna bercanda. 
"Kalian para gadis baru pertama kali berlayar jauh mau meninggalkan pacar," kata Ednovokia. 
"Kami ingin menjadi pelaut handal, " ujar Sheyna.

Ednovokia tersenyum kepada Anna. Gadis itu memang mengelamun.

Anna masih mengingat pertengkarannya dengan Gregorie seolah-olah dia tidak kembali.
Gregorie mendapat firasat, gadisnya mendapat kesusahan.

***

Lain lagi dengan Sheyna. Dia juga mengingat saat saat indah.

Mengingat pertemuan terakhirnya dengan Andrenovik. 
Sama tapi berbeda dan Andrenovik tak pernah kembali. 
"Aku akan jadi tentara, sekolah beberapa bulan dan berperang untuk tanah air."
"Moskow terlalu jauh," kata Sheyna.
"Moyangku adalah orang Moskow. Kamu nantinya juga harus ke Moskow. Itu adalah kota besar yang indah"


"Apakah aku bisa?  Kau telah mengambil sesuatu dari aku." Sheyna marah dengan keputusan Andrenovik untuk meninggalkannya.


"Aku akan bertanggung jawab," berkata lagi Andrdnovik.
"Tanggung jawab apa yang kamu berikan jika kamu pergi'?"

Iya, pada waktu itu juga musim winter. Mereka bersama berpelukan erat. Kenangan itu menghantui Sheyna. 

Rumah Andrenovik sebagai saksi ketika Sheyna sedang bergelora.
"Apakah nanti sakit?" Tanya Sheyna.
"Tidak tahu juga, tapi itu yang dilakukan oleh orang yang saling mencintai," bisik Andrenovik. 
"Kita berciuman saja," ujar Sheyna.
"Baiklah," ujar Andrenovik.


Diatas tempat tidur itu Andrenovik mencium Sheyna. Kedua lidah mereka saling membelit.
"Keluarkan lidah kamu, rasanya nikmat." 
Sheyna menurutkan keinginan Andrenovik .
Tangan Adrenovik terus menggerayangi Sheyna membuat gadis itu mengerang perlahan-lahan. 

Andrenovik membuka "bra" Shenya memperlihatkan dadanya yang menantang .

Putik kecil yang indah diantara keduanya.
"Kamu cantik dan menggairahkan, izinkan saja aku." Andrenovik meminta.

Sheyna memberikan permintaan Andrenovik. Semula cuma bukit kembarnya saja yang dicium.

Tapi Sheyna sudah pasrah. Ia diam saja ketika Andrenovik melucuti semua pakaiannya.

Dia sudah merasa basah dan ingin lebih.

Ciuman di bukit kembarnya sangat berpengaruh dalam dirinya. 

Rasa sakit yang membenamkan dalam kewanitaannya mula mula sangat mengangganggu. Ada darah yang keluar membuat Sheyna menggigit bibir.
"Kamu terlalu kasar," ujarnya lirih.
Ia melarang Andrdnovik untuk melakukan terlalu dalam atau bergerak naik turun.

Tapi terlambat, semuanya  sudah terjadi. 

Kedua mereka hanya kelelahan dengan tanpa melepaskan pelukan.

Ah, mengerikan dan itu telah terjadi.    Andrenovik telah pergi setelah dia merenggut miliknya.


Bab 4 Anna dan Sheyna

 

Sudah 2 tahun tidak ada kabar berita dari Andrenovik. Sekarang Sheyna pergi dengan kapal Perekop menghilangkan duka dihatinya.

Dia akan berkerja dan hidup mandiri membalas jasa orang yang telah membesarkannya setelah orang tuanya meninggal.

 

***

 

Ruangan makan adalah tempat pavorit para pelaut. Koki kapal menghidangkan makanan dan bekerja sejak subuh. Lalu makanan terhidang untuk semua pelaut. Begitu juga sore hari, siang atau malam. Hari paling sibuk para koki. Burdoyan ada disana membantu. 

