I 01-07 SISI LAIN "JK"
Daftar Isi:
1.Prakata
2.Surat Cinta JK
3.Menapak Jalan Jadi Wapres
4.Duet SBY-JK
5.Kemenangan SBY-JK
6.Tidak ada Perseteruan Abadi.
7. Pemerintahan Masa Transisi.
**********************************
BAB 1 Surat Cinta Jusuf Kalla
Cerita ini tidak banyak berbicara tentang kehidupan formal seseorang yang bernama Muhammad Jusuf Kalla. Pria Humoris yang menjadi orang pertama menjabat wakil presiden untuk dua kali.
Menyoroti cerita "Sisi Lain JK" yang dipenuhi humor dan canda serta Cara kerja Politiknya yang berbeda.
Untuk kisah hidup formal sudah banyak ditulis dan cerita ini loncat dari satu ke lain bersama humor JK.
Surat Cinta JK dalam ulang tahun ke 50 pernikahannya dengan sang istri tercinta dengan tulisan tangan.
Puisi Cinta Jusuf Kalla kepada Mufida Wakil Presiden memperingati ulang tahun pernikahannya yang ke-50 di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, tanggal 27/8/2017.
JK mempersembahan sebuah puisi cinta yang romantis.
Saat dirinya diisukan sakit , JK menyebutkan dirinya sehat dan sedang membuat puisi untuk ulang tahun pernikahannya dengan Mufidah Kalla.
Saat membacakan Puisi dengan sikap romantis putri bungsunya, Chairani Kalla. “Masih belum percaya Bapak kami se-romantis ini menulis sendiri 3 halaman surat cinta yang menggemaskan ini untuk Ibu kami sebagai kado ulang tahun pernikahannya,” kata Chairani di instagramnya.
Surat Cinta JK untuk istri tercinta,
Di hari minggu yang sama setengah abad yang lalu, kita duduk bersanding dengan penuh bahagia. di aula hotel negara, Makassar yang pada waktu itu cukup terpandang.
Sekarang sudah bubar itu hotel.
Setelah paginya akad nikah di rumah, yang dipenuhi para keluarga, itu hari terindah dalam hidupku. aku pertama kali melihatmu, waktu kita di SMA. Kita bersebelahan kelas.
Karena kau adik kelasku. Aku terpesona dengan kesederhanaan mu. walaupun kau sempat tak peduli padaku. Aku menyukaimu pada detik pertama aku melihatmu.
Tujuh tahun lamanya aku berusaha untuk mendekati dan meyakinkan mu. Tapi engkau seperti jinak jinak merpati. sama dengan nama jalan di depan rumahmu.
Antara mau dan tidak sering membingungkan tidak jelas. Aku bersabar berjuang dengan waktu. Namanya pacaran tapi kurang asyik seperti teman teman saya lainnya.
Kemana-mana kau dikawal oleh adik adikmu kayak Paspampres saja. Walaupun aku punya Vespa tapi kamu enggak pernah mau dibonceng.
Selama tujuh tahun kita hanya sekali nonton bioskop. itupun dengan teman temanmu. sehingga untuk bisa memegang tanganmu saja, sangat sulit.
Tapi ku tahu hal yang sulit biasanya berakhir manis. akar budaya kita memang berbeda, antara Bugis dan Minang. Orang tuamu terkadang khawatir karena engkau anak perempuan satu satunya. adiknya laki-laki semua.
Orang tuaku pula sering salah mengerti adat minang. Kenapa perempuan lebih banyak menentukan. perbedaan yang nyaris menduakan kita.
Kalau ke rumahmu harus siap untuk sabar. Mendengar petuah bapak mu dengan suara yang pelan, seperti guru menasihati muridnya. Karena memang bapak dan ibumu juga guru.
Aku ingin menemuimu tapi bapakmu menyembunyikanmu.
Kau baru dipanggil keluar kalau saya permisi pulang.
Sebenarnya itu termasuk perilaku yang kejam.
Akhirnya aku mengubah strategi. Datang ke rumahmu sore hari sebelum magrib, begitu magrib aku berdiri dan azan dengan fasih.
Keluar salat berjamaah yang diimami oleh bapak mu.
Ini juga penting agar bapakmu tau bahwa aku juga rajin shalat. Setelah tamat SMA kau bekerja di BNI. (lalu) kuliah sore.
Sampai kuliah aku juga bekerja di kantor bapakku, sekali seminggu aku minta menjadi asisten dosen dan mengajar di kelas mu tanpa honor.
Semua itu agar bisa bertemu denganmu, dan melihat senyummu.
Keras sekali perjuanganku tapi demi menatapmu.
Akhirnya kau luluh juga. ayahku akhirnya memahami perbedaan adat kita, selain ibuku dan sahabatnya memberi nasihat. Mungkin juga setelah membaca buku Hamka, tenggelamnya kapal Van der Wijck.
Saat orang tuaku melamarmu untuk jadi istriku, aku melihat cakrawala tersenyum perjuangan cinta bertahun tahun yang berbuah manis.
Setelah kita menikah aku menjalankan perusahaan ayahku. kau sekretaris, merangkap keuangan karena kita belum bisa, memegang pegawai tambahan.
Di samping mengasuh anak dan mengurus rumah dengan baik. anak-anak kita kau asuh sendiri tanpa suster suster seperti cucu kita sekarang.
Selama 50 tahun kau chef terbaik yang kukenal, karenanya kita jarang makan di restoran. di kantor pun setiap hari kau kirim makanan. teman teman selalu menunggu apa yang akan kau hidangkan.
Kau tahu cintamu terus mengitari ku karena hidangan yang kau buat.
50 tahun kita jalani 33 tahun di Makassar dan 17 tahun di Jakarta. sungguh suatu perjalanan yang panjang. kita jalani hidup tanpa tanpa berubah kecuali Aku suka kesederhanaanmu sejak pertama aku melihatmu dan sekarang kesederhanaan mu terindah.
Secara ekonomi gaji pejabat negara tidak besar. Termasuk Bapak Jokowi.
Lebih besar hasil usahamu yang bermacam macam, Sampai tambak udang menelepon dari meja riasmu. Mungkin perpaduan semangat Minang dan Bugis yang kau alami. Kau perempuan hebat istriku.
Dalam aura kesederhanaan mu tersimpan energi yang dahsyat. Orang bugis tak fasih berkata kata indah.
Kecintaannya ditunjukkan oleh perilaku, bahasa tubuh, dan senyumnya. Untuk romantis pun aku tak pandai ucapkan dengan kata kata.
Karena itu aku minta maaf kepadamu, karena selama 50 tahun aku tak pernah beri bunga sambil berucap I love you.
Itulah sepotong romantisme Jusuf Kalla, atau Dr. Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla, sering ditulis Jusuf Kalla Wakil Presiden Indonesia ke-10 dan ke-12 .
