Kemerdekaan Indonesia





Sukarno membebaskan Hindia, kartun oleh Marten Toonder



Pejuang revolusioner Jawa (pemoeda) di Jawa, bersenjatakan tombak bambu runcing, parang dan beberapa senapan dari Jepang, 1946 (CC BY-SA 3.0 - Tropenmuseum - wiki)


Senapan mesin pada pertempuran Palembang [foto: Seribu Hari Hindia Belanda]


Sejarah Sumpah Pemuda dan Latar Belakang Lahirnya Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda adalah sebuah kesepakatan yang kuat (sumpah)
oleh para pemuda pada masa penjajahan untuk memperoleh kemerdekaan Indonesia. 

Didekelrasikan dan akhirnya  diperingati setiap tanggal 28 Oktober, karena Sumpah Pemuda pertama kali dibacakan pada  tahun 1928 tanggal 28 Oktober.

Sumpah Pemuda merupakan pengakuan para pemuda dan pemudi Indonesia yang bersumpah satu tanah air, satu bahasa dan satu bangsa yaitu Indonesia. 

Sumpah Pemuda  merupakan hasil rumusan Kongres Pemuda II atau perkumpulan yang dipimpin oleh Pemuda dan Pemudi Indonesia

Sumpah Pemuda.
Kongres Pemuda II diselenggarakan dalam 3 sesi dan di 3 tempat berbeda oleh PPPI (Persatuan Pelajar Indonesia) yang beranggotakan mahasiswa dari seluruh daerah di Indonesia pada waktu itu.

Disitu diwakili berbagai perwakilan organisasi kepemudaan hadir

Di antara lain adalah Jong Batak, Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Celebes, Jong Ambon, Jong Islamieten Bond, dan sebagainya. 

Hadir juga   anak muda asal China, yakni John Lauw Tjoan Hok, Tjoi Djien Kwie, Oey Kay Siang dan Kwee Thiam Hong.

Idenya sendiri berasal dari penyelenggaraan Kongres Pemuda II   PPPI (Persatuan Pemuda  Pelajar Indonesia)

PPPI , sebuah organisasi kepemudaan yang anggotanya mahasiswa di seluruh wilayah Indonesia.

PPPI (Persatuan Mahasiswa Indonesia) Z memulai untuk mengadakan kongres dalam 3 kali pertemuan .

Pertama   berlangsung pada hari Sabtu 27 Oktober 1928 di Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng) dan kedua di KJB (Gedung Katholieke Jongenlingen Bond).

 Sugondo Djojopuspito selaku ketua PPPI berharap dalam sambutannya kongres ini dapat memperkuat semangat pemuda Indonesia.

Setelah itu acara dilanjutkan dengan penjelasan dari Muhammad Yamin tentang hubungan dan makna persatuan dengan anak muda. Muhammad Yamin meyakini bahwa ada lima faktor yang dapat memperkuat semangat persatuan di Indonesia, yaitu bahasa, sejarah, hukum adat, kemauan, dan pendidikan.

Pada hari Minggu tanggal 28 Oktober 1928 diadakan pertemuan kedua  membahas masalah pendidikan. 

Rapat penutup dilaksanakan di Jalan Kramat Raya No.106, tepatnya di Gedung Klub Indonesia, Sunario menjelaskan dalam rapat ini bahwa selain gerakan kepramukaan, juga harus ada demokrasi dan nasionalisme.

Ramelan menjelaskan bahwa gerakan Pramuka tidak dapat dipisahkan dari gerakan nasional. Gerakan pramuka yang dilakukan sejak dini dapat mengajarkan anak untuk menjadi mandiri dan disiplin serta hal-hal lain yang diperlukan dalam pertempuran.

Panitia Kongres Pemuda terdiri dari:

Ketuanya Soegondo Djojopoespito (PPPI) dengan Wakil Ketua : RM Djoko Marsaid (Jong Java)

Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond) dan
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)

Dibantu oleh
Asisten I Djohan Mohammad Tjai (Liga Muda Islam) Asisten II: R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia) Asisten III: Senduk (Sulawesi Muda) Asisten IV: Johanes Leimena (yong Ambon)
Asisten V: Rochjani Su'ud (Pemoeda Kaum Betawi)

Pesertanya adalah Abdul Rachman Abdul Muthalib Sangadji,Purnama Wulan, Abu Hanifah  Soekams, Suharto, Adnan Kapau Gani, Ramelan, Saerun (Keng Po) ,Anta Permana, sahardjo, Amir (Pelayan Hindia) ,Anwari  Sarbinik, Sarmidi Mangunsarkoro ,Assaat  Sartono  Arnold Manonutuc ,Bahder Djohan
,Dalic,Setiawan,Darsa  M.Kartosoewirjo, Sigit (Klub Studi Indonesia)  Sajikan Pantoupe, Djuanda, Shahpuddin Latif, Siti Sundari ,Sjahrial (Penasihat Urusan Pribumi),,Soejono Dj Poeponegoro,halim,M. Djoko Marsid Emma Puradiredja,hamami sukcamto,soukmono,Yusupadi,Jo Tumbuha Sukowati (Dewan Rakyat),Jos Masdanic,kadir,sumarto Golo Karto Sumanang Sunario (PAPI & INPO) Kasman Singodimedjo,Koentjoro Poerbopranoto,Soewadji Prawirohardjo,Surjadi marakusuma,soewirjo,suworo Mohammad Ali Hanafiah,Masmun Rasid suhara,Mohammad Nazifi Mohammad Rumi,sulaeman,Sujono (Dewan Rakyat),Mohammad Tabrani  Suwarni,Tjahija Muhidin (Pasundan),Mohammad Tamzili Van der Plaas (Pemerintah Belanda), Wilopo, Muwardi,Mukarno,Nona Tumble, Rudolf Soepratman

Saat itu, rumusan Sumpah Pemuda ditulis di atas kertas oleh Muhammad Yamin.

Awalnya, sumpah dibacakan oleh Soegondo, yang kemudian dijelaskan panjang lebar oleh Yamin. Pada Kongres Pemuda Kedua isi Janji Pemuda adalah:

PERTAMA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Jangto Blood Jang Satoe, Tanah Indonesia. (Kami putra dan putri Indonesia, menuntut satu sumpah darah, tanah Indonesia).

KEDOEA : Kami adalah Poetera dan Poeteri Indonesia, Bangsa Mengakoe Jang Satoe, Bangsa Indonesia. (Kami putra-putri Indonesia mengaku berbangsa satu, berbangsa Indonesia).

KETIGA : Kami adalah Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng di Persatoean, Indonesia. (Kami putra dan putri Indonesia, pemersatu bahasa, bahasa Indonesia).

Dalam peristiwa bersejarah tersebut, lagu kebangsaan Indonesia diperdengarkan untuk pertama kalinya oleh WR Soepratman.

Dengan mencantumkan lirik yang menegaskan bahwa lagu tersebut adalah lagu kebangsaan Indonesia yaitu Lagu Indonesia Raya yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1928 melalui media cetak surat kabar Sin Po. Pemerintah kolonial Hindia Belanda melarang lagu tersebut, tetapi anak-anak muda Indonesia tetap menyanyikannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Budaya Jepang dan Amerika

13 Cerita Anak-anak yang Menyenangkan Dari Seluruh Dunia

Pembunuh Hewan Langka Untuk Bersenang Senang..Rare Animal Killer For Fun