Setelah makan para pelaut 
menunggu pagi untuk mendengarkan pesan lain dari Dinas Informasi Soviet.


Tak ada berita penting, kecuali kemenangan Sovyet dengan Nazi Jerman dan semangat para pemuda di medan perang. 

Kapal sudah memasuki perairan China. Laut Cina Selatan biru yang tenang berkilau seperti kristal.

Tak ada lagi musim dingin yang melelahkan. Di jalur sebelah kanan kapal uap terletak pantai Cina.

Tidak ada satu kapal pun yang terlihat di laut. 

Di ruangan makan radio terus menerus memberitakan

Tanggal  07 Desember 1941, di Pearl Harbor, kapal perang Jepang menyerang kapal-kapal Amerika Serikat. Bahwa , Samudra Pasifik bisa jadi akan menjadi arena perang.

Diumumkan di radio kapal  perang terbuka bisa saja terjadi antara Jepang dan Amerika. 


Pada jam yang telah ditentukan, semua awak kapal yang bebas berkumpul di ruang makan.


Mereka yang berkumpul hanya membicarakan serangan militer Jepang terhadap Angkatan Laut AS yang berbasis di Pearl Harbor. 

Satu demi satu pesan disiarkan. Informasi juga dikirimkan bahwa beberapa kapal selam Amerika telah mengambil dua puluh ton emas, perak dan surat berharga yang merupakan dana moneter Filipina. 

Kerugian kapal dan personel dilaporkan tidak jelas. Tetapi Jepang secara luas dan dalam banyak bahasa mengumumkan melalui radio bahwa armada AS, pangkalan dan personel Amerika telah dihancurkan sepenuhnya. Jepang meraih kemenangan yang gemilang.

Wakil kapten Budarin mengatakan 
Jepang telah memprovokasi perang. Apakah perjalanan mereka aman? 

Para awak mulai dengan kecemasan. Bakhirev mendengarkan berita dengan tegang dan menambah bumbunya dengan pendapatnya sendiri.

Philpina tempat berlabuh dan pangkalan Amerika Serikat mulai diserang Jepang 8 jam setelah serangan Pearl Harbor.

Berita yang mengkhawatirkan ini membuat  tidak nyaman. 
Radio Jepang terus memberitakan tentang kemenangan besar mereka.

Tentara Amerika di Philipina dibuat tak berkutik.
Jepang membuat takut dan beberapa kapal perangnya mundur mandir menguasai laut China Selatan. 


Yefim  yang berpakaian rapi kepala kamar mesin  melihat ke geladak .


Setelah itu wakil kapten Budarin menyuruh semua orang berkumpul.

Ada pesan radio dari Vladivostok dan mengumumkan:

"Perang di Pasifik akan menjadi garis depan Perang Dunia Kedua."

Kapten Demidov yang berkepala hitam, lebar, masuk.

Dia merapikan rambutnya yang berwarna gelap sambil tetap memegang lembaran kertas putih dengan hati-hati di tangan kanannya.

Boris membacakan laporan dari Dinas Informasi Soviet dan kantor berita TASS tentang serangan berbahaya Jepang di pangkalan angkatan laut Pearl Harbor.

Budarin mengembangkan peta. 
Semua orang memperhatikan dengan seksama.

Pecahnya perang baru di Timur bukanlah pertanda baik. 

“Sekarang kita lihat pentingnya daerah yang kita tuju ,” lanjut Budarin. 

"Kita tidak melihat, satu kapal dagangpun yang berlayar kecuali hanya kapal kita, kita cuma melihat kapal perang Jepang.

Ada perkiraan  Jepang bersiap-siap untuk imvasi dan perang . Mereka telah menyerbu Philipina dan Asia Tenggara. 

Lalu sambil menghela napas, kapten Budarin berkata.