Sejak tanggal Oktober 2014 Wakil Presiden Indonesia pertama yang menjabat 2 kali secara tidak berturut-turut.
Dilahirkan tanggal 15 Mei 1942 di Watampone,Sulawesi Selatan sebagai anak ke-2 dari 17 bersaudara dari pasangan Haji Kalla dan Athirah,
Bersekolah di SMA Negeri 3 Makassar yaitu
Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin pada tahun 1967.
The European Institute of Business Administration, Perancis tahun 1977.
Tahun 2014--2009 dan 2015-2019
Ketua Umum Partai Golongan Karya tahun 2004-2009.
Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat tahun 2001-2004. Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia tahun 1999-2000.
Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Fraksi Golongan Karya tahun 1982–1999. Anggota DPRD Sulawesi Selatan dari Sekber Golkar tahun 1965-1968.
Ketua HMI Cabang Makassar tahun 1965-1966, Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Hasanuddin (UNHAS) tahun 1965-1966, serta Ketua Presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) tahun 1967-1969.
Sebagai pengusaha dia adalah Direktur Utama Grup Usaha PT. Hadji Kalla tahun 1968-2001
Komisaris Utama PT. Bukaka Teknik Utama tahun 1988-2001.
Direktur Utama PT. Bumi Sarana Utama tahun 1988-2001.
Komisaris Utama PT. Bukaka Singtel International Organisasi tahun 1995 – 2001.
Direktur Utama PT. Kalla Inti Karsa tahun 1993-2001.dan Direktur Utama PT. Bumi Karsa tahun 1969-2001. Setelah pensiun dari jabatan Wakil Presiden suaranya masih terdengar nyaring dan kadang kadang berseberangan dengan pemerintah.
2.Menapak Jalan Jadi Wapres.
Bagaimana Jusuf Kalla menjadi wakil presiden untuk pertama kalinya?.
Untuk cerita ini mungkin kita perlu melihatnya dalam sebuah cerita catatan seorang pengusaha.
Pengusaha yang bernama Sofjan Wanandi. Lelaki kelahiran Sawahlunto, Sumatera Barat ini sejak mahasiswa hingga pada usia senjanya bersuara sangat lantang dan kritis.
Dia mengkritisi berbagai kebijakan ekonomi pemerintah yang dianggapnya tidak tepat. Sofjan Wanandi bersuara lantang sejak mahasiswa.
Itu semua diakui Sofyan Wanandi karena kecintaannya pada bangsa dan negara. “Cintaku untuk negaraku. My love for my country." Kata Jusuf Wanandi.
Sebuah Buku untuk Sofjan Wanandi dengan judul "Tujuh Presiden " ditulis oleh
Buku ini mengisahkan perjalanan hidup Sofjan Wanandi dari sejak muda sampai berhasil menjadi pengusaha besar. Setelah itu menjadi Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo.
Pada saat Malari 1974 dan pada 1998-1999 Sofyan Wanandi adalah aktivis.
Menjadi Mahasiswa pada tahun, mengalami kehidupan zaman orde lama.
Mengenal dan dikenal oleh tujuh presiden Republik Indonesia sejak Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, KH Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri , Susilo Bambang Yudhoyono dan terakhir Joko Widodo.
Sebuah cerita dalam biografi yang ditulis Robert Adhi Ksp ada catatan kisah tentang Jusuf Kalla sampai menjadi Wapres.
" Sofjan Wanandi dan Tujuh Presiden – My Love for My Country"
Di tahun 2003 Sofjan Wanandi adalah ketua Apindo atau Asosiasi Pengusaha Indonesia.
Dia menjadi pembicara dalam Musyawarah Nasional Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI) di Bali.
Dikursi pembicara duduk Susilo Bambang Yudhoyono yang saat itu menjabat sebagai menteri koordinator politik dan keamanan.
Selesai berbicara dengan antusias Sofyan Wanandi mengusulkan SBY menjadi presiden .
Kalimat secara seloroh itu ternyata banyak anggota HKI Setuju.
"Setuju," teriak mereka.
SBY tampak tersenyum. Dia kemudian menulis di secarik kertas kecil: “Sdr. Sofjan, apakah Anda serius?” Sofjan menulis jawabannya juga pada kertas kecil: “Serius, Pak.”
Sofyan Wanandi tidak main main.
Setelah kembali ke Jakarta, Sofjan menemui SBY di kantor Menkopolkam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta.
SBY kembali bertanya, “Sdr. Sofjan, saudara mengusulkan saya menjadi presiden. Apakah saudara serius? Bukankah saya tidak punya apa-apa.”
“Saya serius, tapi dengan syarat wakil presiden harus berasal dari kalangan pengusaha,” kata Sofjan.
Susilo Bambang Yudhoyono setuju dan Sofjan menawarkan Ketua Kadin Aburizal Bakrie atau Menko Kesra Jusuf Kalla. Pilihan jatuh kepada Aburizal Bakrie.
Sofjan mengatur pertemuan Susilo Bambang Yudhoyono dengan Ical atau Aburizal Bakrie.
Setelah tiga kali pertemuan, Aburizal Bakrie menolak menjadi calon wakil presiden mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono karena merasa partainya, Golkar jauh lebih besar dari Demokrat.
Gengsi mungkin; partai baru yang didirikan SBY mengusulkan ketuanya sebagai Presiden dan dia hanya sebagai Wakil Presiden.
Aburizal lebih memilih maju menjadi calon Presiden dalam konvensi Partai Golkar. Abu Rizal Bakri berambisi maju sebagai Calon Presiden
Namun dalam konvensi Partai Golkar dia kalah oleh Wiranto yang menjadi Capres. Ketua Umum Golkar adalah Ir. Akbar Tanjung.
Setelah Aburizal Bakrie menolak, Sofjan beralih ke Jusuf Kalla.
Ternyata, menurut Jusuf Wanandi Jusuf Kalla juga menolak menjadi calon wakil presiden.
Jusuf Kalla mengatakan, “Pak Sofjan, saya tidak mau. Dia (SBY) susah ambil keputusan.” pendapat Jusuf Kalla waktu itu.
“Kalla tidak ingin berpasangan dengan Susilo Bambang Yudhoyono yang dinilainya lemah dan tidak mampu mengambil keputusan segera,” kata Sofjan Wanandi.
Akhirnya Sofjan Wanandi kalau Jusuf Kalla ingin menjadi calon wakil presiden dari Megawati Soekarnoputri yang kala itu adalah presiden dan wakil presiden Hamzah Haz.
Lagi lagi ada kegagalan, pertemuan Jusuf Kalla dan Megawati Soekarnoputri tidak membuahkan hasil.
