G20 Bea Siswa dan Implementasinya.




Menlu Australia akan Berikan Bea Siswa G20. Foto : nttmediaexpress.com

"Recover Together, Recover Stronger” menarik menjadi kajian bagi kaum akademis, pemerintah dan organisasi.

Juga ketiga pilarnya yaitu, Arsitektur Kesehatan Global, Transisi Energi Berkelanjutan, dan Transformasi Digital.

Untuk kesehatan ini dapat kita lihat sedikit ceramah dari
Menteri Kesehatan India Mansukh Mandaviya

Ia mengatakan bahwa perlu adanya perubahan sistemik dalam tata kelola kesehatan di tengah tengah pandemi.

Baca juga:Panas Dingin Pertemuan Para Menlu G20 di Bali

Ia menyoroti garis tata kelola kesehatan global dimana menurutnya harus mengedepankan pentingnya memperkuat Arsitektur Kesehatan Global.

India mengatakan "penurunan" COVID-19 yang sedang berlangsung saat ini adalah sebuah tanda yang menggembirakan.

Ini menunjukan bahwa akhir pandemi sudah dekat. Tugas kita selanjutnya adalah peningkatan sistem data kesehatan digital.


Baca juga:Melihat Pertemuan Antar Menlu G20 di Bali, Belum Cair
"Data yang mulus dan pembuatan catatan kesehatan elektronik longitudinal (sejajar) di suatu negara dan di tingkat global sangat penting,” tambahnya lebih lanjut.

Dia juga menekankan kembali kebutuhan mendesak untuk membawa transparansi dan akuntabilitas 'sesuai dengan tujuan' menuju keberlanjutan finansial WHO, kata rilis tersebut.

Dr Mandaviya mengatakan bahwa mekanisme harus dibuat untuk mendukung negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah.

Baca juga:Kontroversi Pesan Zelensky ke Putin oleh Jokowi, Perlukah Dimasalahkan?


Pilar kedua adalah Transisi Energi Berkelanjutan.
G20 mengakui pentingnya tindakan kolektif dalam mengatasi tantangan lingkungan dan perubahan iklim.

G20 Bali Indonesia akan mempromosikan transisi menuju sistem energi yang lebih fleksibel, transparan, dan bersih.

Transisi energi berkelanjutan akan mendukung pekerjaan Kepresidenan G20.

Sebuah ide membangun keahliannya yang luas dalam pertumbuhan hijau, infrastruktur dan iklim.

Ini juga mencakup (subsidi )bahan bakar fosil, investasi hijau, dan Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola (ESG).

Energy Transitions Working fokus pada keamanan energi, akses dan efisiensi energi, serta transisi energi untuk menuju sistem energi yang rendah karbon.

Lewat forum besar G20, Indonesia mendorong upaya kolektif dunia dalam mewujudkan kebijakan untuk mempercepat pemulihan ekonomi global secara inklusif.

Negara-negara G20 memegang tanggung jawab besar dan strategis dalam mendorong pemanfaatan energi bersih.
Salah satu cara untuk itu adalah mengurangi biaya energi, hemat energi atau memakai energi yang bersih lingkungan.

Hemat energi adalah juga mengoptimalkan sumber daya yang ada dan merencanakan investasi yang tepat dalam teknologi baru.

Pilar yang ketiga yaitu "Transformasi Digital." Presidensi G20 dan transformasi teknologi digital.

Menteri komunikasi dan Informasi Indonesia telah ditunjuk sebagai salah satu Kelompok Kerja Ekonomi Digital di Bali

Tiga isu prioritas yang akan dibahas pada pertemuan G20 nantinya adalah kesehatan yang inklusif, transformasi digital dan transisi energi.

Keberadaaan Digital Economy Task Force G20 bahwa negara negara anggota G20 sepakat teknologi digital merupakan agenda pembangunan secara global.

Australia ingin mengadopsi dan mensukseskan ketiga pilar ini.
Menariknya, Australia menawarkan study untuk ketiga pilar tersebut seperti yang disampaikan MenluAustralia Penny Wong di Bali baru baru ini.