"Sekarang kita mengandalkan diri kita sendiri, "   

"Maaf pak, di mana tepatnya kita sekarang?"  tanya salah satu awak.

Budarin menunjukkan lokasi kapal uap "Perekop" di peta dan, menoleh ke kapten minta persetujuan.
Lalu Budarin menunjuk.
 " Ini Malaya, ini India Timur. Disini pulau jawa - surabaya masih jauh," ujar Budarin.

 “Kalian semua melihat bagaimana kapal perang Jepang  berputar-putar di sekitar kapal uap kita di  Tsushima?"  kata Budarin menunjukan kekawatiran.

"Kita harus hati hati," tambahnya lagi.

Lalu dia melanjutkan.

"Kita juga harus tahu itu, bahwa meskipun Jepang  tidak berperang dengan kita, tetapi dia adalah sekutu militer Jerman dan Italia, dia bisa jadi musuh." Lanjut Budarin.

Lalu dia menceritakan lagi  serangan di Pearl Harbor. 

"Di sini kita dengarkan berita Angkatan Laut AS menderita kerugian besar. "

Kapten Demidov berdiri. mengacak-acak rambut hitamnya yang mengkilap, dan tidak banyak berbicara.

Tapi kali ini ia ikut menjelaskan.

"Vladivostok memerintahkan kita untuk waspada," ujar Kapten Demidov.

"Sekarang bagaimana keputusan kita?  Pelabuhan tujuan di Surabaya lebih dekat dan kalau pulang lebih jauh."
"Kita sepakat semua meneruskan perjalanan. Di Surabaya kita akan dapat bantuan Belanda atau Inggris di Malaya;" putus dan harapan pelaut. 
"Standar darurat dan SOP harus diperhatikan, semua harus berlatih untuk situasi darurat. 

Kapten mengingatkan semua pelaut untuk menjaga Standar Operasi prosedur selama dilaut. 

Semua awak kapal menganggukan kepala. Tak terkecuali Sheyna dan Anna yang ikut dalam pertemuan.

Mereka ketakutan sesuatu terjadi. Hal yang tidak diajarkan disekolah.

***

Sejak saat itu semua bergaul dengan akrab, para kru merasa diri mereka semakin menyatu .

Kekawatiran, bahaya yang mengintai dan persahabatan menyatukan mereka menjadi keluarga yang kuat.

Setelah pertemuan, banyak yang naik ke geladak dan duduk di ruang tunggu sampai membicarakan apa yang akan terjadi. 


Boris banyak merokok dengan pikiran kepada keluarganya di Vladivostok.  Ia memandang dengan harap harap cemas kelaut.

Ia suka menatap  matahari terbenam, dan memikirkan putra-putranya.

"Bagaimana Boris, apa yang kau pikirkan?"
"Anak anakku," jawab Boris. 
"Paling tua sudah masuk sekolah menengah dan paling kecil sudah harus masuk sekolah dasar," tambah Boris pula.

"Saya membayangkan bagaimana, setelah pulang kerja, istri dan anak-anak di meja makan.  Begitu hangat dan nyaman." Kata Boris menerawang.

Wakil kapten Budarin juga, seorang lelaki periang tapi kini tampak lesu. 

Ia suka berjalan-jalan digeladak kapal dan menyapa mereka yang bekerja. 

Ketika sore jatuh dan matahari terbenam. Digantikan  oleh malam
yang kelam. Bintang-bintang tampak indah. 

Sepanjang hari-hari terakhir cuaca cerah  dan tidak ada hujan. 

Tidak ada salju ditempat itu. Cuma angin segar tropis menyapu wajah mereka.

Para pelaut bekerja keras menyimpulkan tali-temali, membersihkan geladak, melumuri besi mencegah karat. 

Di malam hari, kelasi Ivan menjadwalkan pekerjaan untuk hari berikutnya, dan kemudian, setelah makan malam, pergi ke kabin dan membaca.