Megawati lebih memilih Ketua PBNU K.H. Hasyim Muzadi sebagai pendampingnya sebagai Wakil Presiden untuk maju tahun 2004.
Jusuf Kalla didekati lagi, Jusuf Kalla tidak mau sebagai pendamping atau simbol saja dan ingin mendapat kekuatan politik .
Itulah Jusuf Kalla mempunyai pemikiran yang maju. Jusuf Kalla ingin berperan aktif dalam pemerintahan.
Jusuf Wanandi dan Jusuf Kalla bersahabat baik sejak lama.
Pertemanan mereka sudah puluhan tahun dan selalu akrab.
Sofyan Wanandi juga sangat dipercaya menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) cukup lama.
Ada cerita lain saat krisis ekonomi melanda Indonesia. Ketika tahun 1998-1999 ketika orde reformasi mulai bergulir Sofjan terancam karena dianggap sebagai salah satu tokoh yang memotori unjuk rasa. Sofjan Wanandi terpaksa lari ke Australia.
Selama itu, Jusuf Kalla mengawasi dan selalu saling telpon sampai keadaan aman.
Dalam banyak kesempatan, mereka berbicara pada satu cita-cita, yaitu bagaimana pengusaha bisa bermanfaat secara sosial karena hal ini yang mempersatukan bangsa.
Jusuf Kalla akhirnya bersedia menjadi cawapres Susilo Bambang Yudhoyono dengan perjanjian tertulis tentang pembagian tugas.
Susilo
Susilo Bambang Yudhoyono setuju dan duet mereka diresmikan untuk melawan Megawati dan Hasyim Muzadi. Pasangan ini didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum.
Kolaborasi kandidat calon presiden-calon wakil presiden Susilo Bambang Yudhoyono -Jusuf Kalla mendapat apresiasi positif dari masyarakat.
Poling responden menganggap mereka pasangan pemimpin yang ideal dan ini diluar dugaan mereka.
Responden menilai SBY-Kalla cocok memimpin bangsa.
Hanya 1 SMS atau 0,6% menjawab tidak tahu.
Susilo Bambang Yudhoyono mundur dari kursi menteri dan posisinya digantikan Hari Sabarno, sebagai Pelaksana Tugas Menko Polkam.
M Jusuf Kalla menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat juga mundur dan digantikan oleh Abdul Malik Fadjar sebagai Pelaksana Tugas Menko Kesra.
Dalam pemilihan presiden yang digelar secara langsung untuk pertama kalinya di Indonesia sejak reformasi.
Susilo Bambang Yudhoyono berpasangan dengan Jusuf Kalla. Pasangan ini akan berkampanye dan dikenal dengan slogan "Bersama Kita Bisa".
Banyak harapan diharapkan dari kedua pasangan ini. Banyak dukungan dan kerinduan serta harapan dari masyarakat bahwa kedua pasangan ini mampu menciptakan stabilitas dan keamanan di Indonesia.
Harapan yang saat ini dirasa kurang dan sangat diharapkan rakyat.
Kalangan yang tak mendukung , meragukan karakter dan catatan perjalanan keduanya.
Latar belakang Susilo Bambang Yudhoyono yang militer dan Jusuf Kalla pengusaha yang berasal dari Orde Baru.
Mereka diragukan bisa menciptakan Indonesia yang bersih dan tertib hukum.
Bagaimana dengan Jusuf Wanandi? Karena mendukung SBY-JK, Sofjan “berkelahi” dengan abangnya, Jusuf Wanandi, yang mendukung Megawati-Hasyim Muzadi.
Mereka tak berbicara selama tiga bulan sampai didamaikan oleh ibunya, Katrina, ketika liburan keluarga ke Tiongkok.
“Sofjan tidak hanya mengusulkan, tetapi juga mengajak teman-temannya di Apindo untuk mendukung.
Kampanye mulai direncanakan dan para pengusaha akan mendukung.
*************************
Bab 4 Duet SBY-JK.
Tiba masanya saat Kampanye Pilpres 2004 . Semua pasangan sibuk membuat materi Kampanye.
Tim pemenangan membuat konsep Susilo Bambang Yudhoyono dan Muhammad Jusuf Kalla yang akan disingkat SBY-MJK.
Sempat tercetak sebagai atribut kampanye, SBY- MJK.
Disitu Jusuf Kalla berpikir ada sinyal bahaya dan tidak enak dalam atribut itu .
Jusuf Kalla kurang kena dengan singkatan MJK atau Muhammad Jusuf Kalla. Singkatan ini kata Jusuf Kalla beda beda tipis dengan MCK (Mandi Cuci Kakus).
" Jadi salah-salah bisa diplesetkan orang jadi SBY dan MCK,”
Jusuf Kalla akhirnya mengusulkan memakai dua huruf namanya saja. MJK menjadi JK . Nama singkatan itu populer sampai sekarang dengan sebutan SBY-JK.
Jusuf Kalla bersama Susilo Bambang Yudhoyono membuat iklan kampanye yang berkonsep “Susilo Bambang Yudhoyono - Muhammad Jusuf Kalla, SBY -JK.
Target perolehan suara yang ingin dicapai? Adalah sebesar 40 persen dan tim sukses yakin dan optimistis mendapat dukungan besar dengan semboyan mereka.
Semboyan "Perubahan menuju Indonesia yang Aman, Adil, dan Sejahtera" demikian bunyinya.
SBY yang menarik juga punya hobi menyanyi . Lagu "Pelangi di Matamu" karya kelompok musik Jamrud termasuk dalam hitungan kampanye .
Diharapkan strategi ini akan menarik dari kalangan pemilih pemula untuk memilih mereka.
SBY bahkan sempat satu panggung menyanyikan lagu "Pelangi di Matamu" bersama Grup Jamrud yang cukup beken di Jakarta.
Namun tak semua masa kampanye dilalui dengan mulus.
Lawan politiknya gencar melakukan manuver politik. Berbagai berita miring dikeluarkan. Dari isu militerisme sampai kristenisasi. Partai Demokrat sebagai contohnya. Ada tuduhan kepada partai pengusung.
Fakta bahwa dari 57 calon anggota legislatif Partai Demokrat yang terpilih, 43 diantaranya beragama Islam dikeluarkan SBY. Untuk menangkal tuduhan. Kampanye terus berlangsung dengan sengit.
Kampanye, SBY-JK selalu optimistis karena mereka dianggap bersih dari korupsi dan mampu mengatasi konflik di Tanah Air.
Kampanye perdana di Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan . Di daerah konflik Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam.
Semuanya mengangkat masalah pemberantasan korupsi dan penegakan hukum. Juga Keadilan.
Dalam sejarah Pemilu Indonesia tahun 2004 adalah Pertama Kali Rakyat Memilih Langsung Presiden mereka.