Pemerintah Australia menawarkan jenjang S2 dan S3 (Ph.D) untuk bidang tersebut.

Sepuluh beasiswa akan ditawarkan bagi orang Indonesia untuk mengambil Magister atau PhD di Australia.

Beasiswa akan mencakup peningkatan pengalaman di Australia, kunjungan ke Parlemen dan pertemuan dengan pemerintah tingkat tinggi dan pemimpin industri.

Beasiswa G20 mensuksekan tema “Pulihkan Bersama, Pulihkan Lebih Kuat” ditawarkan untuk periode minimum yang diperlukan bagi individu untuk menyelesaikan program akademik yang ditentukan termasuk pelatihan persiapan.

Tanggal Pembukaan untuk bea siswa ini adakah tanggal 12 Juli 2022 dan penutupan tanggal 12 Agustus 2022.

Bagi yang berminat sudah dapat diajukan dengan proses seleksi berdasarkan aplikasi dan akan dipilih setelah pemeriksaan kelayakan.



Antara Foto/Sigid KurniawanLogo Presidensi G20 Indonesia 2022 terpajang di Bundaran HI, Jakarta Januari 2022.
Proses seleksi meliputi wawancara. Pelamar akan dinilai berdasarkan kompetensi akademik potensial, khususnya kontribusi terhadap hasil pembangunan di Indonesia
Mereka yang terpilih akan diberitahukan paling lambat akhir Oktober 2022.

Pelamar yang berhasil akan diminta untuk menghadiri pra-keberangkatan di Indonesia sebelum belajar di Australia.


Konseling kursus dan briefing dan bea siswa bisa dilihat di,

https://australiaawardsindonesia.org/content/1170/12/g20-recover-together-recover-stronger-scholarships?sub=true

Apakah pertemuan G20 serius pembahasan pilar tersebut, atau lebih banyak masalah Ukraina dan Rusia kita akan melihat nanti.

Kabar baiknya menurut berita VOA awal Juli lalu, Gedung Putih mengatakan, AS bermaksud untuk berpartisipasi tetapi belum mengkonfirmasi apakah Biden akan hadir secara langsung atau virtual.

Dari Inggris Boris Johnson mendesak para pemimpin Barat untuk tidak memboikot. Begitu juga Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan tuan rumah G-7 Kanselir Jerman Olaf Scholz juga mengindikasikan bahwa mereka akan hadir.

Perdana Menteri Italia Mario Draghi mengindikasikan bahwa Jakarta telah meyakinkan para pemimpin Barat bahwa mereka tidak akan duduk di meja yang sama dengan Putin.




Wartawan menonton di layar TV pertemuan Vladimir Putin dan Presiden Indonesia Joko Widodo di Kremlin Moskow, 30 Juni 2022.Foto : VOA Indonesia

“Presiden Widodo mengesampingkannya,” kata Draghi ., dia [Putin] tidak akan datang."
Lucas Myers, seorang analis Asia Tenggara di Wilson Center, mengatakan Jokowi memiliki peluang untuk meningkatkan prestise internasionalnya jika ia melakukan tindakan penyeimbang,” kata Myers kepada VOA.

Joko Widodo mengatakan bahwa Rusia telah setuju untuk membuka jalur laut untuk ekspor gandum Ukraina di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang kekurangan pangan global.

Saatnya Mengukir Sejarah sebagai Pemegang Presidensi G20 2022 bagi Indonesia, "Recover Together, Recover Stronger"

H.Asrul Hoesein
AKTUAL

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Tiga Pilar G20 dan Implementasinya di Bali November 2022", Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/yudiramid0862/62d1889abb44867c47289ef2/tiga-pilar-g20-dan-implentasi-di-bali-nopember?page=all#sectionall

Kreator: YUDI MASRAMID




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Budaya Jepang dan Amerika

13 Cerita Anak-anak yang Menyenangkan Dari Seluruh Dunia

PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI DAN PERANAN MAEDA