Dia suka menulis,  alat tulis yang banyak bertebaran dimejanya.

Dikamarnya ada banyak buku-buku favorit klasik Rusia  dan modern.

******


Boris  sering pergi keruang radio dan dengan tidak sabar bertanya kepada operator radio mencari banyak informasi.

"Tak ada berita atau perintah penting," kata awak Radio Nikolai.

 Nikolai awak kapal radio adalah pembawa berita penting. 

Tentunya setelah diserahkan ke kapten dan memilah berita yang dapat disampaikan.

Boris mendapat tahu  tentang pertempuran sengit di dekat Sevastopol, Leningrad, Moskow antara Jerman dan Rusia. 

“Ada berita tentang kekalahan pasukan Jerman di dekat Moskow, dan kegagalan rencana Hitler untuk mengepung dan merebut Moskow,” kata Budarin.


Mereka berbicara tentang Kapten Smirnov pria pemberani dikapal.

Ketika kapalnya ditorpedo Jerman, dia tidak meninggalkan kapal.

Kapten Smirnov menyelamatkan orang-orang, meskipun dia sendiri, 
terluka parah.

Dia mati atas kapal, di Leningrad. Pelaut pemberani dimakamkan dengan penghormatan militer.


Bab 5 Pesawat Tempur Jepang


Didekat Philpina, kapal perang Jepang berbaris dan memandang curiga kepada Perekop.
Kapal itu mungkin pergi berperang ke Philpina dan suasananya mencengkam.


Awak kapal melambai lambai dan komunikasi yang berjalan terbangun dengan baik.

Kapal perang itu tidak mengganggu kapal dagang Perekop. 

Ada beberapa kali pesawat terbang Jepang melintas. Namun sejauh itu  dengan mengibarkan tanda kapal dagang dan identitas Rusia kapal Perekop tidak diganggu armada Jepang.

"Pesawat terbang!" Seru seorang pelaut.  

Mereka dapat membedakan pesawat pesawat Jepang dengan lingkaran merah di badannya.

Para pelaut mengibarkan bendera isyarat yang menunjukkan nama kapal dan kebangsaannya, dan meletakkan bendera Soviet di palka kedua, meskipun bendera Rusia diburitan terlihat jelas.

Pesawat itu pergi beriring iringan. Mungkin pergi berperang dengan Amerika di Phillipina.

Dalam berita disebutkan Jepang segera melabrak tentara Amerika di Philipina beberapa jam setelah penyerangan Pearl Harbor.

Para pelaut Rusia mulai percaya diri. Jepang tidak bermusuhan dengan Rusia. Jepang tidak akan menyerang mereka.

Mereka bisa aman dan Surabaya sudah hampir dekat. Mereka sudah mendekati kepulauan "segantang Lada" begitu orang melayu menyebutkan negeri mereka kepulauan Riau.

Namun didekat itu, pada suatu hari setelah 15 hari dalam perjalanan sebuah peristiwa terjadi. 
Sebuah pesawat tempur Jepang berkeliling di atas kapal Perekop.

Pesawat itu terbang semakin dekat.
Entah apa yang ada dipikiran pesawat tempur itu, sebuah bom tiba tiba dijatuhkan. 

Pelaut Ziverev  menggeser kemudi, dan kapal dapat menghindari bom.

Bom yang jatuh dilaut, membuat dua kolom air naik keatas dan ledakan  terdengar. 

"Sebuah kapal tak bersenjata akan dibom!" Budarin seperti tak percaya.

"Lihat, pesawat berbalik dan mungkin membom lagi," Seru Ilja Sergei.

Benar saja, pesawat berbalik dan melakukan pengeboman untuk kedua kalinya. 

Menerbangkan pesawat seperti bayangan besar yang meluncur melintasi dek seperti ingin menabrak cerobong asap.

Sebenarnya tidak ada keraguan bahwa pilot pesawat terbang itu dapat melihat bendera Uni Soviet dengan sempurna.