Sebelum tahun 2004, pemilihan umum di Indonesia hanya untuk memilih wakil rakyat di DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota.
Sejak pemilu yang pertama di tahun 1955. Namun reformasi telah berubah.
Kini berlaku Undang-Undang No.23 Tahun 2003 Tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan berhasil menyelenggarakan pilpres langsung pada pertengahan 2004.
Tahun 2004 menjadi periode tersibuk bagi KPU. Karena apa?
Dalam satu tahun itu KPU harus menyelenggarakan tiga kali pemilu.
Pemilu anggota DPR, DPD, dan DPRD, pemilu presiden-wakil presiden putaran pertama.
Ada tanda akan terjadi, Pemilu presiden-wakil presiden putaran kedua.
Karena kontestan yang berpartisipasi pada pemilihan tahun 2004 ada 24 partai politik yang ikut bertarung.
Beberapa di antaranya, seperti Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan partai baru berdiri.
PKS sebenarnya sudah mengikuti Pemilu 1999 dengan nama Partai Keadilan (PK), tapi partai ini harus berganti nama untuk mengikuti Pemilu 2004 karena jumlah suara di pemilu sebelumnya tak memenuhi ambang batas.
Meskipun masih baru, Demokrat dan PKS dalam pemilihan umum memilih wakil rakyat yang duduk di DPR berhasil meraup popularitas.
Partai Demokrat menduduki peringkat 5 dan partai Keadilan Sejahtera urut ke 6.
Demokrat berhasil mendapatkan 8.455.225 suara atau sebesar 7,45% dari total 113.462.414 jumlah suara yang sah.
PKS menempatkan dengan 8.325.020 suara atau 7,34%.
Posisi satu sampai dengan kelima masih ditempati Partai Golongan Karya, PDIP, PKB, dan PPP.
Setelah pemilu legislatif, pemilihan presiden resmi untuk putaran pertama akan dilaksanakan pada tanggal 5 Juli 2004.
Ada enam Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang masuk dan mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum.
Pasangan Abdurrahman Wahid dan Marwah Daud Ibrahim yang dicalonkan oleh PKB ternyata gugur dalam proses.
KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dianggap tidak memenuhi prasyarat kesehatan.
Jadi pasangan Pemilihan presiden putaran satu menyisakan lima pasangan Calon dimana calon itu dianggap memenuhi syarat untuk ikut pemilihan presiden.
Jika Dalam pemilihan calon presiden punya suara lebih dari 50 persen akan menang.
Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, gagal menjadi capres dari PKB Pembacaan ketetapan KPU itu dilakukan oleh Sekjen KPU.
Nama pasangan capres dan cawapres diurut berdasarkan abjad.
Hamzah Haz-Agum Gumelar.
Megawati-Hasyim Muzadi
M Amien Rais-Siswono Yudho Husodo.
Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla.
Wiranto-Sholahuddin Wahid.
Nomor urut 1 adalah pasangan Wiranto dan Salahuddin Wahid yang diusung Partai Golkar .
Mereka maju dengan percaya diri dengan Pasangan militer dan Ulama.
Nomor 2 adalah Megawati Soekarnoputri dan Hasyim Muzadi yang dicalonkan PDIP. Megawati adalah pertahana atau sedang menjabat . Mereka lebih punya harapan untuk menang.
Nomor urut 3 ditempati pasangan Amien Rais dan Siswono Yudo Husodo yang dicalonkan PAN. Ini adalah tokoh reformasi yang namanya tidak diragukan lagi dalam menumbangkan orde baru rezim Soeharto.
Nomor urut 4 ditempati pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla. Pasangan militer dan pengusaha . Jusuf Kalla lebih suka menyebut dirinya saudagar.
Terakhir, pasangan Hamzah Haz dan Agum Gumelar yang dicalonkan PPP menempati nomor urut ke-5. Hamzah Haz sebelumnya wapres yang berpotensi menjadi Presiden dan pendampingnya adalah militer yang mumpuni.
Seluruh kegiatan Pemilu 2004 menghabiskan dana sebesar Rp 4,45 triliun. Semua dana berasal dari APBN dan APBD .
Dari pendataan penduduk sampai pembuatan bilik suara yang berbeda dari pemilu sebelumnya. Dana sebesar itu belum cukup.
Ada lagi dana tambahan dana sebesar 32,367 juta dollar AS yang berasal dari bantuan negara-negara donor melalui United Nations Development Programme (UNDP)
Inilah pesta Demokrasi Indonesia terbesar di dunia dengan calon yang berlaga untuk memenangkan pemilihan.
Semua calon percaya diri. Terutama petahana ibu Megawati adalah partai pemenang pemilu dengan urutan pertama di pemilu legislatif.
Demikian juga Amien Rais dan Siswono Yudo Husodo tokoh reformasi.
Paling kecewa tentu saja dari pihak Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Gus Dur menuduh, dua pejabat negara yang menjadi dalang penjegalan dirinya untuk maju sebagai capres.
Gus Dur mengatakan ada salah satu calon presiden yang mendatangi MA dan meminta lembaga itu mengeluarkan keputusan negatif terhadap keikutsertaannya dalam pemilihan calon presiden.
Ketua MPR Amien Rais menyarankan agar Gus Dur bersama Dewan Perwakilan Rakyat, KPU, dan Panitia Pengawas Pemilu membicarakan soal itu.
Ia mengaku memahami bahwa kedua pihak, baik Gus Dur maupun KPU memiliki alasan yang kuat.
Gus Dur menginginkan semua kandidat diloloskan dan diserahkan kepada rakyat untuk memilih. Sedangkan KPU melihat, untuk jabatan presiden diperlukan orang yang lengkap kemampuan inderanya sehingga yang bersangkutan bisa lebih maksimal melaksanakan tugas.
Bab 5 Kemenangan SBY-JK
Pengurus PKB Khofifah Indar Parawansa menjelaskan bahwa sebenarnya sudah ada kompromi politik pada saat amandemen ketiga untuk menentukan persyaratan menjadi presiden.
Beberapa persyaratan calon Presiden "harus sarjana" dihilangkan. "Persyaratan jasmani" diganti "kemampuan secara jasmani dan rohani" yang artinya kapabilitas atau kemampuan calon.
Jadi menurut Indar Parawansa seharusnya Gus Dur di loloskan.
Namun kenyataannya Gus Dur tetap gagal menjadi Calon Presiden Pemilu 2004.
Dengan tidak ikutnya Gus Dur, diperkirakan dukungan mayoritas warga NU akan diberikan kepada Hasyim Muzadi yang menjadi calon wakil presiden dari PDIP mendampingi Megawati Soekarnoputri.
Beberapa pengamat membuat ramalan terhadap jalannya pemilu.
Tiba masanya hari pencoblosan di bilik suara.
Pemilihan umum menganut asas "LUBER" yang merupakan singkatan dari "Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia".
"Langsung" berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya secara langsung dan tidak boleh diwakilkan.
"Umum" berarti pemilihan umum dapat diikuti seluruh warga negara yang sudah memiliki hak menggunakan suara.
"Bebas" berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
"Rahasia" berarti suara yang diberikan oleh pemilih bersifat rahasia hanya diketahui oleh si pemilih itu sendiri.
Kemudian pada era reformasi berkembang pula asas "Jurdil" yang merupakan singkatan dari "Jujur dan Adil". Asas "jujur" mengandung arti bahwa pemilihan umum harus dilaksanakan sesuai dengan aturan untuk memastikan bahwa setiap warga negara yang memiliki hak dapat memilih sesuai dengan kehendaknya dan setiap suara pemilih memiliki nilai yang sama untuk menentukan wakil rakyat yang akan terpilih.
Asas "adil" adalah perlakuan yang sama terhadap peserta pemilu dan pemilih, tanpa ada pengistimewaan ataupun diskriminasi terhadap peserta atau pemilih tertentu. Asas jujur dan adil mengikat tidak hanya kepada pemilih ataupun peserta pemilu, tetapi juga penyelenggara pemilu.
Dengan dasar ini, awal pemilihan pertama pemilihan presiden tahun 2004 putaran pertama menjadi awal yang bagus bagi Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla.
Mereka meraup suara Pasangan calon 39.838.184 suara dari total 119.656.868 suara sah atau 33,57 persen tertinggi dari semua calon.
Di belakangnya diikuti Megawati dan Hasyim Muzadi yang meraih 31.569.104 suara atau hanya 26,61 persen.
Tanda tanda kemenangannya sudah mulai tampak.
Di TPS nama SBY-JK dikumandangkan para keluarga tentara setiap kali kertas suara dibuka.
Selalu saja muncul dan disebut petugas TPS nama SBY-JK.
Tampaknya mesin politik, kampanye SBY-JK dinilai berhasil menuai dukungan spontan dari masyarakat.
Susilo Bambang Yudhoyono sudah
dianggap calon presiden yang paling konsisten dalam pemilihan presiden.
Iklan layanan masyarakat yang melambungkan popularitas SBY salah satunya mengenai pemilu damai.
“Popularitas SBY-JK terdongkrak karena para pemilih menimbang kualitas kepribadian calonnya masing-masing.
Banyak pemilih melihat SBY cukup kompeten, lebih tegas dan efektif, serta lebih punya empati dan integritas dibandingkan dengan calon lain," ujar Mujani seorang peneliti.
Selain di asrama Cijantung, "demam SBY" juga dirasakan di kawasan lain. Bahkan kawasan basis parpol lain disusupi euforia kemenangan SBY-JK
Kemenangan SBY-JK pada putaran Ke satu bukan kabar yang mengejutkan lagi, tapi nyata.
Tempo (8/3/2004) mewartakan kedudukan SBY diisukan sempat dikucilkan saat menjabat Menteri Koordinator Politik dan Keamanan di kabinet Megawati menimbulkan simpati.
Di balik pengucilan salah satu menterinya itu ternyata Megawati beserta kalangan PDIP sudah sejak lama menganggap SBY sebagai kandidat presiden potensial yang dapat menyaingi Megawati pada Pemilihan presiden tahun 2004.
Polling melibatkan responden dari 13 provinsi yang terdiri dari petani, nelayan, buruh, dan kuli angkut. yang umumnya setia mendukung PDIP justru memilih SBY sebagai presiden pilihan.
Pilpres 2004 putaran pertama ditutup dengan kemenangan perolehan suara SBY-Jusuf Kalla.
Karena tidak ada pasangan calon yang memperoleh suara diatas 50%, maka harus diadakan pemilihan putaran kedua yang diadakan selang tiga bulan setelah putaran pertama.
Putaran kedua akan diikuti oleh pasangan Calon Megawati-Hasyim Muzadi dan SBY-Jusuf Kalla saja.
Pasangan lain tersingkir dan tidak dapat maju lagi karena itulah aturan nya.
Kenyataan terjadi. Pasangan SBY-Jusuf Kalla menang telak pada pemilihan presiden putaran kedua pada tanggal 20 September 2004.
Hasil diumumkan pada tanggal 04 Oktober 2004.
SBY-JK menang dengan perolehan 69.266.350 suara dari total 114.257.054 suara yang dinyatakan sah atau dengan persentase 60,62 persen.
Inilah momentum SBY dan Jusuf Kalla ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia terpilih periode tahun 2004-2009 atau selama lima tahun kedepan.
Pelantikan keduanya akan dilangsungkan pada 20 Oktober 2004 dalam sidang Paripurna MPR yang dihadiri pemimpin dan perwakilan negara-negara sahabat.
Megawati menolak menghadiri pelantikan Presiden Indonesia ke-6 tersebut. Menurut Tempo, Megawati meragukan kredibilitas SBY sebagai perwira lantaran tidak jujur menanggapi isu pencalonan dirinya sebagai presiden.
Langkah Ketua MPR Hidayat Nur Wahid dan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie membujuk Presiden Megawati Soekarnoputri agar menghadiri pelantikan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden pada 20 Oktober 2004 tidak berhasil.
Megawati tetap kukuh, tidak akan hadir dalam acara yang digelar di Gedung MPR/DPR itu. Kubu PDI Perjuangan terus berargumentasi bahwa tidak ada aturan konstitusional yang mewajibkan presiden sebelumnya menghadiri pelantikan presiden yang baru.
Tapi Ketua DPP PDIP Megawati sudah memberikan ucapan selamat secara formal kepada Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Secara formal Megawati sudah mengakui kekalahannya. Hal itu terlihat dari pidatonya pada HUT TNI di Halim Perdana Kusuma dan penerimaannya terhadap keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) tentang hasil pemilihan presiden putaran kedua.
Alasan yang tersirat dibalik sikap Megawati yang menolak hadir di acara pelantikan Yudhoyono sebagai presiden RI ke 6. terjadi
pada bulan Januari-Februari 2004 lalu di Istana Negara.
Hadir dalam rapat yang membahas jadwal kampanye pemilu adalah Wakil Presiden Hamzah Haz, Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Susilo Bambang Yudhoyono dan Menteri Kehakiman dan HAM Yusril Ihza Mahendra.
Di awal rapat, Mega menjelaskan posisi dirinya sebagai Ketua Umum PDIP yang diusulkan menjadi calon presiden mendatang. Untuk itu dia bertanya ke pejabat yang hadir yang kabarnya diusulkan partainya masing-masing menjadi calon presiden atau wakil presiden.
Hamzah Haz menjawab dirinya dicalonkan partainya, jadi nantinya akan ikut kampanye.