Tetapi sekali lagi bom "bersiul" diatas kapal dagang Perekop. 

Tidak peduli bagaimana kapten memerintahkan bermanuver, menghindar, mengubah arah kapal. Hanya itu yang dapat dilakukan. 

Para pelaut menjalankan perintah, bom-bom dan beruntungnya bom jatuh  di samping kapal.

Setelah itu pesawat mengitari Perekop dan terbang menjauh. Pesawat tempur itu pergi dengan meninggalkan sedikit kerusakan. 

Sebuah lubang kecil ditemukan di sisi kiri kapal, dan sebuah pecahan bom ditemukan di palka. 


Para awak kapal, dengan cepat memperbaiki lubang itu.

Ada keheningan yang menyesakkan. Kemudian para pelaut mulai berpikir. 

"Apakah Jepang memulai perang dengan kita?"

"Tidak mungkin! Kalau ada  pasti telah diperingatkan dari Vladivostok."


"Apakah para awak komunikasi melewatkan radiogram?" Tanya Bakhirev.


Malam tiba, dan orang-orang menjadi tidak bersemangat.

Mereka mendiskusikan serangan sebuah pesawat tempur Jepang di kapal dagang besar Perekop sore tadi. 

 

***


Bel berbunyi dan pelatihan telah diumumkan. Mereka memeriksa tentang tugas persiapan kapal dalam situasi darurat.

Makanan kaleng, kerupuk dan roti dimasukkan ke dalam perahu cadangan.  Sekoci diisi dengan air minum, dayung,  dan layar diperiksa.

Juru masak bersiap, Mark bekerja di dapur, membuat roti tambahan, kerupuk kering, dan irisan daging yang dimasak.

Pengemudi dan stoker yang tidak bertugas, di bawah kepemimpinan Pogrebeny dan asisten pertama yang bertugas. 


"Bagaimana kita?" Anna paling cemas terhadap kejadian itu. Bibirnya mengering karena takut. 
"Aku juga takut," kata Sheyna 
"Berdoa saja, semuanya akan baik-baik saja. Kita tunggu hubungan radio dengan Vladovostok." Hanya Ednovokia yang agak tenang.

Kapten memerintahkan mengirim radio ke Vladivostok tentang penyerbuan kapal oleh pesawat Jepang. 

Radiogram tanggapan diterima 

 "Ubah arah  lewat   berbelok ke barat dan menuju Singapura," perintah Vladivostok. 

"Minta perlindingan kapal-kapal Soviet," ujar Radiogram itu  lagi.
"Konsul Soviet di Singapura. Seluruh pertimbangan dari kapten, apakah melanjutkan perjalanan ke tujuan ke Jawa atau kembali. "

Tentu saja ini adalah pilihan terakhir. Singapura atau Kalimantan. Pulang ke Rusia lebih gawat lagi. Perjalanan panjang dan puluhan kapal Jepang dilaut bisa berbahaya. 

Dalam radiogram, diusulkan untuk memberi tahu perusahaan pelayaran setiap jam.

Radiogram itu juga melaporkan bahwa Uni Soviet menjalin hubungan damai dengan Jepang.

Serangan pesawat Jepang terhadap Perekop telah dilaporkan kepada pemerintah Soviet .
Telah ada protes kepada Jepang.


Sepanjang malam "Perekop" berlayar di laut Natuna atau laut China Selatan.

Para awak kapal waspada  dalam kegelapan malam, tetapi tidak ada kapal lain yang terlihat. 

Bintang berkelap-kelip dengan bintang-bintang besar di selatan. 

Para pelaut telah mengubah  arloji, disesuaikan dengan waktu setempat.  Namun tampak keletihan dan rasa takut.

Anak remaja Budoyan  yang ceria, lalu Budarin mendekat .

"Ayo, bagi yang tidak bertugas pergi istirahat. Jagalah kekuatan kamu. Tidak tahu apa yang terjadi nanti."
Kata kata Budarin bukan menenangkan, tapi menimbulkan takut.