Yusril menjawab sebaliknya, bahwa Partai Bulan Bintang tidak mencalonkannya.
Ketika tiba giliran Mega bertanya ke SBY. Partai Demokrat. Apa benar mencalonkan diri?
"Pak Susilo kaget, terkejut dan memerah wajahnya dan menjawab tidak benar," ujar Megawati kepada sumber Tempo dan dua orang lainnya yang hadir di ruang makan rumahnya di Kebagusan, pekan lalu.
Megawati masih ingat jawaban SBY: "Tidak Bu. Itu rekaan rekan wartawan. Itu bisa-bisanya wartawan saja. Yang jelas saya tidak akan berkampanye," ujar Menko Polkam Susilo Yudhoyono.
Menurut Megawati, dia beruntung jawaban Susilo itu disampaikan dalam sebuah rapat sehingga ada saksi yang mendengarkan. Mereka bisa mempertanyakan bagaimana sikap SBY seperti itu.
"Padahal dia seorang militer yang seharusnya tunduk pada komandan. Akhirnya saya mempertanyakan kredibilitasnya," kata Megawati.
Menurut Mega, jika yang menang dalam pemilu presiden adalah Amien Rais atau Wiranto, dia akan ikhlas dan legowo. "Saya akan datangi beliau dan ucapkan selamat.
Sikap Megawati untuk tidak hadir pada pelantikan presiden terpilih SBY disampaikan juga pada rapat DPP PDIP di kantor Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
"Ibu Megawati menyatakan bahwa tanggal 20 Oktober mendatang adalah acara pelantikan presiden terpilih, bukan acara serah terima jabatan.
************************************
Bab 4 Berseteru dan bertukar dan Berpelukan
"Hei Akbar," kata Wapres M. Jusuf Kalla begitu melihat kehadiran mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar, Akbar Tandjung, hadir pada acara buka bersama. Wapres menyapa duluan seolah-olah teman baik yang tidak pernah "berseteru"
Wapres M. Jusuf Kalla, dan ,Akbar Tandjung, terlihat berpelukan mesra pada acara buka bersama Keluarga Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) di Istana Wapres di Jakarta setelah berseteru atau serang kata.
Begitu mendengar sapaan Jusuf Kalla, Akbar Tandjung pun langsung menyodorkan tangannya tersenyum se-ketika, keduanya berpelukan hangat selayaknya sahabat lama.
"Allahu Akbar... Allahu Akbar..," anggota KAHMI lainnya serentak berseru menggema.
Wapres yang mengenakan baju Islami warna putih lengkap dengan peci hitam, memeluk erat Akbar Tandjung, mengenakan baju batik motif bunga lengkap dengan peci pula.
Silaturahmi meneguhkan terjadinya "perdamaian" antara kedua tokoh Golkar yang beberapa minggu sebelumnya "berseteru".
Jusuf Kalla tidak segan segan menyapa duluan meski dia pihak yang disudutkan. Itulah Jusuf Kalla disenangi oleh kawan dan lawan. Tokoh yang tidak punya dendam dalam kehidupan.
Apa pasal dan titik perselisihan? Setelah dikalahkan Jusuf Kalla dan tidak lagi memegang posisi di Partai Golkar Akbar Tanjung mengkritik Jusuf Kalla.
Gelar doktor di Universitas Gadjah Mada (UGM) Akbar Tandjung dalam disertasi mengenai Jusuf Kalla.
Disertasi Akbar Sudutkan Jusuf Kalla dan Ir. Akbar Tanjung diluluskan oleh Universitas Gadjah Mada dengan meraih predikat cum laude untuk gelar Doktor.
Ujian terbuka, Sabtu (1/9-2005) di Gedung Pasca Sarjana UGM, Akbar Tanjung mampu mempertahankan disertasinya di hadapan 9 tim penguji yang diketuai oleh Prof Dr Irwan Abdullah dengan judul;
˜Partai Golkar dalam Pergolakan Politik Era Reformasi; Tantangan dan Responsif™
Ir Akbar Tandjung dalam disertasinya secara tegas mengkritik kepemimpinan partai Golkar pimpinan Jusuf Kalla.
Menurut Akbar, kepemimpinan partai saat ini tidak memiliki pola dan perencanaan yang sistematis dalam menghadapi agenda politik ke depan.
Pimpinan Partai Golkar tidak terlihat sikap responsif terhadap aspirasi rakyat. Ini bertentangan dengan jargon politik ˜Bertindak cepat untuk rakyat™.
Perbuatan ini dapat mengancam solidaritas partai menempatkannya pada kondisi yang rentan,.
Rekrutmen kader yang tidak obyektif dan tidak berdasarkan pada prinsip merit system, tetapi mengarah praktik-praktik nepotisme.
Partai Golkar perlu langkah konkrit untuk rencana politik ke depan.
Di partai Golkar diperlukan kepemimpinan yang sesuai dengan mekanisme dan aturan rekrutmen kader secara obyektif berdasarkan merit system.
Prof Irwan Abdullah selaku ketua tim penguji pada ujian terbuka memberi kualitas akademik yang dicapai Akbar Tandjung dengan kualitas yang tinggi.
Dalam disertasinya terlihat kekayaan data dan kemampuan akademik.Mampu terlibat dalam wacana akademik, seperti menguji kembali pikiran Huntington, jadi bukan hanya sebagai praktisi, tegasnya.
Akbar Tanjung juga dinilai mampu mempertahankan penelitian dan disertasinya di hadapan publik dengan sangat baik, tegas sang Profesor.
Sementara Prof Dr Ichlasul Amal, MA selaku ketua tim promotor menuturkan bahwa selama menjalankan konsultasi, bersama tidak jarang dirinya sering melakukan perdebatan yang cukup intens.
Perdebatan yang dilakukan mereka berdua hanya untuk menafsirkan suatu fakta dengan kebenaran ilmiah.
Menurut Amal, proses perdebatan yang dilakukan pun masih dalam tingkat kewajaran karena proses ini akan dialami oleh siapa saja yang mengambil program S3.
Sebagai dosen pembimbing mulanya agak khawatir dengan pendidikan Doktor yang ditempuh Akbar Tandjung, karena sebelum ini sudah ada tiga korban yang tidak berhasil menyelesaikan S3 nya.
Satu anggota DPR, mantan anggota DPR dan mantan menteri, serta satu dosen, dua diantaranya meninggal dan satu pingsan saat mempertahankan disertasinya, kata Amal, tanpa menjelaskan orangnya.
Apa tanggapan Jusuf Kalla?
Jusuf Kalla Mengkritik Balik Disertasi Akbar Tandjung.
Di depan ratusan pengusaha yang mengikuti orientasi yang digelar oleh Partai Golkar di Jakarta, Jusuf Kalla mencela Akbar.
Ia menyatakan, tidak ada aturan yang melarang pengusaha menjadi pimpinan partai politik.
Jusuf Kalla mempertanyakan apa salahnya bila saudagar memimpin bangsa? Naluri pengusaha sangat dibutuhkan dalam memimpin partai politik yang tujuan utamanya adalah kekuasaan.
Jusuf Kalla juga menyatakan banyak pengusaha menjadi pemimpin partai politik dan pengusaha di berbagai belahan dunia.
Perseteruan ini terjadi ketika M Jusuf Kalla maju dalam perebutan posisi ketua umum Golkar setelah terpilih jadi Wapres.
Akbar Tandjung adalah calon kuat ketua umum Golkar 2004-2009 .
Majunya Jusuf Kalla bisa menghentikan posisinya yang berambisi untuk pemilihan selanjutnya.
Sebelumnya, Jusuf Kalla telah menyatakan diri hanya mendukung Surya Paloh untuk maju sebagai nomor satu di partai Golkar.
Lalu apa di balik langkah Jusuf Kalla ini? Kursi kepemimpinan Partai Golkar merupakan kartu terakhir Jusuf Kalla. Harus ada pendukung yang kuat dari partai untuk dirinya dan jabatan sebagai Wapres.
Kubu Jusuf Kalla merasa orang yang dijagokan untuk melawan ir. Akbar Tanjung tidak kuat . Akbar Tanjung adalah ketua umum saat itu dan mencalonkan diri lagi.
Surya Paloh ataupun Wiranto, tidak akan berhasil menandingi kekuatan besar Akbar Tandjung.
Akhirnya jusuf Kalla maju," karena calonnya minim dukungan".
Tim Surya paloh, yang dijagokan hanya 2 DPD yang datang ke hotel Hilton memberikan dukungan baginya.
Jusuf Kalla dan
Surya Paloh ganti posisi. Bila sebelumnya Surya Paloh sebagai calon ketua umum dan Jusuf Kalla sebagai dewan penasehat, sekarang dibalik.
Jusuf Kalla sebagai calon ketua umum dan Surya Paloh sebagai dewan penasehat.
SBY-Kalla harus siap-siap menerima imbas dari pertarungan di Golkar ini. Bila Kalla kalah dalam pertarungan? Apakah kedudukan JK akan kuat dibawah kendali Ir. Akbar Tanjung? Pemilihan di Bali adalah jawabannya.
Jusuf Kalla bersaing dan Akhirnya memenangkan pertarungan menjadi Ketua Umum Golkar 2004-2009. Ir. Akbar Tanjung harus rela memberikan kursinya digantikan M.Jusuf Kalla.
Tragedi Munas Golkar di Bali bagi calon kuat Ir. Akbar Tanjung yang kalah sudah diduga oleh isterinya, Krisnina Maharani yang berurai air mata
Nina saat mendampingi suaminya menggelar jumpa pers di kamar tempatnya menginap di The Westin Resort, Nusa Dua, Bali, Minggu (19/12/2004) pagi."Saya sudah menduga kalah, kata istri.
Karena lawan Bang Akbar sangat besar. Tapi saya tidak sampaikan itu. Saya selalu membesarkan jiwa dia," tutur Nina.Nina, yang selama jumpa pers terus berurai air mata, terharu atas sikap Akbar yang bisa mengendalikan emosi dalam menghadapi kekalahannya.
"Saya terharu dengan sikap Bang Akbar yang bisa mengendalikan emosi."
Ditanya soal apa usulan kegiatan yang disampaikan kepada suaminya setelah tidak lagi memimpin Golkar.
"Terserah Bang Akbar saja. Saya cuma harus menjaga bagaimana dia bisa bahagia," katanya.
Akbar Tanjung menyatakan, ia belum memikirkan kegiatan yang akan dilakukannya. "Yang penting kita bisa mengabdikan diri
Di politik Ir Akbar Tanjung sudah di puncak. Menteri beberapa kali. Menjadi Ketua DPR dan ketua umum partai.
Tapi dalam politik tidak bisa dikatakan selesai. Karena partai politik dinamis.
Kemungkinan bergabung dengan Kalla sebagai ketua dewan penasihat, Akbar Tanjung menolaknya.
"Biarlah paket itu yang menjadi tim di DPP. Kalau saya menang, paket saya ya pak Wiranto. Yang menang Pak Jusuf Kalla, paketnya Surya Paloh." Kata Akbar Tanjung.
*********************
Bab 7 Pemerintahan Masa Transisi
Pemerintahan berjalan. Menteri ditunjuk. Pembagian tugas antara Presiden dan wakil presiden diatur SBY dan berjalan dengan baik.
Gonjang ganjing politik, kenaikan minyak atau BBM. SBY-JK adalah salah satu masalah dalam masa transisi.
Perdamaian Aceh tercipta, setelah tsunami dahsyat melanda Aceh tanggal 26 Desember 2004. Tsunami dahsyat itu juga melanda berbagai negara sampai ke Thailand.
Perdamaian Aceh melambungkan nama Jusuf Kalla.
Jusuf Kalla dianggap Pelopor Perdamaian Aceh yang diakui Gubernur Aceh .
“Sebenarnya Pak JK yang paling berjasa dalam perdamaian Aceh, tentunya dengan izin presiden pak SBY. Tanpa izin presiden saat itu, maka dia tidak bisa bergerak.
Jusuf Kalla yang merintis, mengatur dan menugaskan negosiator Sebagai pelopor perdamaian Aceh.
Seperti diketahui, proses perdamaian Aceh terjadi pada tahun 2005, terjadi disaat Jusuf Kalla menjabat sebagai wakil Presiden dan Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY Presiden RI.
“Ada satu kutipan yang sangat bagus, menyelesaikan konflik Aceh di meja perundingan jauh lebih murah dibandingkan dengan proses akhir dengan senjata, jadi saya pikir Pak Jusuf Kalla adalah paling berjasa,” tambah Irwandi Yusuf Gubernur Aceh Nanggroe Darussalam.
Setelah melalui proses yang panjang, tim perunding dari Gerakan Aceh Merdeka yang dipimpin oleh Malik Mahmud Al-Haytar dan Hamid Awaluddin bertemu.
Ketua Tim Perunding Pemerintah Indonesia yang difasilitasi oleh Martti Ahtisaari, mantan Presiden ke-10 Finlandia, akhirnya menandatangani Perjanjian Bersama. atau Memorandum of Understanding, pada tanggal 15 Agustus 2005 di Helsinki.
Kesepakatan ini kemudian dikenal dengan MoU Helsinki.
“Pak JK tidak wajib tapi harus diberikan. Saya tidak tahu apresiasi seperti apa orang Aceh tidak bisa memberikan penghargaan dalam bentuk benda, kami hanya mampu memberikan penghargaan berupa rasa,” kata Irwandi Jusuf.