Kita tidak punya waktu,  cukup tidur, " jawab Styvrin.


"Mekanik senior ada di ruang mesin sepanjang waktu, "

"Kapten juga, tapi kita membutuhkan kekuatan."
" Saya di waktu yang tenang bisa tidur siang sebentar. Bagi yang ditunjuk berjaga-jaga jangan lalai. "

Gelombang laut naik dan turun. Gelombang besar tampak, pasti ada badai besar di utara.


Di kejauhan terlihat pulau seperti garis tipis di kejauhan.

Kapten Demidov memerintahkan untuk mendirikan pos pengamatan di haluan.
Seluruh kru dalam keadaan tegang dan waspada. 

Andrianov  pergi ke kamar navigator untuk membuat entri di jurnal.

Tiba-tiba terdengar suara Seorang pelaut.

" Pesawat terbang, ada enam pesawat terbang yang datang."

Melirik arlojinya, Andrianov menulis.


“Pukul 12.05, pesawat muncul. 

Enam pesawat diperkirakan ketinggian 300-400 meter. Tanda pengenal Jepang.

Pesawat terlihat jelas pesawat  pengebom Jepang.

Tiba tiba muncul enam lagi. Enam pesawat pertama, enam pesawat kedua dibelakangnya.

Selama satu atau dua menit pesawat-pesawat itu menghilang dibalik awan.

Tapi kemudian membalik, merendah dan menuju kapal Perekop.

Bel alarm berbunyi nyaring di seluruh kapal. 

Para pelaut langsung menuju tempat masing-masing.

Pemadam kebakaran  bangkit dan waspada.

Radchenko pergi ke stoker. Bakhirev bermandikan keringat, ia mulai menambah batu bara ke tungku pembakaran  

Nyala api besar keluar dari tungku terbuka, menerangi tubuh Bakhirev yang setengah telanjang.

Handuk basah yang melilit kepalanya. Tapi begitu dia menutup pintu tungku, semuanya kembali gelap.

Sebuah ledakan terdengar. 
"Apa yang terjadi?"
" Jepang, mereka membom lagi," Seru seorang petugas yang turun.

Bakhirev bertanya lagi, tapi pelaut itu Radchenko tidak punya waktu untuk menjawab

Terjadi ledakan, kapal berguncang dan listrik  padam. 

Semuanya  menjadi gelap. Bakhirev menyadari bahwa sebuah bom telah menghantam kapal.

"Jepang sedang membom," 

Para pelaut digeladak, melihat bom yang dijatuhkan.

Kapten memberi perintah agar kapal berlayar zig zag.

pelaut Vasily  buru-buru menggeser kemudi. 

Kapal itu ber "zig-zag" menghindari bom. Bom meledak di mana-mana, menimbulkan percikan air besar yang terus-menerus menghantam kapal.

Bunyi bom sangat keras, sulit untuk mendengar apa-apa.

 Vasily paling sibuk,  ia hanya menebak nebak kearah mana bergerak untuk berzigzag.


Dengan usaha yang luar biasa, dia dengan cepat menggeser kemudi ke kanan lalu ke kiri. 

Keringat mengalir di wajahnya yang basah, membanjiri matanya, tetapi dia bahkan tidak bisa berpikir untuk melepaskan tangannya dari kemudi 

Satu bom, dengan jeritan dan raungan, meledak dibawah kapal 

Kebakaran segera terjadi, api menyebar kemana mana. Slang pemadam kebakaran beraksi untuk memadamkan api.

Tapi itu tidak banyak menolong. Seluruh haluan kapal diselimuti asap. Lidah api melonjak tinggi di atas kapal.

 





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Budaya Jepang dan Amerika

13 Cerita Anak-anak yang Menyenangkan Dari Seluruh Dunia

PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI DAN PERANAN MAEDA