Meski demikian, masih ada beberapa kesepakatan MoU Helsinki yang belum dipenuhi oleh Pemerintah Indonesia, yakni masalah kebutuhan hidup, masalah pekerjaan dan hal hal lain.
Situasi perdamaian , dengan dana Otonomi Khusus, Aceh bisa melakukan hal-hal yang sebelumnya tidak dapat dilaksanakan.
“Kita bisa membangun infrastruktur, kita bisa membangun sistem kesehatan. Bahkan sistem kesehatan yang dibangun di Aceh diadopsi secara nasional ke dalam Jaminan Kesehatan Nasional, dan sistem pendidikannya juga sudah cukup bagus. tingkatkan lagi,” kata Irwandi.
Angka kemiskinan Aceh pasca damai dan tsunami mencapai 32,4 persen, menurunkan angka kemiskinan sebesar 18,7 persen.
Tugas saya lagi adalah menurunkan angka kemiskinan Aceh agar mendekati atau lebih kecil dari rata-rata nasional.
“Ini pekerjaan besar, kerja keras, perlu dukungan dari seluruh masyarakat Aceh bukan hanya tindakan pemerintah saja," kata Gubernur.
“Perdamaian Aceh harus dicatat dengan baik, harus dibukukan dengan baik agar generasi penerus bisa belajar, negara harus mencatat perdamaian Aceh,” kata Gubernur.
“Damai Aceh adalah salah satu perdamaian tersukses di dunia Saya sering diundang menjadi pembicara untuk menyampaikan kisah sukses perdamaian di Aceh, bahkan beberapa negara yang dilanda konflik juga berkunjung dan belajar bagaimana Aceh berdamai dengan Pemerintah RI,” lanjut Irwandi.
Irwandi mengungkapkan, beberapa pelaku sejarah Perdamaian Aceh telah membuat buku. “Pak JK, Jaakko Oksanen, Martti Ahtisaari, Hamid Awaluddin juga.
Perdamaian Aceh adalah salah satu sukses pemerintahan SBY-JK.
Namun masih banyak pekerjaan besar dalam pemerintahan SBY-JK .
Sedikit Cerita Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tentang harga BBM sewaktu dan setelah SBY-JK dalam posisi pemerintahan.
"Kisah belum pernah saya ungkap, belum pernah ditulis untuk dijadikan buku. Cerita ini tentang saat saya baru-baru menjabat sebagai Presiden," kata SBY menjawab pertanyaan karyawan tentang kenangannya menjadi pemimpin bangsa. (11/4/2018).
Pada masa transisi dari pemerintahan sebelumnya, SBY-JK kondisi ekonomi bangsa sedang labil.
Harga minyak dunia hingga mencapai US$ 150 per barel. Lebih dari dua kali lipat.
"Sebagaimana kita tahu, menjelang akhir masa jabatannya, Ibu Megawati tak mau menaikkan harga BBM. Saya tidak bisa menyalahkannya. Itu hak beliau, saya menghormati keputusan itu," jelas SBY.
Pemerintahannya memiliki dua pilihan, dan keduanya sama-sama berat. Pilihan pertama, tidak menaikkan harga BBM dengan resiko ekonomi negara bisa ambruk.
"Namun, jika saya menaikkan, sekitar 20%, untuk menyesuaikan harga pasar dengan keuangan negara, kemiskinan pasti akan naik. Rakyat akan menjerit, karena otomatis harga-harga kebutuhan pokok juga bakal ikut mahal," terang SBY.
Akhirnya, SBY memilih opsi kedua, menaikkan harga tetapi dengan mengucurkan bantuan langsung tunai (BLT) kepada masyarakat golongan ekonomi bawah.
Dua kali menaikkan harga BBM dalam periode SBY-JK.
Itu terjadi pada bulan April dan Oktober 2005
"Awalnya saya bertanya kepada para menteri, apakah dana bantuan sudah disiapkan? Semua penerima sudah terdata? Karena saya ingin bantuan ini tepat sasaran, by name by address. Karena belum siap, kebijakan itu saya tunda tiga minggu," kenang SBY.
Hal tersebut ternyata memancing kritikan dari publik. SBY mengaku banyak yang mengatakan ia ragu-ragu, tidak bersikap tegas, lamban, karena tidak segera menaikkan harga BBM.
"Tapi setelah semua siap, harga disesuaikan, bantuan dikucurkan, saya dikritik lagi. Dibilang SBY tidak mendidik rakyat, memanjakan dengan memberi uang," jelasnya.
Padahal, itu semua untuk membantu rakyat kecil yang sedang terdampak kenaikan harga. Supaya daya beli mereka tetap terjaga.
"Itu terbukti. Kita berhasil melewati krisis, bahkan ekonomi kita melejit dengan pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen. Pada 2008, Indonesia juga berhasil masuk ke dalam G20, kelompok negara dengan perekonomian besar di dunia," papar SBY.
Masa pemerintahan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla banyak
kebijakan politik yang dibuat .
Salah seorang pengamat menilai, Susilo Bambang Yudhoyono dianggap sebagai presiden yang secara spesifik mengemukakan agenda pemberantasan korupsi.
Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK direvitalisasikan dan memiliki posisi politik yang sangat kuat dalam bernegara.
KPK telah membongkar berbagai kasus salah satunya kasus suap Kemenpora Wafid Muharram atau kasus korupsi Wisma Atlet yang dilakukan oleh Nazaruddin.
Di dalam hubungan internasional, peran Indonesia aktif di berbagai forum internasional seperti APEC dan Global Climate Change.
SBY-JK konsisten dalam menurunkan emisi gas buang dengan mengeluarkan inpress moratorium perkebunan sawit selama beberapa tahun.
Berbagai kemajuan dilakukan. Hasilnya segera tampak. Di antaranya, terbentuknya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan pendidikan wajib 12 tahun bagi anak-anak Indonesia.
Pembangunan wilayah juga berjalan baik meski banyak isu kontroversial yang ada di dalam masa pemerintahannya.
Beberapa di antaranya adalah:
Kasus Bank Century, Kriminalisasi KPK atau Komisi kasus mafia pajak yang melibatkan seorang pegawai pajak G. T.
Tapi secara keseluruhan, semuanya berjalan dengan baik dengan terciptanya stabilitas dan ketenangan berusaha.
Susilo Bambang Yudhoyono dan Muhammad Jusuf Kalla tampak kompak dalam pemerintahan.
Cara kerja dan pembagian tugas Jusuf Kalla bertindak dengan cepat.
Itulah ciri ciri khasnya. Makin cepat makin baik. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono penuh kehati hatian serta tidak tercermin otoriter sebagaimana sifat seorang militer.
Komentar
Posting Komentar